Kondisi Sistem Perbenihan Anggrek Dendrobium di Indonesia

50 terintegrasi, sehingga masalah dalam proses perbanyakan klonal belum dapat terpecahkan Ditjen Hortikultura, 2012. Perbanyakan tanaman anggrek dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif melalui persilangan biasa dilakukan dengan tujuan seleksi, yaitu untuk mendapatkan jenis bunga yang sesuai dengan karakter yang dikehendaki. Perbanyakan secara vegetatif dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang sama dengan induknya. Namun apabila perbanyakan vegetatif dilakukan secara konvensional, maka dari tanaman induk hanya diperoleh beberapa tunas anakan. Sedangkan dengan teknologi perbanyakan kultur jaringan secara klonal sangat membantu dalam penyediaan benih anggrek yang sama dengan induknya dalam jumlah banyak massal dan seragam dalam waktu yang relatif lebih singkat, serta dapat mendukung program pelepasan varietas baru anggrek. Data statistik volume impor benih anggrek pada tahun 2008 cenderung mengalami peningkatan sebanyak 881.414 batang, pada tahun 2009 meningkat cukup tajam yaitu sebesar 1.651.030 batang, kemudian pada tahun 2010 meningkat sebesar 2.159.740 batang dan pada tahun 2011 menjadi sebesar 3.213.957 batang. Sedangkan volume ekspor benih anggrek mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 ekspor benih sebesar 187.240 batang, pada tahun 2009 meningkat menjadi sebesar 437.700 batang, pada tahun 2010 mengalami peningkatan cukup tajam yaitu sebesar 1.223.370 batang, dan pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi sebesar 90.000 batang. Ketersediaan benih anggrek dalam negeri dan impor benih tanaman anggrek dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Ketersediaan Bibit Anggrek Dalam Negeri, Ekspor dan Impor Benih Tanaman Anggrek No. Tahun Dalam Negeri Impor Ekspor 1. 2008 14.436.559 881.414 187.240 2. 2009 15.198.840 1.651.030 437.700 3. 2010 16.929.613 2.159.740 1.223.370 4. Sampai Maret 2011 16.349.400 3.213.957 90.000 Sumber : Ditjen Hortikultura, 2012 51

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari usia, pendidikan formal, status kepemilikan lahan, luas lahan, dan pendapatan. Pada Tabel 10 menunjukkan bahwa sebaran petani responden lebih banyak didominasi oleh petani yang mempunyai usia 35-44 tahun. Ini menunjukkan bahwa mayoritas petani terdiri dari petani kelompok usia produktif. Jumlah petani usia 25-34 sebanyak enam orang dan jumlah petani usia 45-54 tahun sebanyak lima orang. Jumlah petani yang mempunyai usia diatas 65 tahun sebanyak dua orang. Petani yang berusia diatas 65 tahun adalah petani senior dan merupakan tokoh yang memiliki pengaruh penting dalam usahatani anggrek Dendrobium bunga potong di Kecamatan Serpong dan Kecamatan Gunung Sindur dan sampai saat ini masih bertahan mengusahakan anggrek Dendrobium bunga potong. Mereka adalah ketua kelompok tani, juga ketua gapoktan, dan telah memiliki banyak pengalaman yang dikenal luas oleh berbagai Dinas Pertanian. Tabel 10. Sebaran Usia Responden Petani Anggrek Dendrobium Potong di Kecamatan Serpong dan Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2012 Usia tahun Jumlah orang Persentase 25-34 6 20,00 35-44 17 56,66 45-54 5 16,66 55-64 - - diatas 65 2 6,66 Total 30 100 Tabel 11 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal petani responden anggrek Dendrobium bunga potong, sebagian besar mempunyai latar pendidikan SMA yaitu sebanyak 19 orang atau sebesar 63,33 persen. Tingkat pendidikan formal berpengaruh terhadap pengambilan keputusan usahatani. Hal ini terkait dengan tingkat adopsi teknologi dan informasi terkait dengan pengembangan 52 usaha. Semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka proses introduksi tentang penggunaan varietas bibit yang berkualitas dapat berjalan lebih mudah. Tabel 11. Sebaran Pendidikan Formal Responden Anggrek Dendrobium Potong di Kecamatan Serpong dan Kecamatan Gunung sindur Tahun 2012 Pendidikan Formal Jumlah orang Persentase Tidak Lulus SD 2 6,66 Lulus SD 2 6,66 Lulus SMP 5 16,66 Lulus SMA 19 63,33 Diploma - - Sarjana 2 6,66 Total 30 100 Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden mengusahakan usahatani anggrek Dendrobium bunga potong sebagai mata pencaharian utama. Pekerjaan sampingan responden diantaranya yaitu sebagai guru, pensiunan,wiraswasta bidang lain, karyawan swasta, sopir, petani padi dan palawija, usaha rumah makan, dan buruh. Tabel 12. Sebaran Status Usahatani Responden Anggrek Dendrobium Bunga Potong di Kecamatan Serpong dan Kecamatan Gunung sindur Tahun 2012 Status Usahatani Jumlah orang Persentase Utama 19 63,33 Sampingan 11 36,66 Total 30 100 Responden yang mempunyai mata pencaharian utama sebagai petani anggrek Dendrobium bunga potong menjalankan pengelolaan usahataninya secara lebih intensif, baik dengan menggunakan tenaga kerja sendiri maupun dengan bantuan tenaga kerja dari luar keluarga. Sedangkan responden yang menganggap usahatani anggrek sebagai usaha sampingan, mengelola usahataninya mengandalkan bantuan tenaga kerja keluarga istri dan tenaga kerja dari luar keluarga. Sebagai alasannya adalah usaha anggrek bunga potong sebagai usaha

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227