Perancangan dan Pengembangan Produk
21
4. Posisi tawar pelanggan Bargaining Position of Customer
5. Posisi tawar Pemasok Bargaining Positions of Supplier
Mengembangkan atau menambahkan fitur dari produk yang sudah ada dapat digolongkan sebagai pengembangan produk baru. Teknologi memiliki andil besar
dalam pengembangan produk baru, namun apabila dalam pengembangannya akan menimbulkan kerugian jika produk yang dibuat hanya untuk maksud
memamerkan teknologi saja. Hal ini mengindikasikan bahwa terlepas dari tingginya teknologi yang akan dihadirkan pada umumnya, kualitaslah yang akan
menentukan tingginya penawaran produk tersebut oleh pasar maupun konsumen. Menurut Akao 1995 menyebutkan bahwa pemikiran dan pemahaman dari
konsumen memegang peran sebagai kunci keberhasilantidaknya pengembangan produk baru.
Suyanto 2008 menyebutkan bahwa perusahaan atau organisasi saat ini sudah semakin meningkat kesadarannya atas betapa pentingnya dan
bermanfaatnya pengembangan produk atau jasa baru. Produk yang saat ini beredar di pasar menghadapi akhir tahap daur hidup produknya dan memang harus diganti
dengan produk yang lebih baru. Namun produk baru pun bisa gagal total. Selain menghadapi keberhasilan, pembaruan produkpun ditantang oleh resiko yang tidak
kalah besar. Kunci keberhasilan suatu pembaharuan terletak pada pengelolaan organisatoris yang lebih efektif dalam menangani gagasan produk baru,
menyelenggarakan penelitian mendalam dan prosedur pengambilan keputusan pada setiap tahap proses pengembangan produk baru.
Proses pengembangan produk baru menurut Budiastuti 2003 adalah suatu aktifitas menentukan peluang pemasaran untuk menemukan ide pengembangan
produk baru,
mengembangkan konsep,
memproduksi produk,
dan mendistribusikannya kepada konsumen. Sebagian orang beranggapan bahwa
memasarkan produk baru adalah sesuatu hal yang mudah karena produk tersebut belum ditawarkan pemasar yang lain dan karena adanya pemahaman jika
produknya baru maka produk tersebut mempunyai sesuatu yang baru dan unik yang dapat dijadikan modal untuk menarik minat konsumennya. Akan tetapi,
tidak demikian bagi sebagian yang lain, memasarkan produk baru tak ubahnya melakukan suatu perjalanan panjang yang membutuhkan persiapan energi dan
22
strategi untuk melaluinya. Jika beruntung, jalan yang mulus, datar dengan pemandangan yang indah akan mereka temui. Tak jarang mereka harus
menghadapi jalanan yang berbatu, terjal, dan berliku-liku. Sebuah proses yang tak mungkin dihindari.
Pada intinya, perancangan dan pengembangan produk ini menurut Ulrich Eppinger 2001 berisi metode-metode yang bertujuan untuk mengembangkan
dan merancang produk agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan melibatkan fungsi-fungsi pemasaran, desain perancangan, dan manufaktur. Dari
sudut pandang suatu perusahaan yang melihat keuntungan laba sebagai faktor penting, pengembangan produk dapat dikatakan berhasil atau sukses jika produk
dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba. Namun seringkali hanya dengan melihat faktor laba saja tidaklah cukup untuk dijadikan penilaian yang
tepat dan langsung. Berikut ini menurut UlrichEppinger 2001 menyebutkan bahwa ada lima
dimensi spesifik yang biasa digunakan untuk menilai usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari usaha pengembangan produk? Apakah produk tersebut dapat memuaskan konsumen? Apakah produk
tersebut kuat? Kualitas produk menjadi pengaruh yang cukup kuat dalam pasar serta menjadi faktor yang menentukan harga yang ingin dibayar
konsumen utnuk produk yang dibuat. 2.
Biaya produk Biaya yang dimaksud adalah biaya yang digunakan untuk modal peralatan
dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit produk. Biaya produk ini menetukan besar laba yang dihasilkan.
3. Waktu pengembangan produk
Seberapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pengembangan produk? Waktu pengembangan menentukan kemampuan berkompetisi,
tanggapan akan perubahan teknologi, dan kecepatan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha pengembangan produk.
23
4. Biaya pengembangan
Berapa biaya yang dikeluarkan untuk mengembangkan produk? Biaya pengembangan merupakan bagian penting yang berhubungan dengan laba.
5. Kemampuan pengembangan
Apakah pengembang memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengembangkan produk di masa depan dengan berbekal pengalaman
sekarang ini? Kemampuan pengembangan merupakan modal yang dapat digunakan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan
ekonomis di masa yang akan datang. Cara kerja yang baik pada kelima dimensi diatas akan mendorong kesuksesan ekonomi pada pengembangan
produk. Pengembangan produk merupakan kegiatan yang membutuhkan bantuan
kontribusi dari semua fungsi yang ada, namun berikut ini merupakan tiga fungsi yang paling penting bagi usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah sebagai jembatan interaksi yang menghubungkan antara produsen dan konsumen. Peranan lain pemasaran antara lain adalah
mengidentifikasi peluang produk, mendefinisikansegmen pasar, dan mengidentifikasi kebutuhan konsumen. Bagian pemasaran juga secara
khusus menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi produk.
2. Perancangan desain
Fungsi desain perancangan desain memiliki peran penting untuk mendefinisikan bentuk fisik produk agar sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan konsumen. 3.
Manufaktur Fungsi manufaktur yang utama adalah bertanggung jawab untuk merancang
dan mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi suatu produk. Secara luas, fungsi manufaktur mencakup pembelian, distribusi, dan
instalasi supply chain.
24
Proses pengembangan produk secara umum menurut UlrichEppinger 1995 terdiri dari enam tahap yang terkonsep dan teratur, sebagai berikut:
1. Planning
perencanaan: Tahap perencanaan sering dianggap sebagai zerofase karena tahap ini dilakukan paling awal mendahului persetujuan
proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual. 2.
Concept development pengembangan konsep: Pada tahap pengembangan
konsep ini
dilakukan pengidentifikasian
target kebuthan
pasar, pengevaluasian konsep-konsep produk alternatif, dan pemilihan satua atau
lebih konsep yang akan digunakan dalam pengembangan produk lebih jauh. 3.
System level design perancangan tingkatan sistem: tahap perancangan
tingkatan sistem membahas lebih lanjut mengenai definisi arsitektur atau konstruksi produk dan menguraikan produk menjadi subsistem-subsisten
serta komponen-komponen. Gambaran perakitan akhir untuk sistem produksi biasanya dijelaskan dalam tahap ini. Output yang dihasilkan pada
tahap ini biasanya mencakup tata letak bentuk produk, spesifikasi produk secara fungsional dari tiap subsistem produk, serta diagram aliran prose
pendahuluan untuk proses perakitan akhir. 4.
Detail design perancangan detail: Tahap perancangan detail membahas
mengenai spesifikasi lengkap dari bentuk , material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponenproduk. Output dari tahap ini adalah pencatatan
pengendalian untuk produk: gambar pada file komputer tentang bentuk tiap komponen dan peralatan produksinya, spesifikasi komponen-komponen
yang dibeli, serta rencana proses untuk pabrikasi dan perakitan produk. 5.
Testing and refinement pengujian dan perbaikan: Tahap pengujian dan
perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi bermacam-macam versi produksi dari awal.
6. Production ramp-up
produksi awal: Pada tahap produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan
dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang mungkin terjadi pada proses produksi
sesungguhnya.
25