73
di pasar internasional. Sehingga harga yang terjadi merupakan hasil tawar- menawar dengan pembeli di luar negeri.
Kerjasama antar lembaga tataniaga yang terjadi mulai dari tingkat petani sampai pedagang kabupaten untuk komoditi kayu manis sampai dengan
pengambilan sampel dinilai cukup berjalan dengan baik. Pelaku-pelaku pemasaran sudah menjalin kerjasama cukup lama dan baik. Petani berlangganan
dengan pedagang pengumpul dan pedagang kabupaten untuk mengurangi biaya pengangkutan dan tidak perlu melakukan pencarian pasar lagi. Bahkan ada
pedagang yang meminjam modal kepada petani, karena sudah saling percaya antara kedua belah pihak. Selain itu, diharapkan juga eksportir bisa membantu
dalam hal keterbatasan modal di tingkat petani, maupun pedagang perantara dan pedagang besar sehingga sistem tataniaga tetap bisa berjalan dan lebih efisien.
6.5. Kinerja Pasar
Kinerja pasar sangat dipengaruhi oleh struktur dan perilaku pasar. Indikator yang dijadikan ukuran untuk menilai kinerja pasar yaitu
1. Efisiensi operasional, merupakan ukuran dari biaya minimum biaya
pemasaran untuk mendistribusikan produk dari produsen ke konsumen. Hal ini dapat dinilai menggunakan margin pemasaran dan
farmer’s share. 2.
Efisiensi harga, menyangkut ukuran keterkaitan harga dalam distribusi
produk yang dapat dianalisis dengan menganalisis keterpaduan pasar.
6.5.1. Margin Tataniaga
Marjin tataniaga merupakan perbedaan harga yang dibayar oleh konsumen dengan harga yang diterima oleh petani. Marjin tataniaga ini terdiri dari
dua komponen yaitu biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran. Perbedaan harga jual dari lembaga yang satu dengan lembaga yang lain sampai ke tingkat
konsumen akhir disebabkan karena adanya perbedaan kegiatan dari setiap lembaga. Analisis marjin tataniaga ini digunakan untuk melihat tingkat efisiensi
teknis tataniaga kayu manis di Kabupaten Kerinci. Hasil analisis margin dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 14.
Harga jual petani kayu manis bervariasi di beberapa saluran tataniaga di Kabupaten Kerinci. Hal ini dikarenakan harga yang terbentuk ditentukan proses
74
tawar menawar yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu juga dipengaruhi oleh biaya yang dikeluarkan karena fungsi tataniaga yang dilakukan oleh masing-
masing lembaga tataniaga kayu manis. Harga yang digunakan dalam perhitungan margin tataniaga adalah harga rata-rata, baik itu harga jual maupun harga beli.
Harga berbeda di setiap saluran meskipun tingkatan lembaganya sama, misalnya terjadi perbedaan harga jual di tingkat petani. Harga jual di tingkat petani
bervariasi mulai dari Rp 5500,00kg-Rp 6.000,00kg. Biaya pemasaran yang digunakan adalah biaya rata-rata yang digunakan
masing-masing lembaga. Pada umumnya masing-masing lembaga menjalankan fungsi yang sama, sehingga jenis biaya yang dikeluarkan juga sama. Petani
mengeluarkan biaya pemasaran untuk panen dan pasca panen. Sedangkan komponen dari biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang meliputi biaya
tenaga kerja panen, sortasi dan grading, pengemasan dan pengangkutan, penyusutan, dan transportasi. Komponen biaya yang dikeluarkan oleh eksportir
adalah biaya grading dan sortasi, penyusutan, pengemasan, biaya pengiriman dokumen, biaya ekspedisi, biaya Terminal Handling Cost, biaya asuransi, dan
biaya AECI. Biaya Terminal Handling Cost merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memuat kayu manis ke atas kapal. Biaya pengiriman dokumen merupakan
biaya yang dikeluarkan terkait dengan pengiriman dokumen ke pihak importir yang berada di luar negeri. Baik harga maupun biaya dinilai dengan satuan Rpkg
untuk mempermudah perhitungan. Keuntungan pemasaran merupakan selisih antara harga jual dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lembaga-
lembaga dalam rantai tataniaga. Pada saluran Ia, Ib, IIb, dan saluran III petani mengeluarkan biaya
pemasaran, sedangkan saluran Ia petani tidak mengeluarkan biaya pemasaran karena petani melakukan semua kegiatan pasca panen sendiri tenaga kerja
keluarga. Sedangkan untuk pedagang baik itu pedagang pengumpul maupun pedagang kabupaten akan mengeluarkan biaya pemasaran juga, namun pada
saluran I pedagang pengumpul desa tidak mengeluarkan biaya pemasaran karena pedagang ini hanya berfungsi sebagai perantara anatara petani dengan pedagang
kecamatan.
75
Tabel 14. Analisis Margin Tataniaga Kayu Manis pada Bulan Februari 2012 di
Kabupaten Kerinci, Jambi
Keterangan Saluran Ia
Saluran Ib Saluran IIa
Saluran IIb Saluran
III Rpkg
Rpkg Rpkg
Rpkg Rpkg
PETANI
Biaya Pemasaran 900,00
800,00 800,00
900,00 Harga Jual
5.500,00 5.500,00
5.750,00 5.750,00
6.000,00 PPD
Harga Beli 5500,00
5.500,00 Biaya Pemasaran
112,50
162,50 Keuntungan
137,50 337,50
Margin 250,00
500,00 Harga Jual
5.750,00 6.000,00
PPK
Harga Beli 5.750,00
5.750,00 5.750,00
Biaya Pemasaran 165,00
230,00 230,00
Keuntungan 335,00
270,00 4.020,00
Margin 500,00
500,00 4.250,00
Harga Jual 6.250,00
6.250,00 10.000,00
PBK
Harga Beli 6.250,00
6.000,00 6.250,00
6.000,00 Biaya Pemasaran
388,75 483,75
480,00 545,00
Keuntungan 611,25
516,25 770,00
955,00 Margin
1.000,00 1.000,00
1.250,00 1.500,00
Harga Jual 7.250,00
7.000,00 7.500,00
7.500,00 EKSPORTIR
Harga Beli 7.250,00
7.000,00 7.500,00
7.500,00 Biaya Pemasaran
2196,50 2.196,50
2.196,50 2.196,50
Keuntungan 1.554,00
1.803,50 1.304,00
1.303,50 Margin
3.750,00 4.000,00
3.500,00 3.500,00
Harga Jual 11.000,00
11.000,00 11.000,00
11.000,00
Total Biaya 2.862,75
3.742,75 3.706,50
1.030,00 3.641,50
Total Keuntungan 2.637,75
2.657,00 2.344,00
4.020,00 2.259,00
Total Margin
5.500,00 5.500,00
5.250,00 4.250,00
5.000,00 Sumber : Data Primer 2012 diolah
76
Dari hasil perhitungan margin tataniaga kayu manis di Kabupaten Kerinci maka perhitungan margin dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan tujuan
akhir dari kayu manis yaitu saluran yang tujuan akhir penjualan kayu manisnya adalah importir luar negeri dan yang kedua adalah pabrik pengolahan sirup kayu
manis Kerinci. Saluran yang tujuan akhir penjualannya adalah eksportir meliputi saluran Ia, saluran Ib, saluran IIa, dan saluran III, sementara saluran yang tujuan
akhirnya pabrik sirup kayu manis adalah saluran IIb. Pengelompokan ini digunakan untuk mempermudah membandingkan margin tataniaga untuk melihat
saluran yang lebih efisien. Pada saluran yang tujuan akhir penjualannya ke pasar luar negeri
didapatkan total margin yang paling tinggi yaitu saluran Ia, saluran Ib, saluran IIa, dan saluran III. Margin tataniaga yang didapatkan oleh pedagang perantara
dari harga jual pada tingkat ekaportir pada saluran Ia dan Ib adalah sebesar 50 persen, margin tataniaga saluran IIa yaitu 48 persen, dan saluran III mendapatkan
margin sebesar 45 persen. Hal ini menunjukkan bahwa selisih harga yang diterima petani dengan yang dibayar oleh konsumen luar negeri ataupun importir jauh
berbeda. Hal ini disebabkan karena para eksportir mampu memberikan nilai tambah terhadap produk dan menjadikannya bernilai sebagaimana yang
diinginkan oleh pasar luar negeri. Selain itu tingginya perbedaan tersebut disebabkan juga karena mengingat biaya yang dikeluarkan oleh eksportir untuk
memberikan nilai tambah terhadap produk tersebut juga tinggi dan tentunya eksportir berusaha untuk mengimbangkan anatara pengeluaran dan keuntungan
yang diinginkan. Saluran yang produk akhirnya dijual ke pabrik sirup kayu manis margin
tataniaganya sebesar 42,5 persen, yang menunjukkan bahwa selisih harga yang terjadi cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena pabrik yang melakukan pembelian
kayu manis memilih kayu manis denga kualitas terbaik, sehingga harga yang diterapkan oleh pedagang pengumpul kecamatan lebih tinggi daripada penjualan
kepada pedagang kabupaten. Total biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga tataniaga kayu
manis di Kabupaten Kerinci secara urut dari yang tertinggi adalah saluran Ib,
77
saluran IIa, saluran III, dan saluran Ia. Biaya tataniaga pada saluran Ib adalah Rp 3742,75, saluran IIa sebesar Rp 3706,50, saluran III sebesar Rp 3.641,50, dan
saluran I sebesar Rp 2862,75. Rendahnya biaya tataniaga yang dikeluarkan oleh saluran I karena petani pada saluran ini tidak mengeluarkan biaya pascapanen
karena hanya menggunakan tenaga kerja keluarga dan pedagangnya hanya bersifat sebagai perantara antara petani dengan pedagang kecamatan. Saluran IIb
mengeluarkan biaya pemasaran sebesar Rp 1030,00. Biaya yang dikeluarkan pada saluran ini adalah berasal dari petani dan pedagang kecamatan.
Keuntungan pemasaran yang didapatkan oleh lembaga yang menjual produknya sampai ke eksportir dapat diurutkan yaitu saluran dengan keuntungan
yang terbesar adalah saluran Ib, saluran Ia, saluran IIa, dan saluran III. Pada saluran Ia total keuntungan yang didapat adalah sebesar 23,98 persen, pada
saluran Ib sebesar 24,15 persen, saluran IIa dan saluran III sebesar 21 persen. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan yang didapatkan masing-masing lembaga
tidak jauh berbeda. Sedangkan pada saluran IIb keuntungan yang diperoleh yaitu sebesar 40 persen. Hal ini menunjukkan bahwa saluran tataniaga yang menjual
hasil ke pabrik sirup kayu manis lebih menguntungkan daripada penjualan ke eksportir. Namun, pabrik sirup kayu manis di Kabupaten Kerinci belum mampu
menampung kayu manis yang ada, karena permintaan terhadap sirup kayu manis masih tergolong kecil dan pasarnya masih baru.
6.5.2 Farmer’s Share