Perkembangan Struktur Ekonomi Wilayah

105

i. Sektor Jasa-Jasa

Sektor jasa-jasa mencakup jasa pemerintahan umum, jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi, jasa perseorangan dan rumah tangga. Sektor ini menyumbang Rp.28.154,67 juta 4,92 pada Tahun 1997 dan tumbuh terus hingga Tahun 1999 dengan proporsi 7,49, namun tumbuh negatif dengan laju -10,80 pada Tahun 2000, kemudian kembali tumbuh positif hingga Tahun 2002. Setelah pemekaran, sektor ini menyumbang Rp.101.280,87 juta 6,22 pada Tahun 2003, namun tumbuh dengan negatif sebesar -8,18 pada Tahun 2004 di Kabupaten Sorong, kemudian kembali tumbuh secara positif hingga Tahun 2007 dengan rata-rata laju mencapai 11,94. Sedangkan di Kabupaten Raja Ampat, sektor ini menyumbang Rp.5.757,65 juta 3,13 pada Tahun 2003 dan Rp.22.120,31 juta 4,18 pada Tahun 2007 Gambar 19. 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun R p J ut a Sorong Raja Ampat Gambar 19. PDRB sektor jasa-jasa Kabupaten Sorong dan Raja Ampat berdasar harga konstan 1993 dan 2000 sebelum dan setelah pemekaran

5.2.2. Perkembangan Struktur Ekonomi Wilayah

Nilai Indeks Diversitas Entropi IDE PDRB mencerminkan tingkat perkembangan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Sorong dan Raja Ampat saat sebelum dan setelah dimekarkan. Perhitungan Indeks Diversitas Entropi IDE PDRB Kabupaten Sorong dan Raja Ampat dapat dilihat pada Lampiran 11 dan 12 Nilai IDE Kabupaten Sorong sebelum dimekarkan meningkat pada Tahun 1997 106 dan 1999, namun menurun pada Tahun 1998 karena terjadinya krisis ekonomi, dan juga menurun pada Tahun 2000, kemudian cenderung meningkat sampai terjadi pemekaran Tabel 20. Tabel 20. Nilai Indeks Diversitas Entropi IDE PDRB Kabupaten Sorong dan Raja Ampat sebelum dan setelah pemekaran Kab. Nilai IDE PDRB Sebelum Pemekaran Setelah Pemekaran 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Sorong 1,40 1,18 1,40 1,15 1,17 1,21 1,23 1,26 1,40 1,41 1,43 Raja Ampat 0,69 0,75 0,96 1,02 1,06 Sumber : Data diolah 2008 Krisis ekonomi telah menggeser proporsi relatif sektor-sektor dengan menurunkan secara nyata proporsi aktivitas sektor pertanian, pengangkutan dan komunikasi serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Setelah pemekaran, terlihat adanya perkembangan masing-masing sektor di Kabupaten Sorong. Sektor pertanian, industri pengolahan, bangunan dan konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran serta pengangkutan dan komunikasi. Tingkat perkembangan nilai IDE Kabupaten Sorong dan Raja Ampat sebelum dan setelah pemekaran dapat dilihat pada Gambar 20 di bawah ini. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 19 97 19 98 19 99 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04 20 05 20 06 20 07 Sebelum Setelah Tahun N ila i ID E P D R B Sorong Raja Ampat Gambar 20. Tingkat perkembangan nilai IDE PDRB Kabupaten Sorong dan Raja Ampat sebelum dan setelah pemekaran 107 Sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Raja Ampat diawal pemekaran menunjukkan tingkat perkembangan yang lebih rendah dibanding sebelum pemekaran. Hal ini disebabkan dominasi sektor pertanian terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya. Namun pada Tahun 2007 mulai terjadi perkembangan terlihat meningkatnya nilai IDE dari 0,69 menjadi 1,06. Secara umum pendekatan nilai IDE, menunjukkan adanya kecenderungan arah positif perkembangan sektor- sektor ekonomi di Sorong dan Raja Ampat setelah terjadinya pemekaran wilayah. Jika ditilik dari teori klasik, dimana peran pemerintah diharapkan sekecil mungkin, agar pasar yang mendistribusikan potensi-potensi ekonomi, Tarigan 2005 disita Agusniar 2006 menyarankan agar pemerintah daerah memberikan kebebasan kepada setiap orangbadan untuk berusaha pada lokasi yang diperkenankan; tidak mengeluarkan peraturan yang menghambat pergerakan orang dan barang; tidak membuat tarif pajak daerah lebih tinggi dari daerah lain sehingga pengusaha enggan berusaha di daerah tersebut; menjaga keamanan dan ketertiban; menyediakan berbagai fasilitas dan prasarana sehingga pengusaha dapat beroperasi dengan efisien serta tidak membuat prosedur penanaman modal yang rumit; berusaha menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga investor tertarik menanamkan modalnya di wilayah tersebut. Modal pertumbuhan klasik akan berjalan jika asumsi pasar sempurna dapat terpenuhi, terutama terkait kesempurnaan akses terhadap informasi. Namun demikian, Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat melalui kewenangannya diharapkan mampu memberi arah menuju pada kondisi pasar sempurna, seperti mencegah adanya monopoli maupun monopsoni serta menjamin informasi yang mudah diakses bagi seluruh masyarakat. 5.3. Dampak Pemekaran Wilayah terhadap Kapasitas Daerah 5.3.1. Pertumbuhan Kapasitas Fiskal Daerah