Peran Preferensi Konsumen dalam Menentukan Atribut Produk
12
mempertimbangkan keunggulan dari seluruh keseluruhan atribut yang dimiliki oleh varietas tersebut. Untuk memperbaiki varietas bawang merah perlu
memperhatikan karakteristik mutu, yaitu bentuk, ukuran, warna umbi, serta kemampuan adaptasi tinggi yaitu dapat ditanam pada musim kemarau dan hujan.
Keberhasilan suatu strategi pengembangan produk baru tidak hanya sekedar kemampuan menciptakan sebuah produk, akan tetapi bisa memahami featur-
featur dari produk tersebut sesuai dengan preferensi konsumen. Ameriana, et al.,
1998 menyebutkan
bahwa dalam
proses pelepasan
varietas perlu
mempertimbangkan keinginan
dari para
pengguna varietas.
Sebagai konsekuensinya informasi mengenai hal tersebut harus tersedia. Perbaikan
kualitas merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan dalam proses pelepasan varietas, disamping potensi hasil, ketahanan terhadap hama dan
penyakit dan sebagainya. Berdasarkan dari hasil penelitian ini seorang pemulia tanaman dapat membuat prioritas mengenai petunjuk kualitas yang harus
didahulukan untuk diperbaiki. Sebagai bahan pertimbangannya yaitu proses pelepasan varietas dalam bidang pemuliaan memerlukan investasi yang tidak
sedikit baik dalam hal waktu, tenaga maupun biaya. Pada bunga anggrek potong dan tanaman pot, peningkatan kualitas dan
kuantitas produksi perlu dilakukan untuk mengimbangi permintaan pasar dalam negeri maupun untuk ekspor. Karena menurut Sutater 2006 kualitas merupakan
indikator yang diinginkan konsumen sebagai atribut warna, bentuk, jenis, harga, dsb, produk atau jasa, dan kualitas merupakan salah satu dari aspek selera
konsumen. Selera masyarakat terhadap bunga potong bila dilihat dari segi keindahan, warna, ukuran, bentuk, dan susunan bunga, serta daya tahan bunga
cepat berubah ke arah yang lebih baik dan sempurna Soekartawi, 1994. Penelitian Nurmalinda, et al., 1997 menyebutkan bahwa selera konsumen
ditentukan oleh keunikan kombinasi warna, ukuran, susunan, bentuk dan periode kesegaran bunga.
Untuk konsumen hotel, rumah tangga dan florist menurut Sunarmani, et al., 2011 dan Nurmalinda, et al., 1999 serta Behe, et al., 1993 bahwa harga
bukan merupakan hal penting untuk diperhatikan, karena penggunaan bunga potong lebih berkaitan dengan kebutuhan. Hal utama yang menjadi perhatian
13
konsumen ialah coraknya yang masih baru, tahan terhadap hama dan penyakit, serta dapat ditempatkan di dalam ruangan.
Pada saat ini pasar anggrek Dendrobium menuntut tersedianya bunga anggrek potong dan tanaman pot anggrek yang bermutu dan dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan yang semakin banyak dan berkesinambungan. Produksi anggrek Indonesia dalam negeri terdiri atas penggemar dan pecinta
anggrek, pedagang keliling tanaman anggrek, pedagang tanaman anggrek pada kios di tempat tertentu dalam kota, perhotelan, gedung perkantoran, pengusaha
pertamanan, floristtoko bunga. Berkenaan dengan perdagangan anggrek dewasa ini, tidak terlepas dari
adanya standardisasi kualitas produk terhadap produk yang diperdagangkan. Tidak ada standar baku mengenai kriteria mutu anggrek Dendrobium bunga
potong yang harus dipenuhi. Standar mutu bunga potong bersifat dinamis, berkembang dari waktu ke waktu, mengikuti kemajuan teknologi dan permintaan
konsumen. Spesifikasi persyaratan mutu kelompok Dendrobium berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI 01-3171-1995 dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Spesifikasi Persyaratan Mutu Kelompok Dendrobium
No. Jenis Uji Satuan
Persyaratan Mutu Kelas I
Kelas II Kelas III
1. Panjang malai
Cm Min. 60
Min. 50 Min. 40
2. Jumlah bunga
keseluruhan -
Min. 16 Min. 12
Min. 8 3.
Jumlah bunga mekar -
Min. 10 Min. 8
Min. 6 4.
Jumlah kuncup -
Maks. 6 Maks. 4
Maks. 2 5.
Susunan bunga dalam malai
- Lengkap
Lengkap Lengkap
6. Bekas pestisida
- Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
7. Bunga rusak
- Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
8. Binatang hidup
- Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Sumber: Subdit Standardisasi PPHP Kementerian Pertanian, 2011