PENDAMPING DESA
258
| Modul Pelatihan Pratugas Pendamping Desa
  Kepatuhan  pendamping  profesional  pada  standar  pelayanan  maupun prosedur kerja;
  Ketaatan dan kedisiplinan dari pendamping profesional dalam menyusun dan menyampaikan  laporan,  dokumen  dan  bukti-bukti  administrasi  kepada
Satker Provinsi melalui supervisor secara reguler;   Kemampuan  pendamping  profesional  untuk  menyusun  laporan,  dokumen
dan  bukti-bukti  administrasi  secara  benar  sesuai  dengan  format  yang berlaku;
  Akurasi  pendamping  profesional  dalam  pembuatan  laporan,  dokumen administrasi secara lengkap sesuai ketentuan yang ditetapkan;
  Kemampuan  pendamping  profesional  untuk  menyampaikan  dokumen administrasi secara cepat dan tepat waktu sesuai jadwal yang ditetapkan.
D. Siklus Penilaian Kinerja
Semua tenaga pendamping profesional, baik tingkat desa maupun tingkat pusat akan dievaluasi kinerjanya dalam periode setiap 6 enam bulan sekali oleh supervisor yang
membawahinya.  Supervisor  berkewajiban  mengirimkan  hasil  evaluasi  kinerja  dalam bentuk soft copy dengan format PDF yang sudah ditandatangani kepada supervisor di
atasnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Camat  dengan  dibantu  koordinator  PD  mengirimkan  rekapitulasi  hasil  evaluasi
kinerja PLD kepada SKPD KabupatenKota yang menangani pendampingan Desa melalui  Koordinator  TA  KabupatenKota  maksimal  tanggal  5  bulan  berikutnya
dari setiap periode evaluasi kinerja;
2. SKPD  KabupatenKota  yang  menangani  pendampingan  Desa  dengan  dibantu
Koordinator  TA  KabupatenKota  mengirimkan  rekapitulasi  hasil  evaluasi  kinerja PLD dan PD kepada Satker Provinsi melalui TL Provinsi maksimal tanggal 10 bulan
berikutnya dari setiap periode evaluasi kinerja;
3. Satker  P3MD  Provinsi  dengan  dibantu  Team  Leader  TL  Provinsi  mengirimkan
rekapitulasi  hasil  evaluasi  kinerja  PLD,  PD,  TA  KabupatenKota  yang  sudah disahkan  oleh  Satker  propinsi  kepada  Satker  P3MD  Pusat  melalui  KPW  Pusat,
maksimal tanggal 15 bulan berikutnya dari setiap periode evaluasi kinerja.
E. Sistem Penilaian Kinerja
Cara  penilaian  kinerja  pendamping  professional  dilakukan  dengan  menggunakan angketformat  yang  harus  diisi  oleh  supervisor  dan  pejabat  yang  membidangi
pendampingan Desa sesuai jenjang penugasan para pendamping professional. Format penilaian  kinerja  tersebut  mengacu  pada  indikator  penilaian  kinerja  yang  dirumuskan
dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang hasilnya untuk mengukur  capaian kinerja  sesuai  dengan  indikator  kinerja  yang  ditetapkan.  Penilai  diminta  memberikan
PENDAMPING DESA
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 259
angka  kuantitatif  untuk  selanjutnya  dikonversi  dalam  nilai  kualitatif,  sejauhmana seorang pendamping professional telah melaksanakan tugasnya.
Untuk memastikan apakah kompetensi tersebut tercapai atau tidak, maka setiap kompetensi  dasar  yang  terdiri  dari  berbagai  macam  indikator  kinerja  disusun  untuk
mengetahui  apakah  seorang  pendamping  profesional  memiliki  pengetahuan, keterampilan  dan  sikap  yang  dibutuhkan.  Setiap  pendamping  profesional  akan  dinilai
oleh  supervisor  atasannya  dan  oleh  SKPD  KabupatenKota  yang  membidangi pendampingan, serta Satker P3MD Provinsi.
Untuk  menentukan  sejauhmana  tugas  dilaksanakan,  maka  pihak  penilai memberikan skor dari angka 1 satu sampai angka 5  lima untuk setiap indikator yang
dinilai. Definisi skor dijelaskan sebagai berikut:
  Skor 5 = kinerja sangat baik;   Skor 4 = kinerja baik;
  Skor 3 = kinerja cukup baik;   Skor 2 = kinerja kurang baik dapat diterima walaupun ada kelemahan;
  Skor 1 = kinerja buruk harus diperbaiki secepatnya;   X = tidak relevan atau belum saatnya untuk dinilai, atau tidak tahu.
Dalam  memberikan  penilaian,  supervisor  PD,  TA  KabupatenKota,  TA  Provinsi dan  TL  Provinsi  kemudian  menggabungkan  nilai-nilai  dari  semua  penilai  baik  dari
unsur  pendamping  maupun  pihak  SKPD  KabupatenKota  yang  membidangi pendampingan  dan  Satker  P3MD  Provinsi  dalam  satu  tabel  Rekapitulasi  Evaluasi
Kinerja  Kecamatan,  KabupatenKota  maupun  Provinsi.  Hasil  penilaian  akhir  rata-rata akan  digunakan  untuk  menentukan  kelayakan  pendamping;  misalnya  layak  untuk
dilanjutkan,  layak  untuk  dipromosikan,  atau  kurang  layak  untuk  dilanjutkan.  Hasil „penilaian akhir rata-rata akan berupa nilai “A” sampai “D”.  Tingkat kehadiran kurang
dari 25 akumulatif selama 1 periode kinerja akan mendapatkan nilai D.
Nilai A, B, C, atau D ditentukan dengan skala skor sebagai berikut:   Nilai A = 3,50 s.d. 5,00
  Nilai B = 2,50 s.d. 3,49   Nilai C = 1,50 s.d. 2,49
  Nilai D = 0,00 s.d. 1,49 Penilaian  tingkat  pencapaian  kinerja  dilakukan  dengan  sistem  scoring  yang
diuraikan  dalam  format  peniaian  terlampir.  Untuk  menghitung  nilai  rata-rata,  nilai yang diisi dalam angket dijumlahkan dan kemudian dibagi oleh jumlah indikator yang
dinilai kecuali yang diberitanda X.
Mengingat kondisi lapangan yang bervariasi antar Provinsi, KabupatenKota dan lokasi-lokasi kegiatan, maka pelaksanaan sistem penilaian kinerja ini harus disesuaikan
dengan  keadaan  daerah  masing-masing.  Oleh  karena  itu,  panduan  ini  hanya menguraikan  dan  menjelaskan  kewajiban  dan  prosedur  dasar  yang  dibutuhkan  untuk
menjalankan  sistem  ini.  Namun,  dalam  pelaksanaannya  TL  Provinsi,  TA  Provinsi  dan
PENDAMPING DESA
260
| Modul Pelatihan Pratugas Pendamping Desa
para  TA  KabupatenKota  serta  PD  dapat  mengatur  metode  dan  jadwal  sesuai  situasi dan kondisi di lokasi masing-masing.
Masukanpenilaian  dari  masyarakat  dituangkan  dalam  “Berita  Acara  Forum Konsultasi Masyarakat”. Jika ada masukan dari masyarakat yang perlu perhatian khusus
maka supervisor segera menindaklanjuti atas masukan tersebut dengan mengacu pada SOP pendampingan.
F. Manajemen dan Administrasi Penilaian Kinerja