PENDAMPING DESA
168
| Modul Pelatihan Pratugas Pendamping Desa
E. Landasan Hukum
Landasan hukum pendampingan Desa, meliputi: 1
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; 2
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 4
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan Desa;
5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2014
tentang Pemilihan Kepala Desa; 6
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa; 8
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;
9 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa;
10 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa;
11 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan,
Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa; 12 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa.
F. Pengelolaan Pendampingan Desa
Pendampingan desa sebagaimana diatur oleh Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 serta turunannya telah
menegaskan bahwa Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah KabupatenKota dalam memberdayakan masyarakat dilaksanakan melalui pendampingan. Pendamping-
an desa dilaksanakan oleh Pendamping Profesional, KPMD, dan Pihak Ketiga.
PENDAMPING DESA
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 169
Bagan Pelaku Pendampingan Desa
Tenaga pendamping profesional terdiri atas: 1
Pendamping Desa yang berkedudukan di kecamatan; 2
Pendamping Teknis yang berkedudukan di kabupaten; dan 3
Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat berkedudukan dipusat dan di provinsi.
Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa KPMD berkedudukan di Desa. Pendamping desa yang berkedudukan di desa selaku KPMD akan disiapkan oleh desa
melalui Musyawarah Desa. Pihak ketiga terdiri dari: 1
Lembaga Swadaya Masyarakat; 2
Perguruan Tinggi; 3
Organisasi Kemasyarakatan; atau 4
Perusahaan. Pendampingan Desa oleh pihak ketiga dapat bersumber dari anggaran non
pemerintah atau lembaga swasta. Sementara pendamping desa yang berkedudukan di kecamatan dan kabupaten dapat disediakan oleh Pemerinta, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah KabupatenKota.
Tabel Kedudukan Pelaku Pendampingan
KEDUDUKAN PELAKU
PENDAMPINGAN TUGAS
Permendesa No. 32015 tentang Pendampingan Desa
Pusat Tenaga Ahli Pemberdayaan
Masyarakat Pasal 15-17
PENDAMPING DESA
170
| Modul Pelatihan Pratugas Pendamping Desa
Provinsi Tenaga Ahli Pemberdayaan
Masyarakat Pasal 15-17
KabupatenKota Pendamping Teknis
Pasal 13-14 Kecamatan
Pendamping Desa Pasal 11-12
Desa KPMD
Pasal 18-19
G. Kompetensi
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat dibutuhkan adanya para pendamping masyarakat yang mampu:
1 Mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pembangunan Desa
yang dilaksanakan secara swakelola oleh Desa; 2
Mengembangkan program dan kegiatan pembangunan Desa secara
berkelanjutan dengan mendayagunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di Desa;
3 Menyusun perencanaan pembangunan Desa sesuai dengan prioritas, potensi, dan
nilai kearifan lokal; 4
Menyusun perencanaan dan penganggaran yang berpihak kepada kepentingan warga miskin, warga disabilitas, perempuan, anak, dan kelompok marginal;
5 Mengembangkan sistem transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Desa dan pembangunan Desa; 6
Mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa dan lembaga adat; 7
Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyusunan kebijakan Desa yang dilakukan melalui musyawarah Desa;
8 Menyelenggarakan peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia
masyarakat Desa; 9
Melakukan pendampingan masyarakat Desa yang berkelanjutan; dan 10 Melakukan pengawasan dan pemantauan penyelenggaraan Pemerintahan Desa
dan pembangunan Desa yang dilakukan secara partisipatif oleh masyarakat Desa.
PENDAMPING DESA
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 171
SPB
8.2.1
Lembar Informasi
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Desa
Pemberdayaan
A. Latar Belakang