81
Saluran III mendapatkan nilai total rasio keuntungan dan biaya sebesar 0,82. Pedagang kabupaten mengeluarkan biaya sebesar Rp 545,00 dan
mendapatkan keuntungan sebesar Rp 955,00. Eksportir mengeluarkan biaya sebesar Rp 2.196,59kg dan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1.803,5kg.
Sedangkan saluran yang menjual kayu manis ke pabrik sirup kayu manis mendapatkan nilai total ratio keuntungan dan biaya sebesar 17,48. Pedagang
pengumpul kecamatan mengeluarkan biaya sebesar Rp 230,00 dan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 4.020,00. Jika dibandingkan kedua kelompok saluran ini
tentu saja saluran yang dinilai lebih efisien adalah saluran yang menjual ke pabrik sirup kayu manis.
6.5.4. Efisiensi Tataniaga
Sistem tataniaga yang efisien akan tercipta apabila seluruh lembaga tataniaga memperoleh kepuasan dengan adanya aktivitas tataniaga tersebut.
Berikut ini nilai efisiensi tataniaga pada masing-masing saluran tataniaga kayu manis di Kabupaten Kerinci :
Tabel 17 . Nilai Efisiensi Tataniaga Kayu Manis di Kabupaten Kerinci
Saluran Tataniaga
Harga RpKg
Total Biaya
RpKg Margin
Farmer’s Share
KeuntunganBiaya Volume
kg
Ia 11.000
2.862,75 50,00
50,00 1,01
265 Ib
11.000 3.742,75
50,00 50,00
0,93 5.600
Iia 11.000
3.706,50 48,00
52,00 0,81
21.850 Iib
10.000 1.030,00
42,50 57,50
17,48 600
III 11.000
3.641,50 45,00
55,00 0,82
72.000 Sumber : Data Primer 2012 diolah
Berdasarkan tabel diketahui bahwa saluran pemasaran kayu manis di Kabupaten Kerinci yang paling efisien dapat ditinjau dari beberapa poin analisis
diantaranya margin tataniaga, farmer’s share, dan rasio keuntungan terhadap
biaya. Pada kelima saluran tersebut dapat dilihat bahwa tataniaga kayu manis di Kabupaten Kerinci belum berjalan dengan efisien, hal ini dapat dilihat dari nilai
farmer’s share yang rendah.
82
Pada saluran tataniaga kayu manis di Kabupaten Kerinci didapatkan bahwa semua saluran yang tujuan akhirnya adalah pasar luar negeri tidak efisien,
dilihat dari berbagai indikator yang digunakan. Saluran IV merupakan saluran yang memiliki margin terkecil dan farme
r’s share yang tinggi, namun dilihat dari rasio keuntungan dan biaya, maka nilai rasio keuntungan terhadap biayanya yang
kecil dari satu mengindikasikan bahwa slauran ini tidak efisien. Dilihat dari rasio keuntungan dan biaya, saluran I sudah dapat dikatakan efisien, namun nilai
margin yang lebih besar dari farmer’s share mengindikasikan bahwa saluran ini
tidak efisien. Saluran IIIb yang menjual kayu manis dengan tujuan akhir pabrik kayu
dapat dikatakan lebih efisien dari saluran yang menjual ke pasar luar negeri. dilihat dari nilai ratio keuntungan dan biaya yang mencapai 17,48 dan nilai
farmer’s share yang lebih tinggi dari saluran lain dimana nilai marginnya sebesar 42,5 persen dan
farmer’s share sebesar 57,5 persen. Namun, tingginya nilai ratio keuntungan dan biaya tidak diikuti oleh pemerataan keuntungan dianatara
lembaga yang terlibat. Dari analisis tataniaga kayu manis di Kabupaten Kerinci didapatkan
bahwa saluran yang berakhir di pasar luar negeri tidak efisien. Saluran yang berakhir di pabrik kayu manis dapat dikatakan efisien, namun saluran ini belum
bisa menjadi alternatif untuk petani menjual kayu manis dengan harga yang lebih tinggi karena volumenya masih sedikit. Oleh karena itu solusinya, petani dapat
mengkombinasikan penjualannya, tidak hanya menjual ke eksportir tapi juga sebagian ke pabrik kayu manis. Selain itu dibutuhkan sebuah regulasi untuk
menjaga harga kayu manis tetap stabil atau regulasi untuk meningkatkan harga kayu manis melihat rendahnya share yang diterima petani.
6.5.5. Analisis Integrasi Pasar Kayu Manis