11
begitu tebal sehingga dapat menggulung dengan baik. Hanya saja tanaman umur 6-12 tahun masih rendah kandungan minyaknya. Kandungan minyak yang tinggi
diperoleh dari tanaman berumur lebih dari 15 tahun. Saat panen terbaik ditandai oleh warna daun yang sudah menjadi hijau tua. Tanaman yang sudah berdaun
demikian biasanya sudah cukup banyak aliran getah diantara kayu kulit sehingga kulit mudah terkelupas. Selain dengan memperhatikan warna daun, tanda-tanda
pada tanaman sebagai petunjuk bahwa kulit sudah terkelupas adalah mulai tumbuhnya pucuk baru Rismunandar dan Paimin, 2001.
2.2.2. Persiapan Lahan dan Penanaman
Kayu manis dapat tumbuh di dalam semak belukar tanpa pemeliharaan yang intensif. Namun untuk mendapatkan tanaman dengan hasil yang optimal
tentu perlu dilakukan persiapan lahan. Biasanya, lahan dibersihkan dari kayu-kayu dan rumput-rumputan liar atau gulma.
Setelah lahan dibersihkan, lalu dipersiapkan lubang tanam pada jarak tanam yang diinginkan. Pada penanaman kayu manis dengan sistem monokultur,
jarak tanam yang digunakan petani biasanya cukup rapat, dengan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m. Namun dengan menerapkan sistem tanam monokultur ini maka petani
harus melakukan penjarangan, yaitu pada umur 6 tahun dan 10 tahun. Pada sistem tanam tumpang sari lahan juga ditanami dengan tanaman jenis lain sambil
menunggu kayu manis menghasilkan. Jenis tanaman yang umumnya digunakan sebagai tumpang sari dengan kayu manis antara lain palawija, sayur, buah, kopi,
dan cengkeh. Untuk penanaman sistem tumpang sari, jarak tanamnya harus lebih lebar. Jarak tanam yang dapat digunakan adalah 2 m x 2 m; 2,5 m x 2,5 m; 3 m x
3 m; 4 m x 4 m; dan 5 m x 5 m. Penggunaan jarak tanam ini tergantung pada jenis tanaman lain yang akan ditanam Rismunandar dan Paimin, 2001.
2.2.3. Pemeliharaan
Kayu manis tumbuh di hutan tropis dan beradaptasi sangat baik dengan semak belukar. Pemeliharaan kayu manis tidak terlalu sulit, apalagi kalau di
tumpang sari dengan tanaman palawija lainnya. Pada umur lima tahun ranting- ranting paling bawah diambil untuk mempercepat pertumbuhan ke atas agar
12
batang menjadi cepat tinggi. Dari bagian batang inilah akan diperoleh kulit kayu manis dengan golongan KM dan KF kulit batang yang dipanen pada usia lebih
dari 20 tahun.
2.2.4. Pemanenan
Panen kayu manis ditandai oleh warna daun yang sudah menjadi hijau tua dan tumbuhnya pucuk baru. Jika tanaman sudah mempunyai tanda-tanda tersebut
biasanya sudah cukup banyak aliran getah diantara kayu dan kulit sehingga kulit mudah terkelupas dan segera dapat dipanen. Kayu manis yang diperdagangkan
adalah dalam bentuk kulit kering, sehingga waktu yang baik untuk memanen atau menguliti tanaman kayu manis adalah menjelang musim hujan agar setelah panen
kulit kayu dapat langsung dijemur. Umur panen sangat mempengaruhi produksi kulit kayu manis. Semakin
tua umur tanaman maka hasil kulit kayunya akan lebih tebal sehingga produksinya pun akan lebih tinggi. Untuk mendapatkan kualitas kulit kayu manis
dalam bentuk stick, umur ideal untuk dipanen adalah 6-12 tahun. Hal ini disebabkan kulit tanaman belum begitu tebal sehingga kulit kayu dapat
menggulung dengan baik. Jika ditinjau dari kandungan minyak atsiri, makin tua umur tanaman maka kandungan minyak atsirinya makin tinggi pula, tanaman
kayu manis berusia 20 tahun memiliki kandungan minyak atsiri sebesar 3- 4,5. Sistem panen sangat menentukan mutu kulit kayu manis yang dihasilkan,
bila cara panen kurang benar maka mutu kayu manis akan turun. Ada empat sistem panen yang biasanya digunakan, yaitu:
a. Sistem tebang sekaligus Sistem ini sangat umum dilakukan petani kulit manis. Caranya dengan
memotong langsung tanaman sehingga dekat tanah, setelah itu dikuliti. b. Sistem situmbuk
Cara panen ini dilakukan oleh petani di daerah Situmbuk, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Pada sistem ini, sekitar
dua bulan sebelum batang kayu manis ditebang, kulit batang tanaman dikupas melingkar mulai pada ketinggian 5 cm dari pangkal batang hingga 80 sampai
100 cm. Selanjutnya baru tanaman tersebut ditebang pada ketinggian 5 cm dari
13
pangkal batang. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan tunas baru yang dapat dijadikan bibit.
c. Sistem batang dipukuli sebelum ditebang Sistem ini dikembangkan oleh petani di daerah Sungayang, Kabupaten Tanah
Datar, Sumatera Barat. Caranya yaitu dengan memukuli kulit batang secara melingkar agar kulit yang diperoleh lebih tebal. Pemukulan batang dilakukan
dua bulan sebelum tanaman dikuliti. Benda atau alat yang digunakan sebagai pemukul harusnya benda keras seperti pemukul dari kayu.
d. Sistem Vietnam Pada sistem ini dilakukan pengupasan kulit membentuk persegi panjang
dengan ukuran 10 cm x 30 cm atau 10 cm x 60 cm. Pengupasan kulit ini secara berselang-seling sehingga tampak seperti gambar kotak papan catur.
Rismunandar dan Paimin, 2001. Teknis pengupasan tanaman kayu manis dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Pengupasan kulit batang
Kulit batang kayu manis dikupas dengan menggunakan alat khusus terbuat dari besi yang dibengkokkan pada bagian ujungnya, disebut penganit. Kulit batang
dikupas mulai dari bagian bawah dengan panjang sekitar 120 cm. Pengupasan biasanya dilakukan setelah ditebang dan terlebih dahulu batang dikikis agar
bersih dari kotoran dan lumut. Setelah dikupas dari batangnya, permukaan kulit kayu manis harus dibersihkan lapisan kulit terluarnya menggunakan peraut
sampai kulit kayu manis berwarna kemerahan. 2.
Pengupasan kulit dahan dan kulit ranting Kulit dahan dan ranting dikupas setelah tanaman ditebang. Setelah itu, tanaman
yang sudah ditebang itu dibiarkan selama dua minggu, agar semua bagian dahan dan ranting dapat dikupas dengan mudah. Sebelum dikupas, dahan dan
ranting dikerok dengan pisau untuk membersihkan lumut dan kerak
2.2.5. Pascapanen