Sistem Sosial Budaya Masyarakat a. Sistem Kelembagaan dan Budaya Lokal

72 Distrik Waigeo Barat, Distrik Samate, Distrik Misool, dan Distrik Misool Timur Selatan. Hadirnya perusahaan-perusahaan mutiara seperti PT.Yellu Mutiara, PT.Cendana Indopearls atau PT.Arta Samudera di wilayah Kabupaten Raja Ampat memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh penghasilan selain dari bertani atau nelayan. Untuk wilayah yang mempunyai daratan yang tidak luas seperti Ayau, Arborek, Mutus, dan Wejim, umumnya penduduk di sana bermata pencaharian sebagai nelayan sedangkan untuk daerah yang mempunyai daratan yang luas ada yang memang mayoritas petani seperti Kabare dan Bonsayor. Namun paling banyak adalah yang bermata pencaharian ganda yaitu sebagai petani dan nelayan, yang dilakukan berdasarkan musim yang berlangsung. Pada saat musim angin selatan mereka bertani dan di luar musim itu mereka melaut untuk mencari ikan. Tabel 13. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kabupaten Raja Ampat No Distrik Mata Pencaharian Petani Nelayan Pedagang Buruh Karyawan PNSTNI Lain- lain 1. Waigeo Selatan 89 548 9 68 930 3 2. Teluk Mayalibit 232 207 1 20 14 8 3. Waigeo Timur 317 14 5 31 0 4. Waigeo Utara 488 141 1 15 61 2 5. Kepulauan Ayau 102 505 10 15 0 6. Waigeo Barat 347 578 17 74 20 0 7. Kofiau 493 12 2 24 28 8. Samate 842 436 15 258 113 7 9. Misool 636 70 6 91 58 10 10. Misool Timur Selatan 441 122 33 747 71 1 Jumlah 3.987 2.633 84 1.312 1.341 31 Sumber : Anonimous, 2006.

4.6. Sistem Sosial Budaya Masyarakat a. Sistem Kelembagaan dan Budaya Lokal

Di Kabupaten Raja Ampat terdapat 5 suku Besar yaitu 1 Suku Moi yang terdiri dari suku Moi, Modik, Klabra dan Karon yang mendiami Pulau Salawati. 2 Suku Biak yang dikategorikan dalam beberapa logat bahasa Biak yaitu: Biak Wardo, Biak Usba, Biak Beser dan Biak Kafdarun yang mendiami daerah Ayau, Waigeo Utara, Waigeo Timur, Waigeo Selatan, Waigeo Barat, Misool Utara, 73 Kofiau dan Batanta dan sebagian Salawati; 3 Suku Amber; 4 Suku Matbat 5 suku-suku yang berasal dari daerah Maluku dan daerah lain di luar Papua. Tiap suku bangsa mempunyai adat istiadat dan budaya sendiri yang berbeda satu sama lain. Ciri-ciri budaya masyarakat lokal tersebut antara lain : ƒ Hidupnya berkelompok dan berpencar berdasarkan sukunya serta bergantung pada alam, sehingga hidupnya ada yang sering berpindah kecuali yang mengenal budaya modern. ƒ Tali persaudaraan sesama suku yang sangat kuat. ƒ Menganut sistem keturunan garis ayah patrilineal ƒ Mengenal kepercayaan magis ƒ Memiliki tata cara adat istiadat Adat istiadat suku bangsa merupakan wujud nilai kebudayaannya, yang merupakan suatu aturan atau tata cara yang mendasari tingkah laku. Adat istiadat yang berkembang di Kabupaten Raja Ampat tergantung dari adat istiadat kesukuan yang ada di kawasan tersebut. Peran tokoh kepala suku mempunyai peran yang sangat penting dalam pengambilan keputusan untuk pembangunan di kawasan Raja Ampat. Kepala Suku atau tokoh adat masyarakat lokal secara umum mempunyai wilayah adat sendiri-sendiri sehingga perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan melalui musyawarah. Karena tanpa musyawarah akan sulit mendapatkan kesepakatan bersama. Bahasa di Kabupaten Raja Ampat terdiri dari bahasa Biak, Amber, Matbat, Biga, Fiawat, Kawe dan beberapa bahasa lain yang berasal dari luar Raja Ampat. Bahasa yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Kabupaten Raja Ampat adalah bahasa Indonesia Bappeda Raja Ampat, 2004.

b. Pola Orientasi dan Sistem Pergerakan Masyarakat Lokal