Varietas Anggrek Dendrobium Bunga Potong

49 telah dikenal lama oleh konsumen anggrek bunga potong dan bertahan hampir 20 tahun. Varietas Sonia merupakan varietas yang paling disukai oleh konsumen. Bunga berwarna ungu dan putih two tone, cantik, ukuran bunga besar, tebal dan seragam, tangkai bunga tegak, panjang, dan kokoh. Sonia identik dengan two tone dua warna tetapi dari segi kemudahan memproduksi bunga untuk jenis Sonia cukup sulit dan produktivitasnya hanya sekitar 6 tangkaipottahun. Varietas dari jenis warna-warna putih merupakan warna utama main colour yang dikembangkan untuk anggrek Dendrobium bunga potong. Alasannya karena warna putih dapat dipadu padankan atau dapat dengan mudah masuk dalam rangkaian bunga. Pada prinsipnya keindahan dari sebuah rangkaian membutuhkan keindahan dari elemen-elemen pendukung dari isi yang lainnya filler , sehingga keindahan bunga betul-betul akan tampak indah dan cantik bila sudah dipadu-padankan dengan yang lain. Warna bunga, ukuran, dan bentuk bunga sangat menentukan peranan. Warna putih adalah warna yang tetap ada dan selalu diperlukan oleh konsumen. Masa produksi 6 tahun, produktivitas tinggi yaitu 10-12 tangkaitahun, kemudahan untuk memproduksi cukup mudah, sosok tanaman kuat dan tahan.

5.4 Kondisi Sistem Perbenihan Anggrek Dendrobium di Indonesia

Kebutuhan benih anggrek nasional selama ini masih sangat tergantung dengan benih impor 40 dipenuhi dari bibit hasil dalam negeri dan 60 berasal dari impor. Sementara berdasarkan hasil survei dengan responden petani anggrek Dendrobium bunga potong bibit yang digunakan 100 persen berasal dari impor. Hal ini disebabkan sampai saat ini industri perbenihan anggrek Dendrobium belum berkembang seperti yang diharapkan yaitu dapat memproduksi bibit baik dalam hal kualitas, kuantitas, dan kontinyuitas. Sehingga Indonesia belum mampu memproduksi anggrek Dendrobium secara massal dan kontinyu serta berdaya saing di pasar. Pada saat ini beberapa laboratorium pemerintah dan swasta sudah melakukan perbanyakan klonal namun masih memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan benih klon. Masing-masing laboratorium baik yang dikelola oleh swasta maupun pemerintah masih berjalan masing-masing belum 50 terintegrasi, sehingga masalah dalam proses perbanyakan klonal belum dapat terpecahkan Ditjen Hortikultura, 2012. Perbanyakan tanaman anggrek dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif melalui persilangan biasa dilakukan dengan tujuan seleksi, yaitu untuk mendapatkan jenis bunga yang sesuai dengan karakter yang dikehendaki. Perbanyakan secara vegetatif dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang sama dengan induknya. Namun apabila perbanyakan vegetatif dilakukan secara konvensional, maka dari tanaman induk hanya diperoleh beberapa tunas anakan. Sedangkan dengan teknologi perbanyakan kultur jaringan secara klonal sangat membantu dalam penyediaan benih anggrek yang sama dengan induknya dalam jumlah banyak massal dan seragam dalam waktu yang relatif lebih singkat, serta dapat mendukung program pelepasan varietas baru anggrek. Data statistik volume impor benih anggrek pada tahun 2008 cenderung mengalami peningkatan sebanyak 881.414 batang, pada tahun 2009 meningkat cukup tajam yaitu sebesar 1.651.030 batang, kemudian pada tahun 2010 meningkat sebesar 2.159.740 batang dan pada tahun 2011 menjadi sebesar 3.213.957 batang. Sedangkan volume ekspor benih anggrek mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 ekspor benih sebesar 187.240 batang, pada tahun 2009 meningkat menjadi sebesar 437.700 batang, pada tahun 2010 mengalami peningkatan cukup tajam yaitu sebesar 1.223.370 batang, dan pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi sebesar 90.000 batang. Ketersediaan benih anggrek dalam negeri dan impor benih tanaman anggrek dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Ketersediaan Bibit Anggrek Dalam Negeri, Ekspor dan Impor Benih Tanaman Anggrek No. Tahun Dalam Negeri Impor Ekspor 1. 2008 14.436.559 881.414 187.240 2. 2009 15.198.840 1.651.030 437.700 3. 2010 16.929.613 2.159.740 1.223.370 4. Sampai Maret 2011 16.349.400 3.213.957 90.000 Sumber : Ditjen Hortikultura, 2012

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227