Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Pembelajaran IPS di SMPMTs secara umumnya masih menggunakan model pembelajaran konvensional dan masih berpusat pada
guru sehingga siswa cenderung pasif. Pendidikan IPS yang diterapkan disekolah sering kali berkesan kurang menarik bahkan membosankan.
Model serta tehnik pengajarannya kurang menarik, biasanya guru memulai pelajaran bercerita, atau bahkan membacakan apa yang tertulis dalam buku
ajar dan akhirnya langsung menutup pelajaran begitu bel akhir pelajaran berbunyi. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi IPS masih rendah.
Berdasarkan hasil pengamatan guru mata pelajaran IPS pada waktu tahun pelajaran 2014 2015 menerangkan bahwa daya serap tingkat pemahaman
siswa atau peserta didik khususnya kelas VII di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat terhadap mata pelajaran IPS masih rendah dari pengamatan guru
selama pembelajaran berlangsung, terlihat bahwa hanya sekitar 45 siswa kelas VII yang mendapat nilai ≥ 70.
9
Hasil tersebut masih jauh dari tingkat keberhasilan siswa dengan kriteria ketuntasan belajar minimal
KKM yaitu 70. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPS karena selama ini guru mengajar menggunakan metode ceramah langsung. Model
Pembelajaran Berbasis Portofolio merupakan alternatif cara belajar siswa aktif CSBA dan cara mengajar guru aktif CMGA. Karena sebelum, selama
dan sesudah proses pembelajaran guru dan siswa dihadapkan pada sejumlah kegiatan
10
. Diharapkan siswa akan mnedapatkan banyak manfaat baik hasil belajar utama maupun hasil pengiring akademik dan sosial.
Model pembelajaran portofolio merupakan suatu bentuk dari praktik belajar, yaitu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk
membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik. Praktik belajar ini menjadi program
pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi
9
Informasi dari Drs. H. Ahmad Mulyadi, Wakil Kepala Sekolah Bidang ISMUBA Selaku Guru Bidang Studi IPS Kelas VII SMP Muhammadiyah 17 Ciputat, Penelitian Bulan Februari,
2015
10
Arnie Fajar, Portofolio dalam Pembelajaran IPS, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, cet ke 5, h.4
siswa, belajar menilai, dan mempengaruhi kebijakan umum, memberikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan antar siswa, antar sekolah, dan
antar anggota masyarakat
11
. Trianto menyebutkan bahwa Portofolio lebih dari sekadar folder
penyimpanan hasil karya peserta didik. Portofolio lebih dari sekadar map penyimpanan hasil karya siswa yaitu Portofolio berisi
sampel
terpilih dari
karya-karya peserta
didik untuk
memperlihatkan perkembangan dan pertumbuhan siswa dalam mencapai tujuan kurikulum tertentu
12
. Sebagai suatu inovasi, model pembelajaran berbasis portofolio
tidak memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah guru laksana botol kosong yang diisi dengan ilmu pengetahuan. Melalui model pembelajaran
berbasis portofolio siswa diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya Learning To Do dengan
meningkatkan interaksi dengan lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial, mapun budaya, sehingga mampu membangun pemahaman dan
pengetahuannya terhadap dunia di sekitarnya Learning To Know. Diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya itu dapat membangun
pengetahuan dan kepercayaan dirinya Learning To Be. Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi
Learning To Live Together akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran
terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup. Dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Portofolio Based Learning pada pokok bahasan ini seluruh hasil karya siswa dapat direfleksi dalam portofolio sehingga setiap pertemuan dapat
dilihat perkembangannya dan juga diharapkan dapat menjadikan siswa aktif. Karena Ilmu Pengetahuan Sosial IPS sebagai mata pelajaran yang
pada hakikatnya merupakan suatu integrasi utuh dari disiplin ilmu-ilmu
11
Azhar Fakhri Khalid, Penerapan Model Pembelajaran Portofolio Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Pada Kelas XI Akuntansi di SMP Nusantara Ciputat, Skripsi pada
Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: 2013 Nim 108015000095.
12
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, h. 276-277
sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk tujuan pendidikan. Artinya, berbagai tradisi dalam ilmu sosial termasuk konsep, struktur, cara
kerja ilmuwan sosial, aspek metode maupun aspek nilai yang dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial, dikemas secara psikologis,
pedagogis, dan sosial-budaya untuk kepentingan pendidikan. IPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lain sebagai pendidikan
disiplin ilmu, yakni kajian yang bersifat terpadu Integrated,
Interdisipliner, Multidimensional bahkan Cross-Disiplinary. Mata Pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi,
dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung
jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara
sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.
Seorang guru harus menentukan ranah domain dan tingkatanya Level dimana yang harus dicapai para siswa. Setiap ranah merefleksikan
seperangkat kepercayaan dan asumsi mengenai bagaimana siswa belajar dan berperilaku. Setiap ranah menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dari
mulai tingkatan yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Pengajaran IPS bersumber dari masyarakat yang meliputi Pertumbuhan,
Perkembangan, dan Kemajuan kehidupan termasuk segala aspek dengan Permasalahannya. Dengan demikian, pengajaran IPS tidak akan kehabisan
materi untuk dibahas dan dipermasalahkan. Materi tersebut bukan hanya apa yang terjadi hari ini, melainkan juga yang telah terjadi pada masa
lampau, dan lebih jauh pada masa yang akan datang. Ditinjau dari lingkup wilayahnya, meliputi apa yang terjadi setempat secara lokal, nasional,
regional sampai ke tingkat global. Hal tersebut jadi perhatian dan lahan garapan pengajaran IPS. Oleh karena itu, kita selaku guru IPS harus
memperhitungkan dan mengatisipasinya. Karena pembelajaran berbasis portofolio Portofolio Based Learning ini merupakan suatu model
pembelajaran alternatif yang sangat efektif dan efisien, diharapkan mampu melibatkan peserta didik dalam keseluruhan proses pembelajaran dari
keseluruhan aspek kognisi, afeksi, dan psikomotor, baik secara fisik maupun mental, serta melibatkan semua pihak dalam pembelajaran
sehingga peserta didik memiliki kebebasan berpikir, berpendapat, aktif dan kreatif dan membentuk perubahan konsep berpikir seperti suatu inovasi
pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik dalam memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik
empirik. Praktik belajar ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab dan partisipasi siswa, belajar
menilai dan mempengaruhi kebijakan umum, memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan antar siswa, antar sekolah dan antar anggota
masyarakat. Model Pembelajaran portofolio merupakan salah satu landasan
teori pendidikan modern konstruktivisme, karena pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka
lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Menurut Yager, dalam buku Arnie Fajar, Penerapan kostruktivisme dalam pembelajaran, berarti
menempatkan siswa pada posisi sentral dalam keseluruhan program pembelajaran
13
. Pembelajaran Berbasis Portofolio dapat juga dikatakan sebagai
upaya mendekatkan siswa kepada objek yang dibahas. Pengajaran yang menjadikan materi pelajaran yang dibahas secara langsung dihadapkan
kepada siswa atau siswa secara langsung mencari informasi tentang hal yang dibahas kealam atau masyarakat sekitarnya. Pada hakikatnya dengan
Pembelajaran Berbasis Portofolio, disamping memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran, siswa juga memperoleh
13
Arnie Fajar, Portofolio dalam Pembelajaran IPS, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, cet ke 5, h. 43
pengalaman atau terlibat secara mental. Pengalaman fisik dalam arti melibatkan
siswa yaitu
mempertemukan siswa
dengan objek
pembelajaran. Pengalaman mental dalam arti memperhatikan informasi awal yang telah ada pada diri siswa, dan memberikan kebebasan kepada
siswa untuk menyusun merekonstuksi sendiri-sendiri informasi yang diperolehnya
14
. Dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Portofolio Based Learning pada pokok bahasan ini seluruh hasil karya siswa dapat direfleksi dalam portofolio sehingga setiap pertemuan dapat
dilihat perkembangannya dan juga diharapkan dapat menjadikan siswa aktif.
Berdasarkan penjelasan diatas, Maka dari itu penulis merasa perlu mengadakan suatu penelitian untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dan kendala-kendalanya dengan judul “Aplikasi Model Pembelajaran IPS Terpadu Berbasis Portofolio Portofolio Based Learning
di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat Tangerang Selatan.