21
pendekatan input-output, power, communication, dan adaptive behaviour sistem
. Sistem tataniaga pertanian merupakan kesatuan sistem dari aktivitas
ekonomi yang dimulai dari proses produksi barang-barang pertanian sampai dengan tingkat konsumsi Purcell, 1979. Fungsi ekonomi dalam sistem tataniaga
ini berjalan secara interaktif dan terkoordinasi untuk menciptakan saluran pemasaran yang ringkas, sehingga penyediaan produk menjadi efektif dan efisien.
Sistem ini disusun oleh komponen-komponen terkecil yang disebut dengan sub- sistem. Komponen-komponen ini bekerjasama dalam suatu kesatuan yang
terorganisasi dan saling tergantung antara bagian satu dengan bagian yang lain. Sistem pemasaran terdiri dari sistem komunikasi communication system, sistem
teknis technical system, dan sistem kekuatan power system.
3.1.2. Saluran Tataniaga
Menurut Kotler 1997, saluran tataniaga adalah serangkaian organisasi yang saling bergantung dan bekerjasama dalam proses usaha menyampaikan
barang atau jasa dari produsen ke konsumen sehingga siap digunakan atau dikonsumsi, yang didalamnya terlibat beberapa lembaga tataniaga yang
menjalankan fungsi-fungsi tataniaga. Saluran tataniaga pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Penyaluran Langsung
Saluran tataniaga seperti ini disebut juga saluran tataniaga nol tingkat, karena tidak ada perantara dalam sistem ini, produk langsung disalurkan ke konsumen.
2. Penyaluran Semi Langsung
Saluran tataniaga ini disebut juga saluran tataniaga satu tingkat, karena dalam sistem ini terdapat satu perantara. Biasanya yang bertindak sebagai perantara
adalah para pedagang pengecer. 3. Penyaluran Tidak Langsung
Sistem saluran seperti ini disebut juga saluran pemasaran dua tingkat, dimana terdapat dua perantara yaitu pedagang besar dan pedagang pengecer.
Menurut Hanafiah dan Saefuddin 2006, panjang pendeknya saluran tataniaga tergantung pada : a Jarak antara produsen dan konsumen, semakin jauh
22
jarak antara produsen dan konsumen, maka makin panjang saluran tataniaga yang terjadi, b Skala produksi, semakin kecil skala produksi, saluran yang terjadi
cenderung panjang karena memerlukan pedagang perantara dalam penyalurannya, c Cepat tidaknya produk rusak, produk yang mudah rusak menghendaki saluran
pemasaran yang pendek, karena harus segera diterima konsumen, d Posisi keuangan pengusaha, pedagang yang posisi keuangannya kuat cenderung dapat
melakukan lebih banyak fungsi pemasaran dan memperpendek saluran pemasaran. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih saluran
tataniaga Limbong dan Sitorus, 1987, yaitu : 1.
Pertimbangan pasar, yang meliputi konsumen sasaran akhir mencakup pembeli potensial, konsentrasi pasar secara geografis, volume pesanan, dan
kebiasaan pembeli. 2.
Pertimbangan barang, yang meliputi nilai barang per unit, besar dan berat barang, tingkat kerusakan, sifat teknis barang, dan apakah barang tersebut
untuk memenuhi pesanan atau pasar. 3.
Pertimbangan internal perusahaan, yang meliputi sumber permodalan, kemampuan dan pengalaman manajemen, pengawasan penyaluran, dan
pelayanan penjualan. 4.
Pertimbangan terhadap lembaga perantara, yang meliputi pelayanan lembaga perantara, kesesuaian lembaga perantara dengan kebijaksanaan produsen, dan
pertimbangan biaya.
3.1.3. Lembaga Tataniaga