Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian
7
posisi tawar yang lemah dan peran pedagang lebih menonjol sehingga mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan petani.
Pada umumnya petani menjual kayu manis kepada para pedagang, baik itu pedagang pengumpul maupun pedagang besar. Petani menjual kayu manis dalam
bentuk kulit baik dalam keadaan basah maupun kering, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa petani hanya mampu menjual kayu manis dalam bentuk produk
primer, belum melakukan pengolahan. Terbatasnya kemampuan petani dalam pengembangan produk olahan kayu manis mengakibatkan petani hanya
mendapatkan keuntungan yang kecil dari hasil penjualan. Pengolahan lebih banyak dilakukan oleh para eksportir untuk memenuhi permintaan pasar luar
negeri seperti permintaan dari Amerika, Jepang, Jerman, Belanda, Belgia, Venezuella, Hungaria, Mexiko, Yunani, Kanada, dan Singapura Pada tahun 2005
komposisi ekspor sebagian besar dalam bentuk kayu manis 95 persen dan sisanya berupa bubuk kayu manis Towaha dan Indriati, 2008. Oleh karena itu,
eksportir merupakan pihak yang menerima share yang terbesar dari pemasaran kayu manis ke luar negeri.
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah
1. Bagaimana pola saluran tataniaga kayu manis, fungsi tataniaga, serta
lembaga yang terlibat dalam tataniaga kayu manis di Kabupaten Kerinci? 2.
Bagaimana struktur, perilaku, dan keragaan pasar dalam tataniaga kayu manis di Kabupaten Kerinci ?
3. Bagaimana efisiensi operasional dan efisiensi harga pada sistem tataniaga
kayu manis di Kabupaten Kerinci?