Sejarah Keberadaan Usahatani Anggrek Dendrobium Bunga Potong
47
Gunung Sindur juga sebagai daerah sentra produksi bunga anggrek Dendrobium bunga potong Kabupaten Bogor. Sebagian besar petani anggrek di kedua wilayah
tersebut dahulu pernah menjadi plasma PT. PAGI, dan setelah beberapa tahun perusahaan berjalan, telah terjadi kesalahan dalam menjalankan manajemen
perusahaan, sehingga perusahaan tersebut mengalami kerugian dan pada akhirnya tutup. Meskipun keberadaan PT. PAGI tidak ada lagi, sebagian petani yang
dahulunya pernah menjadi plasma masih mengusahakan anggrek Dendrobium bunga potong. Sebagai pertimbangan utamanya bahwa usaha anggrek
Dendrobium bunga potong masih mempunyai prospek usaha untuk dikembangkan
lebih lanjut dan menjadi sumber mata pencaharian utama hingga saat ini. Secara umum bunga anggrek Dendrobium bunga potong yang banyak
diusahakan di daerah penelitian adalah varietas yang berwarna putih peninggalan PT. PAGI. Umur produktif tanaman anggrek bunga potong adalah dua tahun
hingga enam tahun. Pada tahun kedua sampai tahun ketiga tanaman anggrek Dendrobium
bunga potong mampu berproduksi bunga potong sebesar 20 persen, selanjutnya pada tahun ketiga hingga tahun keempat masa produksi puncak
100, kemudian mulai pada tahun kelima sampai tahun keenam mulai mengalami penurunan hingga 40 persen. Setelah umur lima tahun tanaman
anggrek potong harus diganti dengan tanaman yang baru, karena tanaman sudah tidak mampu lagi menghasilkan produksi bunga dengan kualitas yang memenuhi
standar kualitas bunga potong. Namun hampir keseluruhan petani yang mengusahakan bunga anggrek
Dendrobium bunga potong di daerah penelitian dalam menggunakan bibit yang
sesuai standar mutu untuk produksi masih sangat terbatas. Mereka membeli bibit hanya sekali, selanjutnya bibit tersebut digunakan secara terus menerus tanpa ada
upaya memperbaharui dari bibit yang digunakan. Tanpa dilakukan pembaharuan dengan bibit yang baru akan menyebabkan penurunan kualitas genetik secara
drastis untuk varietas tertentu. Penyebab sebagian besar petani anggrek Dendrobium
bunga potong tidak melakukan pembaharuan bibit, karena terbatasnya ketersediaan varietas bibit unggul, dan seandainya tersedia harganya
sangat mahal karena berasal dari impor.
48
Varietas tanaman bunga anggrek Dendrobium bunga potong yang diusahakan, hingga saat ini meskipun mengalami beberapa kali penanaman dan
mengalami penurunan produktivitas, tetapi secara umum karakteristik tanaman sebagai tanaman anggrek bunga potong yang diusahakan oleh petani mempunyai
kelebihan yaitu masih mampu menghasilkan produksi bunga yang memenuhi standar kualitas bunga potong klas M sampai S, karakter tanaman kuat tidak
rentan, rajin berbunga, bunga tebal sehingga masa kesegarannya cukup lama, dan mampu memunculkan jumlah kuntum diatas 15 kuntum bunga, dan hal tersebut
merupakan salah satu faktor petani masih memilih mengusahakan varietas putih. Selain itu pilihan warna yang dapat bertahan lama dan paling sering diminta
konsumen adalah warna putih. Hampir 100 persen anggrek Dendrobium bunga potong yang mampu
dihasilkan oleh petani di Kecamatan Gunung Sindur dan Kecamatan Serpong dijual ke pedagang pengumpul lokal. Seluruh pedagang pengumpul memasarkan
anggrek Dendrobium bunga potong produksi petani ke Pasar Bunga Rawabelong. Sebagai pertimbangannya adalah Pasar Bunga Rawa Belong merupakan pusat
promosi dan pemasaran bunga potong terbesar di Indonesia. Beragam produk bunga potong dan tanaman hias produksi dari pekebun daerah dan pasar
mancanegara masuk ke pasar bunga yang terletak di DKI Jakarta. Pasar Rawa Belong beroperasi hampir 24 jam sehari. Kegiatan utamanya sebagai pasar grosir
para pedagang dari berbagai daerah. Pada siang hingga sore hari fungsi pasar berubah menjadi pusat retail atau eceran. Selanjutnya dalam jangka panjang, pusat
promosi ini akan melakukan penyempurnaan manajemen pengelolaan yang terintegrasi sehingga lebih efektif dan efisien dalam pemberian layanan kepada
masyarakat.