Metode Analisis Metode Pengolahan dan Analisis Data

39 Langkah-langkah dalam penyusunan matriks HOQ adalah sebagai berikut Besterfield, et al., 1999 : 1. Mendaftarkan Persyaratan konsumen What Pada penyusunan matriks HOQ langkah pertama dimulai dari penyusunan persyaratan konsumen. Daftar ini sering disebut “apa” yang dibutuhkan oleh konsumen terhadap suatu produk. Persyaratan konsumen atau Voice Of Customer VOC adalah daftar atribut yang dinilai penting oleh konsumen. Atribut-atribut tersebut merupakan nilai lebih yang diinginkan konsumen dari suatu produk. Penggalian VOC diawali dengan wawancara dengan pakar anggrek. Hasil dari wawancara dengan pakar anggrek diperoleh sejumlah daftar atribut produk yang dibutuhkan sesuai keinginan konsumen, selanjutnya berdasarkan dari daftar keinginan konsumen dilakukan survei pasar untuk menguji validitas dan reliabilitas data. Data yang telah diperoleh disusun kedalam daftar persyaratan konsumen yang dituangkan kedalam kuesioner. Hasil dari pengolahan kuesioner memberikan petunjuk penentuan VOC. 2. Mendaftarkan Persyaratan Teknik How Matriks how merupakan jawaban atau respon yang diberikan oleh pemulia atas permintaan matriks what. Persyaratan teknik disusun berdasarkan wawancara yang dilakukan secara focus group discusion FGD dengan pihak pemulia dengan mengacu kepada standar mutu anggrek Dendrobium bunga potong SNI. Untuk pengembangan persyaratan teknik lainnya, beberapa persyaratan teknik diperoleh dari mengidentifikasi produk sejenis dari perusahaan kompetitor. 3. Mengembangkan matriks hubungan antara persyaratan konsumen dengan persyaratan teknik. Langkah selanjutnya adalah membandingkan persyaratan konsumen dengan persyaratan teknik, dan menentukan hubungannya masing-masing. Matriks hubungan digunakan untuk menunjukkan dengan grafik derajat pengaruh antara setiap persyaratan teknik dan persyaratan konsumen. Untuk menunjukkan derajat hubungan yang terjadi antara persayaratan konsumen dengan persyaratan teknik. digunakan simbol : 40 = Sebuah segitiga menunjukkan hubungan yang kuat, bernilai 9 = Sebuah lingkaran kosong menunjukkan sebuah hubungan medium, bernilai 3. = Sebuah lingkaran penuh menunjukkan sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1. = Sebuah kotak dibiarkan kosong menunjukkan tidak ada hubungan, bernilai 0. Setelah matriks hubungan lengkap, dilakukan evaluasi terhadap baris dan kolom kosong. Sebuah baris kosong mengindikasikan bahwa sebuah persyaratan konsumen tidak dituju oleh persyaratan teknik. Oleh karena itu, harapan konsumen tidak terpenuhi. Persyaratan teknik tambahan harus dipertimbangkan untuk memuaskan persyaratan konsumen tersebut. Sebuah kolom kosong mengindikasikan bahwa sebuah persyaratan konsumen teknik tidak mempengaruhi setiap konsumen dan setelah dilakukan penyelidikan secara hati-hati mungkin dihilangkan dari HOQ. 4. Mengembangkan matriks hubungan antar persyaratan teknik Matriks hubungan antar persyaratan teknik disusun untuk mengidentifikasi antar persyaratan teknik yang saling mendukung dan saling bertentangandengan persyaratan taknik yang lain. Untuk menunjukkan hubungan yang terjadi antar persyaratan teknik digunakan simbol sebagai berikut : : Hubungan positif kuat, bernilai +9 : Hubungan positif lemah, bernilai +3 X : Hubungan negatif lemah, bernilai -3 XX : Hubungan negatif kuat, bernilai -9 : Menunjukkan tidak ada hubungan, bernilai 0 5. Penilaian Kompetitif Penilaian kompetitif merupakan tabel bobot atau grafik yang melukiskan penilaian produk kompetitor. Tabel penilaian kompetitif dipisahkan menjadi dua kategori, yaitu penilaian kompetitif konsumen dan penilaian kompetitif teknik. Penilaian kompetitif konsumen membuat sebuah blok kolom berhubungan dengan setiap persyaratan konsumen dalam HOQ di sisi kanan 41 matriks hubungan. Sedangkan penilaian kompetitif teknik membuat sebuah blok baris berhubungan dengan setiap persyaratan teknik dalam HOQ dibawah matriks hubungan. Untuk penilaian kompetitif konsumen dan kompetitif teknik digunakan skala Likert Lima tingkat dengan bobot sebagai berikut : 1 = Sangat Tidak Baik 4 = Baik 2 = Tidak Baik 5 = Sangat Baik 3 = Cukup Baik 6. Mengembangkan Prioritas Persyaratan Konsumen Prioritas persyaratan konsumen membuat sebuah blok kolom berhubungan dengan setiap persyaratan konsumen dalam HOQ di sisi kanan penilaian kompetitif konsumen. Prioritas persyaratan konsumen ini terdiri dari kolom untuk kepentingan bagi konsumen, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, point penjualan dan bobot absolut. Setiap persyaratan konsumen diberi rating berdasarkan tingkat kepentingannya oleh konsumen. Rating kepentingan berguna untuk memprioritaskan usaha dan membuat keputusan trade-off . Untuk menyusun kolom kepentingan konsumen digunakan skala Likert lima tingkat, yaitu: 1 = Sangat Tidak Penting 4 = Penting 2 = Tidak Penting 5 = Sangat Penting 3 = Cukup Penting Nilai sasaran ditentukan dengan mengevaluasi penilaian dari setiap persyaratan konsumen dan membuat penilaian baru, atau untuk memutuskan apakah mereka ingin mempertahankan produk mereka agar tidak berubah, memperbaiki produk atau membuat produk mereka lebih baik dari kompetitor. Nilai sasaran menggunakan skala Likert lima tingkat, yaitu : 1 = Sangat Mudah 4 = Sulit 2 = Mudah 5 = Sangat Sulit 3 = Cukup Sulit Faktor skala kenaikan merupakan rasio antara nilai sasaran dengan rating produk dalam penilaian kompetitif konsumen. Semakin tinggi nilainya semakin banyak usaha yang harus dilakukan untuk pengembangan produk. 42 Point penjualan menunjukkan seberapa baik persyaratan konsumen akan menjual. Nilai yang digunakan untuk point penjualan yaitu : 1,0 = Tidak menolong dalam penjualan produk 1,2 = cukup menolong dalam penjualan produk 1,5 = Menolong dalam penjualan produk Bobot absolut diperoleh dari hasil perkalian antara kepentingan bagi konsumen, faktor skala kenaikan dan poin penjualan untuk setiap persyaratan konsumen. Semua bobot absolut dijumlahkan, kemudian dihitung persentase rangking untuk setiap persyaratan konsumen. 7. Mengembangkan Prioritas Persyaratan Teknik Prioritas persyaratan teknik membuat blok baris berhubungan untuk setiap persyaratan teknik dalam HOQ dibawah penilaian kompetitif teknik. Prioritas persyaratan teknik terdiri atas derajat kesulitan teknik, nilai sasaran serta bobot absolut relatif. Derajat kesulitan membantu mengevaluasi kemampuan untuk mengimplementasikan setiap persyaratan teknis yang ditunjukkan dalam baris.pertama dari prioritas teknik. Derajat kesulitan dibuat dengan menggunakan lima skala Likert yaitu : 1 = Sangat Sulit 4 = Mudah 2 = Sulit 5 = Sangat Mudah 3 = Cukup Mudah Nilai sasaran persyaratan teknik ditentukan oleh tim QFD pengembangan produk dan dimasukkan di bawah derajat kesulitan teknis. Hal ini merupakan ukuran obyektif yang mendefinisikan nilai yang harus diperoleh untuk mencapai persyaratan teknik. Untuk menentukan nilai sasaran persyaratan teknik digunakan skala Likert lima tingkat, yaitu : 1 = Sangat Tidak Baik 4 = Baik 2 = Tidak Baik 5 = Sangat Baik 3 = Cukup Baik Dua baris terakhir dari prioritas persyaratan teknik adalah bobot absolut dan bobot relatif. Bobot absolut untuk persyaratan teknik ditentukan dengan mengalikan nilai simbol pada matriks hubungan antara persyaratan konsumen dengan persyaratan teknik, dengan kepentingan konsumen untuk setiap 43 persyaratan konsumen, kemudian dijumlahkan. Untuk bobot absolut persyaratan teknik ke-j digunakan rumus : Dimana : aj = vektor baris dari bobot absolut untuk persyaratan teknik j=1,…m Rij = bobot yang ditunjukkan oleh matriks hubungan i=1,…,n,j=1,…,m Ci = vektor kolom dari kepentingan bagi konsumen untuk persyaratan konsumen i=1,…,n m = nomor persyaratan teknik n = nomor persyaratan konsumen Dengan cara yang sama, bobot relatif untuk persyaratan teknik ke-j diberikan dengan mengganti derajat kepentingan untuk persyaratan konsumen dengan bobot absolut untuk persyaratan konsumen, yaitu : Dimana : bj = vektor baris dari bobot relatif untuk persyaratn teknik j=1,…m di = vektor kolom dari bobot absolut untuk persyaratan konsumen i=1,…,n Rating absolut dan relative yang lebih tinggi mengidentifikasi area dimana usaha teknik butuh untuk dikonsentrasikan. Perbedaan utama antara kedua bobot ini adalah bobot relatif juga mencakup informasi faktor skala kenaikan dan poin penjualan. Bobot ini menunjukan dampak dari karakteristik teknis pada persyaratan konsumen. Sejalan dengan derajat kesulitan teknis, keputusan dapat dibuat dengan memperhatikan dimana mengalokasikan sumber daya untuk perbaikan kualitas. Secara ringkas langkah penyusunan HOQ dapat dilihat pada Tabel 5. 44 Tabel 5. Penyusunan Matriks HOQ Pengembangan Varietas Baru Anggrek Dendrobium Bunga Potong Varietas Baru Matriks Terdiri dari: Cara Memperoleh A Syarat Konsumen What, merupakan input HOQ Survei Pasar B a. Bobot kepentingan kebutuhan konsumen. b. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau jasa. c. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau jasa sejenis dari perusahaan pesaing Membandingkan antara produk yang akan dikembangkan dengan produk pesaing, meliputi kepentingan konsumen, nilai sasaran konsumen, faktor skala kenaikan, poin penjualan, bobot absolut, prioritas persyaratan konsumen C Persyaratan teknis-persyaratan teknis terhadap VB yang akan dikembangkan How Interview dengan produsentim pengembang D Kekuatan hubungan antara matriks A dan matriks C Menjelaskan hubungan antara what dengan how, digambarkan dengan simbol kuat, cukup, dan lemah E Korelasi antar persyaratan teknis yang satu dengan persyaratan teknis yang lain matriks C Menjelaskan hubungan antar persyaratan teknis, digambarkan dengan simbol positip, negatip, dan 0 F a. Urutan tingkat kepentingan ranking persyaratan teknis. b. Informasi untuk membandingkan kinerja teknis produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan terhadap kinerja produk pesaing. c. Target kinerja persyaratan teknis produk atau jasa yang baru dikembangkan. Analisis terhadap persyaratan teknis, meliputi: penilaian kompetitif teknik produk yang akan dikembangkan terhadap produk pesaing, derajat kesulitan, nilai sasaran teknik, bobot absolut, prioritas bobot absolut, bobot relatif, prioritas bobot relatif 45

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

5.1 Sentra Penanaman Anggrek Dendrobium Bunga Potong di Indonesia

Dendrobium merupakan salah satu genus dalam famili Orchidaceae yang dapat tumbuh di dataran rendah dan medium, mudah dirawat, mudah tumbuh dan mudah berbunga dibandingkan dengan anggrek jenis lainnya. Anggrek Dendrobium dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila ditumbuhkan pada lingkungan atau tempat yang memiliki syarat tumbuh, yaitu intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan berkisar antara 55-65 persen, suhu siang antara 27˚- 30˚C dan suhu malam berkisar antara 21˚-24˚C, dengan sirkulasi udara yang baik, kelembaban relatif tinggi yaitu berkisar antara 60-80 persen. Sentra produksi tanaman anggrek Dendrobium di Indonesia terutama berada di Bogor, Tangerang Selatan, Jawa Tengah, Sumatra, Irian Jaya dan Jawa Timur. Bunga anggrek Dendrobium bunga potong merupakan tanaman hias unggulan yang banyak diusahakan di Kecamatan Serpong Kota Tangerang Selatan dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Kedua wilayah tersebut termasuk sentra produksi anggrek terbesar di Indonesia. Kondisi agroklimat di wilayah penelitian sangat mendukung untuk pertumbuhan anggrek Dendrobium. Daerah sentra produksi dan luas tanam anggrek di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Daerah Sentra Produksi dan Luas Tanam Anggrek di Indonesia 2012 Kabupaten Kota Kecamatan Luas areal tanam Ha Produksi tangkai Keterangan Tangerang Selatan Serpong 40.250 462.000 Anggrek Dendrobium Tangerang Selatan Setu 6.550 300.000 Anggrek Dendrobium Tangerang Selatan Pamulang 209.500 4.886.400 Anggrek tanah Medan Tembung, Denai, Helvetia, Marelan 16.500 884.000 Anggrek potong Batu Batu, Bumiaji 48.065 63.219 Anggrek Sumber : Dirjen Hortikultura, 2012 46 Selain itu menurut Data Statistik Daerah 2012 menyebutkan bahwa selain padi, Provinsi Banten juga memiliki komoditas tanaman unggulan yaitu tanaman anggrek dengan tingkat produksi tertinggi ketiga di Indonesia Tabel 7. Sentra tanaman anggrek sebagai komoditas unggulan tersebut berada di Kota Tangerang Selatan. Tabel 7. Komoditas Tanaman Unggulan Provinsi Banten Tahun 2010-2011 Tanaman Satuan 2010 2011 Anggrek Tangkai 2.189.988 3.673.559 Melinjo Ton 36.642 30.409 Aren Ton 1.708 1.708 Melon Ton 750 802 Durian Ton 8.759 26.291 Sumber : Statistik Daerah Provinsi Banten, 2012 Sentra produksi untuk wilayah Jawa Barat, yaitu di Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Sentra produksi anggrek nasional di Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 8. Sedangkan sentra pemasaran tanaman anggrek Dendrobium di dalam negeri terutama di sekitar Jabodetabek dan hampir sebagian wilayah Indonesia. Tabel 8. Sentra Produksi Anggrek Nasional di Jawa Barat 2012 No. Komoditas KabupatenKota Produksi tangkai Kecamatan Utama 1. Anggrek Bogor 1.878.403 Gunung Sindur Karawang 553.422 Cikampek Cirebon 160.950 Sawangan Sumber : Dinas Pertanian Jawa Barat, 2012

5.2 Sejarah Keberadaan Usahatani Anggrek Dendrobium Bunga Potong

Keberadaan usaha bunga potong ini pada awalnya diusahakan pada tahun 1985-1989 yaitu sejak berdirinya PT PAGI Papayarwana Agro Indonesia yang lokasinya berada di Kecamatan Serpong. Pada saat ini Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah mencanangkan Kecamatan Serpong sebagai ikon daerah sentra anggrek Dendrobium, sedangkan Kecamatan Pamulang sebagai ikon daerah sentra bunga anggrek potong jenis Vanda Douglas, serta Kecamatan

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227