88
5.2. Dampak Pemekaran Wilayah terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Struktur Ekonomi
5.2.1. Pertumbuhan Struktur Ekonomi Wilayah a. PDRB Migas dan Nonmigas serta Laju Pertumbuhannya
Pertumbuhan struktur ekonomi wilayah Kabupaten Sorong dan Raja Ampat didekati dari data Produk Domestik Regional Bruto PDRB pada saat
sebelum dan sesudah pemekaran. Data PDRB merupakan cerminan jumlah produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit usaha produksi dalam
jangka waktu tertentu 1 tahun. Data PDRB Kabupaten Sorong dan Raja Ampat dan Provinsi Papua Barat dapat dilihat pada Lampiran 6, 7 dan 8. Jumlah PDRB
dengan minyak dan gas bumi migas dan PDRB tanpa minyak dan gas bumi Nonmigas dan laju pertumbuhan untuk Kabupaten Sorong dan Kabupaten Raja
Ampat dapat dilihat pada Lampiran 9, 10 dan pada Tabel 14 di bawah ini. Tabel 14. Jumlah PDRB Migas dan Nonmigas serta Laju Pertumbuhannya di
Kabupaten Sorong dan Raja Ampat sebelum dan setelah pemekaran
Tahun Kabupaten Sorong
Kabupaten Raja Ampat PDRB Migas
PDRB Nonmigas PDRB Migas
PDRB Nonmigas Rp
Juta Laju
Rp Juta
Laju Rp
Juta Laju
Rp Juta
Laju
1997 571,90 -
328,75 -
1998 1.369,56 139,47 545,14
65,82
1999 1.237,55 -9,64 659,73
21,02
2000 1.511,19 22,11 544,91
-17,40
2001 1.492,92 -1,21 576,65
5,82
2002 1.501,35 5,40 576,57
-0,01
Rata
2
781,70 31,23 646,35 15,05 2003 1.628,82 8,49 654,57 13,53 184,12
- 184,12 -
2004 1.789,15 9,84 782,94 19,61 195,73 6,30 195,73
6,30 2005 1.580,50 -11,66
840,89 7,40
514,10 162,66
196,11 0,20 2006 1.581,20 0,04
852,02 1,32
515,24 0,22
211,52 7,85 2007 1.632,67 3,26 903,25 6,01
529,36 2,74 225,35 6,54
Rata
2
1.326,37 1,99 806,73
9,57 387,71
42,98 202,56 5,22
Sumber : BPS Kabupaten Sorong dan Raja Ampat
Sebelum pemekaran PDRB Migas atas harga konstan 2000 Kabupaten Sorong mempunyai nilai sebesar 571,90 milyar rupiah pada Tahun 1997 menjadi
1.501,35 trilyun rupiah pada Tahun 2002 dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 31,27 setiap tahunnya. Laju pertumbuhannya cenderung menurun dari
139,47 Pada Tahun 1998 menjadi 5,40 dan tumbuh negatif pada Tahun 1999
89 -9,64 dan pada Tahun 2001 -1,21. Hal ini terjadi karena pada tahun 1998,
dampak terjadinya krisis ekonomi secara nasional berimbas pada PDRB Kabupaten Sorong Tahun 1999. Sedangkan PDRB Nonmigas mempunyai nilai
sebesar 328,75 milyar rupiah pada Tahun 1997 menjadi 576,57 milyar rupiah pada
Tahun 2002 dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 15,05 setiap tahunnya. Laju pertumbuhannya juga cenderung menurun dari 65,82 Pada Tahun 1998
menjadi -0,01 pada Tahun 2002 Gambar 5. Perbandingan PDRB Migas dan Nonmigas, pada saat pemekaran
Kabupaten Raja Ampat dan Kabupaten Sorong Selatan pada Tahun 2002 dari kabupaten induk Sorong, dapat meningkatkan PDRB dengan migas Kabupaten
Sorong dari Tahun 2001 yang sebesar Rp.1.492.927,30 juta menjadi Rp.1.501.355,50 juta dengan laju pertumbuhan yang positif yaitu 5,40 pada
tahun 2002 tersebut.
PDRB Kabupaten Sorong
0,00 200,00
400,00 600,00
800,00 1.000,00
1.200,00 1.400,00
1.600,00 1.800,00
2.000,00
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Sebelum pemekaran
Setelah pemekaran
Tahun Rp
J u
ta
PDRB Migas PDRB Nonmigas
Gambar 5. PDRB Migas dan Nonmigas Kabupaten Sorong berdasar harga konstan Tahun 1993 dan 2000.
Sedangkan PDRB nonmigas sebesar Rp.576.649,29 pada Tahun 2001 mengalami penurunan menjadi Rp.576.569,63 pada saat pemekaran berlangsung
di Tahun 2002 dengan mengalami penurunan laju sebesar -0,01. Hal ini mengindikasikan bahwa selama ini wilayah Raja Ampat dan Sorong Selatan
90 hanya sedikit menyumbang sebagian kontribusi sektor lapangan usaha pada
perekonomian Kabupaten Sorong khususnya PDRB dengan Migas. Setelah pemekaran tahun 2003 PDRB Migas Kabupaten Sorong terus
tumbuh dari Rp.1.628.822,11 juta hingga Tahun 2007 menjadi Rp.1.632.678,43 juta dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,99. Namun laju pertumbuhannya
mengalami penurunan dari 8,49 pada Tahun 2003 menjadi 3,26 di Tahun 2007. Hal mengindikasikan bahwa sektor yang menyumbang kontribusi terbesar
bagi perekonomian Kabupaten Sorong adalah minyak dan gas bumi, bukan nonmigas. Sedangkan setelah pemekaran laju pertumbuhan PDRB nonmigas,
terus tumbuh secara positif, namun cenderung mengalami penurunan dari 13,53 pada Tahun 2003 menjadi 6,01 pada Tahun 2007.
Sementara PDRB dengan Migas Kabupaten Raja Ampat yang pada awal terbentuknya mencapai Rp.184.125,22 juta, hingga mencapai Rp.520.366,78 juta
pada tahun 2007 dengan pertumbuhan rata-rata mencapai 42,98. Laju pertumbuhannya selalu tumbuh positif namun menurun dari 6,30 pada Tahun
2004 menjadi 2,74 pada Tahun 2007. Sebaliknya laju PDRB nonmigas Kabupaten Raja Ampat terus mengalami peningkatan dari 6,30 pada awal
pemekaran menjadi 6,54, hal ini mengindikasikan bahwa sektor yang menyumbang kontribusi terbesar bagi perekonomian Kabupaten Raja Ampat
adalah nonmigas, terutama sektor pertanian bukan migas Gambar 6, 7 dan 8. Setelah pemekaran PDRB kedua kabupaten ini tumbuh secara positif.
PDRB Kabupaten Raja Ampat
0,00 100,00
200,00 300,00
400,00 500,00
600,00
2003 2004 2005 2006 2007
Tahun Rp
J u
ta
Migas Nonmigas
Gambar 6. PDRB Migas dan Nonmigas Kabupaten Raja Ampat.
91 Gambar 7. Laju Pertumbuhan PDRB Migas Sorong dan Raja Ampat berdasar
harga konstan Tahun 1993 dan 2000 sebelum dan setelah pemekaran.
Gambar 8. Laju Pertumbuhan PDRB Nonmigas Sorong dan Raja Ampat berdasar harga konstan Tahun 1993 dan 2000 sebelum dan setelah pemekaran.
b. PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhannya