Praktek Pembelian dan Penjualan

69

6.4. Perilaku Pasar

Perilaku pasar adalah strategi produksi dan konsumsi dari lembaga tataniaga dalam struktur pasar tertentu yang meliputi kegiatan pembelian, penjualan, penentuan harga serta kerjasama antar lembaga tataniaga.

6.4.1. Praktek Pembelian dan Penjualan

Sistem tataniaga kayu manis di Kabupaten Kerinci melibatkan beberapa lembaga dalam proses pembelian dan penjualan. Proses pemasaran dimulai dari petani hingga akhirnya nanti sampai di tangan eksportir yang melakukan pengolahan hasil. Petani melakukan proses penjualan dengan tiga cara yaitu menjual kepada pedagang pengumpul desa, menjual ke pedagang pengumpul kecamatan, dan menjual langsung ke pedagang besar kabupaten. Setelah barang tersebut sampai di tangan pedagang kabupaten, barang tersebut dijual kepada eksportir di berbagai daerah dianatanya Padang, Jakarta, Jambi, Lampung, Medan, dan Surabaya. Selain dijual kepada eksportir ada juga kayu manis yang dijual dari petani ke pedagang pengumpul kecamatan dan selanjutnya dijual kepada pabrik pengolahan sirup kayu manis di Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci. Petani menjual hasil panen kayu manisnya ke pedagang langganannya, tapi tidak ada kontrak yang mengikat sehingga petani sewaktu-waktu nantinya juga bisa menjual ke pedagang lain yang dinilai yang lebih menguntungkan. Hal yang sama juga berlaku untuk pembelian dan penjualan dari pedagang pengumpul ke pedagang kabupaten, dan pedagang kabupaten ke eksportir. Hal ini dinilai lebih efektif, karena jika menjual atau membeli kepada langganan transaksinya lebih gampang dan lebih cepat apalagi dengan adanya saling percaya diantara dua belah pihak. Pedagang pengumpul desa pada umumnya lebih bersifat seperti spekulan atau perantara antara petani dan pedagang pengumpul kecamatan, sehingga mengambil keuntungan dari perbedaan harga di tingkat petani dan pedagang pengumpul kecamatan. Petani biasanya menjual kepada pedagang pengumpul desa karena biasanya mereka menjual dengan jumlah sedikit dan karena mereka membutuhkan uang kas secara cepat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pedagang pengumpul kecamatan biasanya menjemput kayu manis yang akan dibelinya ke 70 lokasi pedagang pengumpul desa. Biasanya pedagang ini menggunakan mobil “pick up” sebagai sarana transportasi. Penjualan dari pedagang besar kabupaten ke eksportir biasanya menggunakan truk yang kapasitasnya 10-13 ton. Kuota ini bisa lebih dan bisa saja kurang jika tergantung kepada produksi kayu manis dan permintaan dari eksportir itu sendiri. Biasanya pedagang besar kabupaten bisa mengirim ke eksportir dua truk tiap minggu. Eksportir yang paling banyak dituju adalah eksportir Padang, sementara untuk eksportir lain hanya sebagian kecil saja. Pedagang kabupaten yang menjual selain ke Padang merupakan pedagang kabupaten yang mencoba untuk memperluas pasar, agar tidak terjadi kejenuhan pasar eksportir Padang.

6.4.2. Sistem Penentuan Harga