Fasilitas Umum Dampak Pemekaran Wilayah terhadap Kesejahteraan Masyarakat

152 menjadi target atau sasaran pemberian bantuan justru merasa tidak banyak mendapat manfaat dari program yang ada. Informasi ini diharapkan dapat mendorong pemerintah daerah Kabupaten Raja Ampat untuk mengkaji kembali program-program yang telah dilaksanakan, agar bisa melakukan evaluasi apakah program-program tersebut sudah tepat sasaran atau tidak. Gambar 37. Pola hubungan karakteristik responden dengan ketersediaan tingkat partisipasi masyarakat penentuan program pengentasan kemiskinan sebagai dampak pemekaran wilayah

5.6.4. Fasilitas Umum

Fasilitas umum di sini didekati dari ketersediaan fasilitas jalan, air bersih, listrik, pasar dan transportasi. Berdasarkan data persepsi masyarakat serta correspondence analysis menunjukkan semua stakeholder berpendapat bahwa rata-rata meningkat untuk fasilitas jalan, listrik, pasar dan transportasi sedangkan rata-rata tidak ada perubahan untuk fasilitas air bersih atau sama saja tetap. Semua responden berpendapat dengan adanya pemekaran Kabupaten Raja Ampat, maka kondisi dari fasilitas tersebut lebih baik karena fasilitas ini merupakan prasarana dasar yang dibutuhkan masyarakat. Responden berpendapat bahwa kondisi jalan setelah pemekaran semakin meningkat Gambar 38. Prasarana jalan setelah pemekaran cukup meningkat dari segi kuantitasnya jumlah sedangkan kualitasnya belum memenuhi harapan masyarakat. Umumnya jalan-jalan kampung di Kabupaten Raja Ampat berupa jalan tanah, jalan batu, dan sebagian lagi jalan semen. Namun saat pemerintah 153 Raja Ampat merencanakan pembangunan jalan lingkar yang menghubungkan Distrik Waigeo Selatan, Waigeo Barat, Waigeo Utara dan Waigeo Timur. Jalan lingkar juga akan dikembangkan di Pulau Salawati dan Misool, sedangkan poros jalan barat-timur akan dikembangkan di Pulau Batanta. Gambar 38. Pola hubungan karakteristik responden dengan fasilitas jalan sebagai dampak pemekaran wilayah Peningkatan sarana jalan otomatis akan memperpendek jarak tempuh ke daerah lainnya, sehingga akan mengurangi biaya yang ditanggung oleh masyarakat untuk berpergian ke luar wilayah Raja Ampat dalam rangka melakukan perdagangan dan urusan lainnya. Agusniar 2006 berpendapat bahwa perbaikan sarana jalan juga akan mengurangi biaya yang ditanggung oleh perusahaan untuk memproduksi suatu komoditas, sehingga harga komoditas tersebut menjadi lebih murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan model pusat pertumbuhan yang dikemukakan oleh Christaller dan Loch. Pendapat responden tentang air bersih menyatakan kondisinya sama saja, artinya setelah pemekaran belum ada perubahan yang berarti dalam penyediaan air bersih Gambar 39. Kondisi ini memang sesuai dengan data PDRB Kabupaten Raja Ampat dari Tahun 2003 hingga 2007, dimana nilai tambah bruto dari subsektor air minum belum ada atau masih kosong. Menurut laporan Anonimous 2006 bahwa air bersih yang digunakan masyarakat Raja Ampat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari umumnya diperoleh dari sumur gali dan sebagian kecil dari mata air atau ledeng. Umumnya, hampir setiap keluarga di kampung-kampung di 154 Raja Ampat memiliki sumur gali, tetapi di beberapa kampung hanya terdapat satu atau beberapa sumur gali saja yang digunakan untuk keperluan seluruh penduduk kampung. Bahkan masih terdapat kampung yang kualitas airnya tidak terlalu bagus, tidak jernih atau berwarna agak kekuning-kuningan. Hal ini wajar saja karena Raja Ampat merupakan wilayah kepulauan, sehingga sumber mata air yang dijadikan sebagai bahan baku tidak tersedia di semua pulau, distrik dan kampung. Gambar 39. Pola hubungan karakteristik responden dengan fasilitas air bersih sebagai dampak pemekaran wilayah Selanjutnya responden berpendapat bahwa untuk fasilitas listrik sudah ada peningkatan setelah adanya pemekaran, dibandingkan sebelum pemekaran. Hasil correspondence analysis fasilitas air bersih dapat dilihat pada Gambar 40. Gambar 40. Pola hubungan karakteristik responden dengan fasilitas listrik sebagai dampak pemekaran wilayah 155 Menurut laporan Anonimous 2006, fasilitas listrik di Kabupaten Raja Ampat hanya menggunakan generator atau penerangan dengan tenaga surya solar cell. Umumnya di dalam satu kampung hanya beberapa rumah saja yang memiliki generator, atau generator yang ada merupakan milik kampung yang digunakan untuk rumah ibadah, kantor kampung atau penerangan jalan kampung sedangkan penduduk yang lainnya menggunakan petromaks atau lampu tempel. Namun ada upaya pemerintah daerah Raja Ampat untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan kebutuhan penerangan ini, dimana telah diberi sumbangan tenaga diesel di tiap ibukota distrik yang dikelola sendiri oleh pemerintah distrik. Sedangkan fasilitas listrik di Distrik Waigeo Selatan, Waigeo Utara, Samate dan Misool sudah dikelola oleh PLN. Karena keterbatasan BBM dan dana, maka listrik yang ada hanya mampu melayani masyarakat mulai dari jam 18.00 sampai dengan 24.00, kecuali di ibukota Kabupaten Raja Ampat di Waisai yang melayani 24 jam. Secara umum pendapat responden tentang fasilitas transportasi menyatakan bahwa setelah pemekaran sudah ada peningkatan dibanding sebelum pemekaran Gambar 41. Gambar 41. Pola hubungan karakteristik responden dengan fasilitas transportasi sebagai dampak pemekaran wilayah Kabupaten Raja Ampat terdiri dari banyak pulau-pulau dengan wilayah laut lebih luas dari wilayah darat sehingga transportasi laut lebih menonjol bila dibandingkan dengan transportasi darat. Transportasi laut sangat penting bagi masyarakat Kabupaten Raja Ampat untuk berpergian dari kampung ke kampung, ke ibukota distrik atau ke ibukota kabupaten dan ke Kota Sorong. Namun 156 demikian alat transportasi laut ini, baik umum maupun pribadi, masih sangat terbatas, baik dalam jumlah maupun frekuensi pelayaran. Untuk melayani kebutuhan masyarakat Raja Ampat akan alat transportasi ke Sorong dan beberapa daerah lainnya di Raja Ampat, Pemerintah Kabupaten RajaAmpat telah menyediakan 3 buah kapal motor, yaitu KM.Fajar Nock, KM.Raja Ampat 2 dan KM. Raja Ampat 3. Kapal-kapal ini berjenis kapal angkut barang dan penumpang dan beroperasi 4 kali dalam sebulan untuk KM. Raja Ampat 2 dan 3, sedangkan Fajar Nock tergantung kebutuhan Pemda. Disamping kapal motor yang dimiliki Pemda, juga terdapat kapal motor kayu yang dimiliki masyarakatswasta, walaupun dengan ukuran yang lebih kecil seperti Kapal Labolo dan Gadis Mujur Alat transportasi utama bagi masyarakat Raja Ampat adalah perahulongboat. Alat transportasi ini dengan gampang dijumpai di tiap-tiap kampung. Di tiap kampung hampir semua kepala keluarga KK memiliki perahu dayung dan sebagian kecil memiliki fasilitas motor tempel atau katinting. Selain untuk mengangkut penumpang, longboat juga digunakan untuk menangkat ikan. Jumlah kendaraan roda empat dan dua di Raja Ampat masih sedikit. Hal ini berhubungan dengan fasilitias jalan darat yang belum memadai. Kendaraan roda empat dan dua hanya terdapat di Distrik Waigeo Selatan, Waigeo Barat, Samate, Misool dan Misool Timur Selatan. Fasilitas pasar merupakan fasilitas yang sangat penting bagi suatu daerah untuk maju dan berkembang, dimana akan terjadi transaksi antara produsen dan konsumen untuk dapat meningkatkan kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Secara umum responden PNS, DPRD, tokoh masyarakat dan mahasiswa dengan status pendidikan SMA dan PT berpendapat bahwa fasilitas pasar sudah ada peningkatan setelah adanya pemekaran Kabupaten Raja Ampat. Namun sebagian masyarakat umum seperti petani, nelayan dan pengusaha dengan status pendidikan SD dan SMP mengatakan bahwa setelah pemekaran belum terlihat adanya peningkatan kualitas ataupun kuantitas dari sarana pasar atau bisa dikatakan tidak ada perubahan masih tetap Gambar 42. Pendapat masyarakat umum ini beralasan, karena sarana perekonomian yang terdapat di Kabupaten Raja Ampat terdiri dari 2 buah pasar permanen, 265 warungtoko, dan 3 buah koperasi KUD. Bila dilihat dari jenis sarana perekonomian, maka sarana 157 perekonomian yang terdapat di Kabupaten Raja Ampat masih relatif sangat sedikit Anonimous, 2005 : RTRW Raja Ampat 2005-2014. Gambar 42. Pola hubungan karakteristik responden dengan fasilitas pasar sebagai dampak pemekaran wilayah Kecuali warungtoko, maka persebaran sarana perekonomian di Kabupaten Raja Ampat juga belum tersebar merata di semua distrik. Sarana pasar hanya terdapat di Distrik Waigeo Selatan dan Distrik Misool. Hanya tokowarung yang mempunyai tingkat pelayanan yang relatif baik sedangkan jenis sarana perekonomian yang lainnya masih sangat kurang. Sebagai kabupaten baru, maka Kabupaten Raja Ampat hendaknya membangun pasar regional yang melayani seluruh penduduk kabupaten, sehingga penduduk Raja Ampat tidak lagi berbelanja ke Kota Sorong atau kabupaten lainnya. Namun fasilitas umum di Kabupaten Raja Ampat belum tersebar secara merata untuk setiap distrik dan kampung. Hal ini bisa dimaklumi mengingat usia Kabupaten Raja Ampat yang masih muda. Walaupun sudah menjadi kabupaten, Raja Ampat belum memiliki satu kantor pos pun. Begitu pula lembaga keuangan yang beroperasi di Raja Ampat hanya Bank Papua dan berlokasi di Waisai. Tidak semua distrik memiliki kantor distrik yang cukup layak, dan kantor kepolisian sektor hanya terdapat di beberapa distrik saja. Kondisi yang ada mendorong pemerintah Kabupaten Raja Ampat untuk segera memenuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas pelayanan umum ini. 158

5.6.5. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Alam