Rumah Kualitas House Of Quality

30 Gambar 1. Model House Of Quality Bagian A terdiri dari sejumlah kebutuhan dan keinginan konsumen yang diperoleh dari penelitian pasar. Suara konsumen merupakan input dalam HOQ. Metode identifikasi kebutuhan konsumen yang biasa digunakan dalam suatu penelitian adalah wawancara, baik secara grup atau perorangan. Bagian B adalah matriks perencanaan. Matriks ini merupakan komponen yang digunakan untuk menerjemahkan persyaratan pelanggan menjadi rencana- rencana untuk memenuhi atau melebihi persyaratan yang ditentukan pelanggan. Pada bagian ini terdiri dari tiga jenis informasi: a. Bobot kepentingan kebutuhan konsumen. b. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau jasa. c. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau jasa sejenis dari perusahaan pesaing. Bagian C berisi persyaratan-persyaratan teknis untuk produk atau jasa baru yang akan dikembangkan. Data ini diturunkan berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen matriks A. 31 Bagian D terdiri dari penelitian manajemen mengenai kekuatan hubungan antara elemen-elemen yang terdapat pada bagian persyaratan teknis matriks C dan kebutuhan konsumen matriks A yang dipengaruhinya. Kekuatan hubungan ditentukan dengan simbol tertentu. Bagian E menunjukkan korelasi antara persyaratan teknis yang satu dan persyaratan-persyaratan lain yang terdapat di matriks C. Korelasi antara kedua persyaratan teknis tersebut ditunjukkan menggunakan simbol-simbol tertentu. Bagian F terdiri dari tiga jenis informasi: a. Urutan tingkat kepentingan ranking persyaratan teknis. b. Informasi untuk membandingkan kinerja teknis produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan terhadap kinerja produk pesaing. c. Target kinerja persyaratan teknis produk atau jasa yang baru dikembangkan. Komponen detail House Of Quality adalah sebagai berikut: a. Whats adalah keinginan atau kebutuhan konsumen, ditempatkan pada bagian A gambar diatas. b. How tactical descriptions adalah kebutuhan-kebutuhan akan desain, yaitu bahasa teknis produk atau jasa. Atau secara sederhana dapat dikatakan bahwa matriks how merupakan jawaban yang diberikan perusahaan atas permintaan dalam matriks what. c. Correlation Matrix menjelaskan hubungan antara what dengan how. Korelasi ini dapat digambarkan dengan simbol kuat, cukup, dan lemah. d. Correlation Roof Matrix menggambarkan hubungan antar how. Korelasi ini dapat dibedakan menjadi korelasi positip dan negatip. Korelasi positip berarti bahwa antara technical descriptors saling mendukung. Tetapi bila korelasi negatip maka antar technical descriptors saling bertentangan, sehingga perlu dicermati ketika mengimplementasikannya agar pelanggan tidak dirugikan. Karena bisa jadi kita menaikkan kualitas satu layanan tetapi justru akan menurunkan layanan yang lain. e. Competitive assesment adalah penilaian produk atau jasa orang dengan orang pesaing. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan penelitian mengenai kondisi kemampuan terhadap technical descriptor yang telah ditetapkan. 32 f. Costumer Requirement Priorities adalah prioritas yang diberikan konsumen terhadap kebutuhannya. Dalam tahap ini perhitungannya meliputi: Information to Customer, Target Value, Scale of Factor, Sales point, dan nilai absolute Weight.

3.1.6.4 Manfaat QFD

Manfaat utama menggunakan QFD menurut Sullivan 1986, Hauser dan Clausing 1988, Barnard dan Griffin 1992, Hauser 1993, Govers 1996 dalam Akao 1995 adalah: 1. Perusahaan memungkinkan untuk membuat kunci trade-off antara apa yang menjadi tuntutan konsumen dan apa yang mampu dihasilkan oleh perusahaan; 2. QFD meningkatkan komunikasi yang efektif antara divisi perusahaan dan meningkatkan kerja tim; 3. Kualitas dibangun di hulu; 4. QFD meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memastikan bahwa tuntutan konsumen dibawa ke dalam proses NPD New Product Development ; 5. Hal-hal yang penting dalam memproduksi dapat dikontrol dan tidak diabaikan; 6. QFD dapat menyatukan semua data yang diperlukan untuk pengembangan produk yang baik dan tim pengembangan dapat melihat dengan sangat cepat di mana informasi tambahan apa yang diperlukan selama proses berlangsung. Selain itu, informasi lebih baik digunakan dan didokumentasikan; 7. QFD memperpendek time to market. Keunggulan – keunggulan yang dimiliki QFD adalah: 1. Menyediakan format standar untuk menerjemahkan kebutuhan konsumen menjadi persyaratan teknis, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen. 2. Menolong tim perancang untuk memfokuskan proses perancangan yang dilakukan pada fakta-fakta yang ada, bukan intuisi. 33 3. Selama proses perancangan, pembuatan keputusan ‘direkam’ dalam matriks-matriks sehingga dapat diperiksa ulang serta dimodifikasi di masa yang akan datang.

3.1.6.5 Implementasi QFD

Implementasi QFD secara garis besar dibagi dalam 3 tiga tahap, tetapi sebelum memasuki ketiga tahap tersebut selalu ada tahap perencanaan dan persiapan. Adapun ketiga tahap tersebut adalah : 1. Tahap pengumpulan voice of customer. Pada tahap ini akan dilakukan survey untuk memperoleh suara pelanggan yang tentu membutuhkan waktu dan ketrampilan untuk mendengarkan. Proses QFD membutuhkan data konsumen yang ditulis sebagai atribut-atribut dari suatu produk atau jasa. Tiap atribut mempunyai data numerik yang berkaitan dengan kepentingan relatif atribut bagi konsumen dan tingkat performansi kepuasan konsumen dari produk yang dibuat berdasarkan atribut tadi. 2. Tahap penyusunan house of quality Menurut Cohen 1992 dalam Macklin 2011, tahap-tahap dalam menyusun rumah kualitas adalah sebagai berikut: 1. Tahap I Matrik Kebutuhan Pelanggan, tahap ini meliputi: a. Memutuskan siapa pelanggan, b. Mengumpulkan data kualitatif berupa keinginan dan kebutuhan konsumen, c. Menyusun keinginan dan kebutuhan tersebut, dan d. Pembuatan diagram afinitas 2. Tahap II Matrik Perencanaan, tahap ini bertujuan untuk mengukur kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan menetapkan tujuan-tujuan performansi kepuasan. 3. Tahap III Respon Teknis, pada tahap ini dilakukan transformasi dari kebutuhan-kebutuhan konsumen yang bersifat non teknis menjadi data yang besifat teknis guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227