16
kemampuan biaya yang dimilikinya. Proses penetapan pada atribut yang akan dikembangkan memerlukan pertimbangan yang matang bagi tim pengembang,
agar risiko terjadinya ketidakpuasan konsumen kegagalan pasar dapat dihindaridicegah. Apabila produk yang dihasilkan dapat memuaskan konsumen,
maka sangat kecil kemungkinan terjadi pengulangan pekerjaan, sehingga manfaat optimal dari bahan baku yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan oleh konsumen. Penggunaan QFD pada pengembangan varietas Melon di Kabupaten Bogor
oleh Wagiono, Y. dan Hamrah 2007 diperoleh matriks perencanaan varietas melon. Matriks tersebut dapat digunakan oleh Pusat Kajian Buah Tropika PKBT
IPB dalam melakukan kegiatan pemuliaan dalam upaya penyempurnaan perakitan varietas Melon, sehingga untuk selanjutnya keinginan dan harapan pelanggan
terhadap varietas melon yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen. Implementasi QFD dalam peningkatan manajemen mutu susu KPBS
Pengalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat oleh Burhanuddin 2002 dipengaruhi oleh komitmen manajemen, perubahan budaya organisasi, pelibatan
dan pemberdayaan karyawan, formulasi manajemen mutu. Hasil analisis matrik HOQ didapatkan 4 aktivitas teknis yang harus segera dilakukan berdasarkan
skala prioritas, yaitu meningkatkan kualitas bahan baku, meningkatkan kerjasama dengan distributor, pengembangan pasar baru dan pemberian insentif,
meluncurkan produk baru baik melalui diversifikasi maupun development product
. Tim pengembang produk melakukan penjajakan apa yang diinginkan oleh
konsumen kemudian mengembangkankannya. Hasil studi yang dilakukan oleh Augusto 2007 mengemukakan QFD memfasilitasi pengembangan produk-
produk yang inovatif dan temuannya dapat memberikan informasi kepada praktisi mengenai penggunaan QFD dalam mendukung pengembangan produk-produk
yang inovatif dan metode QFD banyak dieksplore, serta banyak digunakan sebagai referensi pada banyak publikasi.
17
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Kualitas
Salah satu nilai utama yang diharapkan oleh konsumen dari produsen adalah kualitasmutu. Kemampuan produsen menghasilkan suatu produk dalam
memberikan hasilkinerja yang sesuai dan dapat memenuhi atau bahkan melebihi harapan konsumen merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi oleh
perusahaan dalam era yang semakin kompetitif. Semakin memenuhi harapan konsumen, maka suatu produk dapat dikatakan semakin berkualitas. Oleh karena
itu pemahaman konsep mutu sangat penting dalam pengembangan aktivitas suatu perusahaan karena pertumbuhan suatu perusahaan ditentukan oleh mutu produk
yang dihasilkan. Mutu menurut marimin 2004 adalah ukuran seberapa dekat suatu barang atau jasa sesuai dengan standar mutu.
Sedangkan menurut ISO 9000 mendefinisikan mutu sebagai derajat dari serangkaian karakteristik produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan atau
harapan yang dinyatakan. Apabila diuraikan lebih rinci, mutu memilki dua perspektif, yaitu perspektif konsumen dan perspektif produsen dimana apabila
kedua hal tersebut disatukan maka tercapai kesesuaian antara kedua sisi yang dikenal dengan kesesuaian untuk digunakan konsumen.
Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, bervariasi dari konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari kualitas
menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk seperti kinerja performance, keandalan reliability, kemudahan dalam penggunaan ease of
use , estetika esthetics, dan sebagainya Gaspersz, 2011. Kualitas juga dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan dan upaya perubahan ke arah perbaikan terus menerus sehingga dikenal istilah Q-MATCH
Quality=Meets Agreed Terms and Changes.
18
Berdasarkan definisi tentang kualitas baik yang konvensional maupun yang lebih strategik dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu kepada
pengertian pokok berikut Gaspersz, 2011 : 1.
Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan
pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk itu.
2. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau
kerusakan. Berdasarkan pengertian dasar tentang kualitas diatas tampak bahwa kualitas
selalu berfokus pada konsumen consumer focused quality. Produk-produk didesain, diproduksi, serta pelayanan diberikan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Maka suatu produk yang dihasilkan baru dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan kebutuhan konsumen, dapat dimanfaatkan dengan baik,
serta diproduksi dihasilkan dengan cara yang baik dan benar. Dengan demikian dalam proses pengembangannya yang memperhatikan
konsep kualitas akan memberikan keuntungan. Menurut Gaspersz 2011, bahwa keuntungan dengan konsep kualitas yaitu bebas dari pemborosan waste dan
inefisiensi. Apabila pemborosan dan inefisiensi dapat dicegah atau dikurangi, maka biaya proses produksi per unit akan menjadi rendah, yang berarti harga
produk menjadi lebih kompetitif.
3.1.2 Definisi Produk
Ketika perusahaan menawarkan produknya kepada masyarakat, perusahaan harus memiliki keyakinan bahwa produk yang akan diluncurkan itu memang
dirancang untuk dapat memuaskan keinginan konsumen. Oleh karena itu, proses merancang sebuah produk, bukan sekedar menyangkut penentuan manfaat apa
yang akan dipenuhi, melainkan juga menyangkut keputusan disain produk, nama merek, merek dagang, jaminan, citra produk dan layanan konsumen.
Oleh karena itu tidak ada satupun produk yang dapat dikatakan sebagai produk yang sempurna. Kemajuan dan perkembangan teknologi menuntut agar
produsen dapat membuat produk yang memiliki sifat lebih lebih baik, lebih