Konsep Perilaku Konsumen Kerangka Pemikiran Teoritis .1 Konsep Kualitas

26 mereka lakukan perilaku, dan kejadian sekitar yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan konsumen. 3. Perilaku konsumen juga melibatkan pertukaran diantara individu. Pertukaran yang dilakukan oleh dua atau lebih organisasi atau orang, dimana terjadi saling memberi dan menerima value merupakan bagian integral dari marketing. Levens 2010 menyebutkan bahwa konsumen mempunyai banyak pilihan dalam begitu banyak kategori produk dan layanan. Perilaku konsumen tidak hanya meliputi keputusan untuk membeli sebuah produk, tapi juga meliputi proses pembelian itu sendiri, bagaimana hubungan antara produk dan pengembangan perusahaan, bagaimana persepsi individu dan sosial berubah, dan bagaimana hubungan dengan pengembangan produk dari waktu ke waktu. Menurut Hawkins dan Mothersbaugh 2010, pengetahuan tentang perilaku konsumen penting bagi setiap orang dan dapat diaplikasikan untuk beberapa tujuan, antara lain: 1. Strategi Marketing 2. Pengetahuan tentang perilaku konsumen penting dalam perumusan strategi marketing, karena dapat mengurangi kemungkinan pengambilan keputusan yang keliru atau kegagalan penciptaan pasar. 3. Kebijakan dan Peraturan Marketing Efektifitas peraturan yang terkait dengan praktek marketing membutuhkan pengetahuan yang luas tentang perilaku konsumen. 4. Marketing sosial Marketing sosial adalah penerapan strategi marketing dan taktik untuk memperbaiki atau membentuk perilaku yang mempunyai pengaruh positif pada individu atau society yang dijadikan target. 5. Informed individual Pengetahuan tentang perilaku konsumen dapat memperbaiki pemahaman kita tentang lingkungan dan diri kita sendiri. Pemahaman ini penting untuk memunculkan kesadaran berwarga negara, berperilaku pembelian yang efektif, serta mengerti etika bisnis. 27

3.1.5 Konsep Pemasaran

Dalam perspektif konsumen, tawaran nilai value proposition merupakan kesatuan paket benefit yang dijanjikan oleh perusahaan, bukan hanya benefit dari produk yang ditawarkan. Sedangkan dalam perspektif penjual seller, makna sebuah transaksi itu dikatakan bernilai valuable bila pertukaran yang terjadi memberikan keuntungan bagi penjual seller. Levens 2010 menyebutkan bahwa salah satu konsep terpenting dari ilmu ekonomi yang digunakan dalam marketing adalah ide tentang utilitas. Utilitas didefinisikan sebagai kepuasan yang diterima oleh konsumen dari produk yang dimiliki atau dikonsumsinya. Konsumen adalah penentu akhir dari sebuah nilai kepuasan the ultimate adjudicators sesuai dengan kebutuhan need atau keinginannya want. McHugh, et al. 1997, menyatakan konsep marketing sebagai sebuah proses dalam menentukan kebutuhan dan keinginan konsumen, dan kemudian menyediakan barang dan jasa yang dimiliknya, sesuai dengan ekspektasi konsumen tersebut atau lebih dari itu. Marketing adalah sebuah proses yang berkelanjutan dan terus menerus. Perusahaan atau organisasi dalam hal ini harus secara kontinu melakukan adaptasi dan perubahan dalam pasar, dan berupaya pula melakukan perubahan pada kebutuhan dan keinginan konsumennya. Secara konsep, menurut Griffin dan Ebert 2006, marketing adalah sebuah proses dalam merencanakan dan melaksanakan konsepsi, harga, promosi, dan distribusi dari gagasan-gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat memberikan kepuasan tujuan individu dan organisasi. Sedangkan Levens 2010, memberikan definisi terhadap konsep marketing sebagai sebuah philosofi organisasi yang didedikasikan untuk memenuhi dan memahami kebutuhan konsumen dengan menciptakan sebuah value nilai. Dengan demikian, konsep atau gagasan marketing merupakan hal yang sangat mendasar dan sangat penting untuk dipahami bagi perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan dan targetnya dalam jangka panjang, dan merupakan cara pandang bagaimana sebuah perusahaan atau organisasi menjabarkan kebutuhan dan keinginan konsumen yang bersifat dinamis. Oleh karena itu mengenali perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar lingkungan 28 bisnis harus dilakukan oleh perusahaan secara terus menerus karena berkaitan erat dengan perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap nilai-nilai yang ditawarkan, sehingga nilai-nilai yang diberikan tersebut akan bermanfaat, bahkan dapat melebihi harapannya.

3.1.6 Konsep Quality Function Deployment

QFD 3.1.6.1 Pengertian QFD Quality Function Deployment menurut Hofmeister 1991 dan Charteris 1993 adalah metodologi dalam proses perancangan dan pengembangan produk atau layanan yang mampu mengintegrasikan suara-suara konsumen ke dalam proses perancangannya. Pokok persoalan dalam proses pengembangan produk baru new product development adalah hubungan antara karakteristik produk dengan pelaku di dalam proses produksi. Salah satu metode yang sangat dianjurkan untuk menerjemahkan secara sistematis antara karakteristik yang berkualitas ke dalam teknologi yang berkualitas sesuai keinginan konsumen adalah metode QFD. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi QFD menurut para pakar : 1. Akao 1990 dan Urban 1993 mengemukakan bahwa QFD merupakan metodologi untuk menterjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan teknis dan karakteristik kualitas tertentu. 2. Menurut Goestch and David 2000, QFD menerjemahkan apa yang dinginkan pelanggan serta bagaimana cara organisasi menghasilkannya. Hal tersebut memungkinkan organisasi memprioritaskan kebutuhan pelanggan, mencari inovasi untuk menanggapi kebutuhan pelanggan, merubah proses agar lebih efektif. QFD adalah penerapan penting untuk proses perbaikan sehingga organisasi memungkinkan untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. 3. Cohen 2007, QFD adalah sebuah metode terstruktur untuk perencanaan dan pengembangan produk yang memungkinkan tim pengembangan menentukan secara jelas keinginan dan kebutuhan konsumen, serta mengevaluasi setiap usulan kapabilitas produk atau layanan secara

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227