46
Selain itu menurut Data Statistik Daerah 2012 menyebutkan bahwa selain padi, Provinsi Banten juga memiliki komoditas tanaman unggulan yaitu tanaman
anggrek dengan tingkat produksi tertinggi ketiga di Indonesia Tabel 7. Sentra tanaman anggrek sebagai komoditas unggulan tersebut berada di Kota Tangerang
Selatan.
Tabel 7. Komoditas Tanaman Unggulan Provinsi Banten Tahun 2010-2011 Tanaman
Satuan 2010
2011 Anggrek
Tangkai 2.189.988
3.673.559 Melinjo
Ton 36.642
30.409 Aren
Ton 1.708
1.708 Melon
Ton 750
802 Durian
Ton 8.759
26.291 Sumber : Statistik Daerah Provinsi Banten, 2012
Sentra produksi untuk wilayah Jawa Barat, yaitu di Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Sentra produksi anggrek nasional di Jawa Barat dapat
dilihat pada Tabel 8. Sedangkan sentra pemasaran tanaman anggrek Dendrobium di dalam negeri terutama di sekitar Jabodetabek dan hampir sebagian wilayah
Indonesia.
Tabel 8. Sentra Produksi Anggrek Nasional di Jawa Barat 2012 No.
Komoditas KabupatenKota
Produksi tangkai
Kecamatan Utama
1. Anggrek
Bogor 1.878.403
Gunung Sindur Karawang
553.422 Cikampek
Cirebon 160.950
Sawangan Sumber : Dinas Pertanian Jawa Barat, 2012
5.2 Sejarah Keberadaan Usahatani Anggrek Dendrobium Bunga Potong
Keberadaan usaha bunga potong ini pada awalnya diusahakan pada tahun 1985-1989 yaitu sejak berdirinya PT PAGI Papayarwana Agro Indonesia yang
lokasinya berada di Kecamatan Serpong. Pada saat ini Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah mencanangkan Kecamatan Serpong sebagai ikon daerah
sentra anggrek Dendrobium, sedangkan Kecamatan Pamulang sebagai ikon daerah sentra bunga anggrek potong jenis Vanda Douglas, serta Kecamatan
47
Gunung Sindur juga sebagai daerah sentra produksi bunga anggrek Dendrobium bunga potong Kabupaten Bogor. Sebagian besar petani anggrek di kedua wilayah
tersebut dahulu pernah menjadi plasma PT. PAGI, dan setelah beberapa tahun perusahaan berjalan, telah terjadi kesalahan dalam menjalankan manajemen
perusahaan, sehingga perusahaan tersebut mengalami kerugian dan pada akhirnya tutup. Meskipun keberadaan PT. PAGI tidak ada lagi, sebagian petani yang
dahulunya pernah menjadi plasma masih mengusahakan anggrek Dendrobium bunga potong. Sebagai pertimbangan utamanya bahwa usaha anggrek
Dendrobium bunga potong masih mempunyai prospek usaha untuk dikembangkan
lebih lanjut dan menjadi sumber mata pencaharian utama hingga saat ini. Secara umum bunga anggrek Dendrobium bunga potong yang banyak
diusahakan di daerah penelitian adalah varietas yang berwarna putih peninggalan PT. PAGI. Umur produktif tanaman anggrek bunga potong adalah dua tahun
hingga enam tahun. Pada tahun kedua sampai tahun ketiga tanaman anggrek Dendrobium
bunga potong mampu berproduksi bunga potong sebesar 20 persen, selanjutnya pada tahun ketiga hingga tahun keempat masa produksi puncak
100, kemudian mulai pada tahun kelima sampai tahun keenam mulai mengalami penurunan hingga 40 persen. Setelah umur lima tahun tanaman
anggrek potong harus diganti dengan tanaman yang baru, karena tanaman sudah tidak mampu lagi menghasilkan produksi bunga dengan kualitas yang memenuhi
standar kualitas bunga potong. Namun hampir keseluruhan petani yang mengusahakan bunga anggrek
Dendrobium bunga potong di daerah penelitian dalam menggunakan bibit yang
sesuai standar mutu untuk produksi masih sangat terbatas. Mereka membeli bibit hanya sekali, selanjutnya bibit tersebut digunakan secara terus menerus tanpa ada
upaya memperbaharui dari bibit yang digunakan. Tanpa dilakukan pembaharuan dengan bibit yang baru akan menyebabkan penurunan kualitas genetik secara
drastis untuk varietas tertentu. Penyebab sebagian besar petani anggrek Dendrobium
bunga potong tidak melakukan pembaharuan bibit, karena terbatasnya ketersediaan varietas bibit unggul, dan seandainya tersedia harganya
sangat mahal karena berasal dari impor.