10
daun tunggal, berbentuk lanset, ujung dan pangkal meruncing, tepi rata, saat masih muda berwarna merah tua atau hijau ungu, daun tua berwarna hijau, bunga
majemuk malai, muncul dari ketiak daun, berambut halus, mahkota berwarna kuning. Buah buni, warna hijau waktu muda dan hitam setelah tua. Biji kecil,
bentuk bulat telur. Kulit batang mengandung dammar, lender, dan minyak asiri yang mudah larut Syukur dan Hermani, 2001.
2.2. Budidaya Tanaman Kayu Manis Tanaman kayu manis dapat tumbuh pada ketinggian 0 sampai 2000 mdpl,
namun produksi optimumnya adalah pada ketinggian 500-1500 mdpl, dengan suhu 18
o
- 23
o
C. Tanah yang paling cocok untuk tanaman kayu manis adalah tanah yang subur, gembur, agak berpasir, dan kaya akan bahan organik. Tanah
yang berpasir membuat kayu manis dapat menghasilkan kulit yang paling harum. Di dataran rendah tumbuhnya lebih cepat daripada di dataran tinggi, tetapi di
dataran yang rendah kulit yang dihasilkan kurang tebal, dan rasanya juga agak kurang baik. Di tempat tinggi pertumbuhannya lambat, tetapi kulitnya lebih tebal,
dan berkualitas lebih baik. Tanaman kayu manis banyak dijumpai pada skala perkebunan rakyat
Hampir sebagian masyarakat di Kerinci adalah petani kayu manis. Jumlah petani kayu manis adalah sekitar 12. 830 kepala keluarga untuk luas lahan 40.972 Ha.
BPS Kabupaten Kerinci, 2011. Terdapat dua sistem tanam yang dilakukan dalam pembudidayaan kayu manis yaitu sistem monokultur dan sistem tumpang
sari.
2.2.1. Pembibitan
Persiapan awal penanaman adalah menyiapkan bibit. Bibit yang digunakan dapat berasal dari biji, tunas carang, dan stek. Kriteria bibit yang baik umumnya
sama yaitu tidak cacat fisik atau luka, sehat dan memiliki pertumbuhan bibit yang baik. Bibit yang sudah terserang hama atau penyakit biasanya pertumbuhannya
lambat. Selain kriteria tersebut, bibit harus sudah memiliki tinggi 50-60 cm. Untuk mendapat kualitas kulit manis yang baik ditinjau dari bentuk stick, umur
panen yang ideal adalah 6-12 tahun. Hal ini disebabkan kulit tananaman belum
11
begitu tebal sehingga dapat menggulung dengan baik. Hanya saja tanaman umur 6-12 tahun masih rendah kandungan minyaknya. Kandungan minyak yang tinggi
diperoleh dari tanaman berumur lebih dari 15 tahun. Saat panen terbaik ditandai oleh warna daun yang sudah menjadi hijau tua. Tanaman yang sudah berdaun
demikian biasanya sudah cukup banyak aliran getah diantara kayu kulit sehingga kulit mudah terkelupas. Selain dengan memperhatikan warna daun, tanda-tanda
pada tanaman sebagai petunjuk bahwa kulit sudah terkelupas adalah mulai tumbuhnya pucuk baru Rismunandar dan Paimin, 2001.
2.2.2. Persiapan Lahan dan Penanaman
Kayu manis dapat tumbuh di dalam semak belukar tanpa pemeliharaan yang intensif. Namun untuk mendapatkan tanaman dengan hasil yang optimal
tentu perlu dilakukan persiapan lahan. Biasanya, lahan dibersihkan dari kayu-kayu dan rumput-rumputan liar atau gulma.
Setelah lahan dibersihkan, lalu dipersiapkan lubang tanam pada jarak tanam yang diinginkan. Pada penanaman kayu manis dengan sistem monokultur,
jarak tanam yang digunakan petani biasanya cukup rapat, dengan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m. Namun dengan menerapkan sistem tanam monokultur ini maka petani
harus melakukan penjarangan, yaitu pada umur 6 tahun dan 10 tahun. Pada sistem tanam tumpang sari lahan juga ditanami dengan tanaman jenis lain sambil
menunggu kayu manis menghasilkan. Jenis tanaman yang umumnya digunakan sebagai tumpang sari dengan kayu manis antara lain palawija, sayur, buah, kopi,
dan cengkeh. Untuk penanaman sistem tumpang sari, jarak tanamnya harus lebih lebar. Jarak tanam yang dapat digunakan adalah 2 m x 2 m; 2,5 m x 2,5 m; 3 m x
3 m; 4 m x 4 m; dan 5 m x 5 m. Penggunaan jarak tanam ini tergantung pada jenis tanaman lain yang akan ditanam Rismunandar dan Paimin, 2001.
2.2.3. Pemeliharaan