Karakteristik Petani Responden GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

48 utama, pilihan bekerja di sektor pertanian masih mendominasi pasar kerja di Kab. Kerinci, yaitu sekitar 61,30 persen pada tahun 2009, yang diikuti oleh sektor perdagangan 13,94 persen, sektor jasa 12,80 persen, dan sektor industri hanya 1,71 persen. Ditinjau dari tingkat pendidikan, lebih dari 48 persen penduduk yang bekerja adalah berpendidikan SD dan belum tamat SD, 19,81 persen tamat SLTP, 20,45 persen tamat SLTA, dan hanya 7,75 persen tamat perguruan tinggi. Sedangkan pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja tahun 2009 didominasi oleh tamatan Perguruan Tinggi. Tabel 8. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan Persentase Tidak sekolah Tidak Tamat SD SD SMPSederajat SMASederajat Perguruan Tinggi 3.83 23.42 24.74 19.81 20.45 7.75 Total 100 Sumber : BPS Kabupaten Kerinci, 2009

5.2. Karakteristik Petani Responden

Metode pengumpulan data dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan jumlah produksi, luas lahan, jumlah petani, dan akses ke tempat penelitian. Sampel yang diambil sebanyak 30 orang dari seluruh Kabupaten Kerinci. Karakteristik yang diperhatikan adalah umur, tingkat pendidikan, penglaman usahatani, dan luas lahan. Karakteristik petani responden kayu manis di Kabupaten Kerinci dapat dilihat pada tabel 8. 49 Tabel 8. Karakteristik Petani Responden di Kabupaten Kerinci UMUR Umur tahun Jumlah orang Persentase 25 – 35 4 13,3 36 – 45 6 20 46 – 55 11 36,67 56 – 65 5 16,67 66 – 70 1 3,33 70 3 10 TINGKAT PENDIDIKAN Tingkat Pendidikan Jumlah orang Persentase Tidak Tamat SD - Tamat SD 15 50 Tamat SMP 9 30 Tamat SLTA Sederajat 5 16,67 D1 D2 D3 S1 S2 1 3,33 PENGALAMAN USAHATANI Pengalaman usahatani tahun Jumlah orang Persentase 10 5 16,67 11 – 20 8 26,67 21 – 30 7 23,33 31 – 40 6 20 40 4 13,33 LUAS LAHAN Kepemilikan Lahan ha Jumlah orang Persentase ≤ 0,5 2 6,67 0,5 x ≤ 1 8 26,67 1 x ≤ 2 9 36,67 2 11 36,67 Sumber : Data Primer 2012 diolah Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa umur petani kayu manis tersebar dari 25 tahun sampai 70 tahun ke atas. Rata-rata petani yang mengusahakan tanaman kayu manis berumur 46-55 tahun. Pada umumnya petani hanya lulusan SD yaitu sebanyak 15 orang dari 30 responden, dan sembilan orang adalah lulusan SMP. Walaupun hanya lulusan SD, namun pengalaman petani tersebut sudah 50 cukup lama bertanam kayu manis, lebih dari 25 orang sudah bertanam kayu manis lebih dari 10 tahun. Rendahnya tingkat pendidikan petani akan mempengaruhi produktivitasnya dan keterbukaan dalam menerima transfer teknologi. Hal ini dapat dilihat dari budaya dari petani kayu manis itu sendiri dimana mereka tetap melakukan budidaya secara individu tanpa ada kesadaran untuk berkelompok. Petani berpikir bahwa bekal pengalaman saja sudah cukup untuk membudidayakan kayu manis. Pola pikir yang masih tradisional tersebut membuat penyuluh sulit untuk memberikan pemahaman-pemahaman baru kepada petani. Mengingat tanaman kayu manis adalah tanaman tahunan dan tentu saja akan dipetik hasilnya dalam waktu cukup lama, sehingga banyak petani yang menanam kayu manis sebagai investasi untuk hari tua. Oleh karena itu tak heran jika 11 dari petani responden memiliki lahan lebih dari dua hektar. 5.3. Karakteristik Pedagang Responden Pedagang yang terlibat dalam tataniaga kayu manis di Kabupaten Kerinci adalah pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul kecamatan, dan pedagang besar kabupaten. Pedagang yang diwawancarai adalah empat orang pedagang pengumpul desa, delapan orang pedagang pengumpul kecamatan, dan delapan orang pedagang besar kabupaten. Karakteristik pedagang kayu manis di Kerinci dapat di lihat pada tabel 9. Rata-rata para pedagang kayu manis di Kabupaten Kerinci berumur 41 tahun ke atas yaitu 16 orang dari 20 pedagang ressponden. Sedangkan pengalaman berdagangnya pada umumnya adalah lebih dari 6 tahun. Satu orang pedagang besar kabupaten yang berdagang kurang dari lima tahun merupakan pedagang yang melanjutkan usaha keluarga yang selama ini sempat terhenti. Pengalaman berdagang yang sudah cukup lama ini mengindikasikan bahwa pedagang bisa saja sudah memilki berbagai macam kerjasama, baik itu dengan petani, pedagang lain, maupun dengan eksportir. Pengalaman usaha ini juga dapat memperkuat kerjasama karena adanya saling percaya antara kedua belah pihak. Eksportir yang menjadi responden merupakan ssalah satu dari eksportir kayu manis di Sumatera Barat. Data untuk eksportir ini diperoleh melalui wawancara dengan AECI Asosiasi Eksportir Cassiavera Indonesia. perusahaan 51 eksportir tersebut bernama PT. Rempah Sari yang sudah beroperasi lebih dari 30 tahun. Tabel 9. Karakteristik Pedagang Responden di Kabupaten Kerinci Karakteristik Pedagang Pengumpul Desa Pedagang Pengumpul Kecamatan Pedagang Besar Kabupaten Eksportir Jumlah Jumlah Jumlah Jumla h Umur 40 Tahun 1 25 2 25 1 12,5 41 – 50 Tahun 1 25 2 25 3 37,5 50 Tahun 2 50 4 50 4 50,0 1 100 Pengalaman Berdagang – 5 Tahun 1 25 1 12,5 6 – 10 Tahun 1 25 2 25,0 3 37,5 10 Tahun 2 50 6 75,0 4 50,0 1 100 Sumber : Data Primer 2012 diolah

5.4. Gambaran Umum Usahatani Kayu Manis di Kabupaten Kerinci