Desa Maju, Kuat, Mandiri dan Demokratis
C. Penguatan Desa
1. Desa Maju, Kuat, Mandiri dan Demokratis
Desa harus semakin maju tetapi tidak meninggalkan tradisi, dan tetap merawat tradisi tetapi tidak ketinggalan jaman. Desa maju juga paralel dengan desa kuat dan desa mandiri. Desa kuat dan desa mandiri, keduanya menjadi visi-misi UU Desa, merupakan dua sisi mata uang. Di dalam desa kuat dan desa mandiri terkandung prakarsa lokal, kapasitas, bahkan pada titik tertinggi adalah desa yang berdaulat secara politik. Konsep desa kuat senantiasa diletakkan dalam satu tarikan nafas dengan daerah kuat dan negara kuat. Negara kuat bukan berarti mempunyai struktur yang besar dan berkuasa secara dominan terhadap semua aspek kehidupan. Otonomi dan kapasitas merupakan tolok ukur negara kuat. Negara otonom adalah negara yang sanggup mengambil keputusan secara mandiri, sekaligus kebal dari pengaruh berbagai kelompok ekonomi politik maupun kekuatan global. Kapasitas negara terkait dengan kemampuan negara menggunakan alat-alat kekerasan dan sistem pemaksa untuk menciptakan law and order keamanan, keteraturan, ketertiban, ketentraman, dan sebagainya, mengelola pelayanan publik dan pembangunan untuk fungsi welfare kesejahteraan, serta melakukan proteksi terhadap wilayah, tanah air, manusia, masyarakat maupun sumberdaya alam. Desa kuat dan desa mandiri, merupakan sebuah kesatuan organik. Dalam Desa kuat terdapat kemandirian Desa, dan dalam Desa mandiri terdapat kandungan Desa kuat. Kapasitas Desa menjadi jantung kemandirian Desa. Secara khusus dalam Desa kuat terdapat dua makna penting. Pertama, Desa memiliki legitimasi di mata masyarakat Desa. Masyarakat menerima, menghormati dan mematuhi terhadap institusi, kebijakan dan regulasi Desa. Tentu legitimasi bisa terjadi kalau Desa mempunyai kinerja dan bermanfaat secara nyata bagi masyarakat, bukan hanya manfaat secara administratif, tetapi juga manfaat sosial dan ekonomi. Kedua, Desa memperoleh pengakuan dan penghormatan rekognisi dan kepercayaan dari pihak PENDAMPING DESA Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 19 negara institusi negara apapun, pemerintah daerah, perusahaan, dan lembaga- lembaga lain. Jika mereka meremehkan Desa, misalnya menganggap Desa tidak mampu atau Desa tidak siap, maka Desa itu masih lemah. Rekognisi itu tidak hanya di atas kertas sebagaimana pesan UU Desa, tetapi juga diikuti dengan sikap dan tindakan konkret yang tidak meremehkan tetapi memercayai. Rekognisi dan subsidiaritas merupakan solusi terbaik untuk menata ulang hubungan Desa dengan negara, maka demokrasi merupakan solusi terbaik untuk menata ulang hubungan antara Desa dengan warga atau antara pemimpin Desa dengan warga masyarakat. Rekognisi, subsidiaritas dan demokrasi merupakan satu kesatuan dalam UU Desa. Rekognisi dan subsidiaritas, seperti halnya desentralisasi, hendak membawa negara, arena dan sumberdaya lebih dekat kepada Desa; sementara demokrasi hendak mendekatkan akses rakyat Desa pada negara, arena dan sumberdaya. Tanpa demokrasi, rekognisi-subsidiaritas dan kemandirian Desa hanya akan memindahkan korupsi, sentralisme dan elitisme ke Desa. Sebaliknya, demokrasi tanpa rekognisi-subsidiritas hanya akan membuat jarak yang jauh antara rakyat dengan arena, sumberdaya dan negara.2. Desa sebagai suatu Kesatuan Pemerintahan dan Masyarakat
Parts
» Modul pratugas pendamping desa kompetensi umum 2017
» Perkenalan Harapan Peserta Trimatra Pembangunan Desa
» Aturan Main Jadual Pelatihan
» Pemetaan Kemampuan Awal Peserta
» Pengertian Potensi Pembelajar Trimatra Pembangunan Desa
» Pengalaman Lingkungan Kemauan dan Keputusan Genetika
» Kecerdasan Majemuk Trimatra Pembangunan Desa
» Memetakan Kebutuhan Peserta Trimatra Pembangunan Desa
» Latar Belakang Trimatra Pembangunan Desa
» Paradigama Desa Lama dan Desa Baru
» Desa Maju, Kuat, Mandiri dan Demokratis
» Desa sebagai suatu Kesatuan Pemerintahan dan Masyarakat
» Desa Sebagai Masyarakat Berpemerintahan
» Kedaulatan, Kewenangan dan Prakarsa Lokal
» Pendahuluan Trimatra Pembangunan Desa
» Asas dan Prinsip Desa Sebagai Masyarakat Berpemerintahan
» Kewenangan Desa Dan Jenis-Jenis Kewenangan Desa
» Pengantar Maksud, Tujuan Peraturan, dan Ruang Lingkup
» Penataan Kewenangan Desa Jenis dan Perincian Kewenangan Desa
» Kriteria Kewenangan Desa Kewenangan Desa Adat
» Kriteria Kewenangan Desa Adat Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan Desa dan Desa Adat
» Pelaporan Pembinaan dan Pengawasan Pembiayaan Ketentuan Lain
» Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
» Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan Pemberdayaan Desa
» Tugas Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
» Tiga Pilar Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
» Pemberdayaan Masyarakat Desa PMD
» Infrastruktur Desa ID Trimatra Pembangunan Desa
» Pembangunan Partisipatif PP Trimatra Pembangunan Desa
» Pengembangan Ekonomi Desa PED
» Pengantar Perangkat Desa Trimatra Pembangunan Desa
» Musyawarah Desa dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa
» Peran BPD dalam Musyawarah Desa
» Pengertian Musyawarah Desa Dasar Pemikiran Muswarah Desa
» Tujuan Muswarah Desa Prinsip-Prinsip Muswarah Desa
» Hak dan Kewajiban Masyarakat Karakteristik Musyawarah Desa Manfaat Muswarah Desa
» Pengertian Kepemimpinan Desa Penyelesaian Perselisihan
» Variabel Pemerintahan dalam Kepemimpinan Desa Fungsi Kepemimpinan Desa
» Tipe Kepemimpinan Desa Penyelesaian Perselisihan
» Kepemimpinan dalam Musyawarah Desa
» Kepemimpinan dalam Pemerintahan Desa
» Membangun Kepemimpinan di Desa
» Latar Belakang Penyelesaian Perselisihan
» Keberdayaan Masyarakat Penyelesaian Perselisihan
» Arah Keberdayaan Masyarakat Penyelesaian Perselisihan
» Dimensi dan Tingkat Keberdayaan
» Tipologi Keberdayaan Masyarakat Penyelesaian Perselisihan
» Kemandirian Masyarakat Indeks Desa Membangun dan Keberdayaan Masyarakat
» Kedudukan Desa dalam Pembangunan Daerah
» Kedudukan dan Kewenangan Desa
» Pembangunan Desa dalam Sistem Pembangunan Nasional
» Sinergi Pembangunan Pusat, Daerah dan Desa
» Latar Belakang Tujuan Prinsip-Prinsip
» Badan Kerjasama Antar-Desa Tata Cara Kerjasama
» Keanggotaan Pengurus Penyelesaian Perselisihan
» Pembiayaan Berakhirnya Kerjasama dan Penyelesaian Perselisihan
» Latar Belakang Peran Pendamping Desa
» Kerjasama dengan Pihak Ketiga untuk Pembangunan dan Pemberdayaan
» Fasilitasi Kemitraan dengan Pihak Ketiga
» Pendekatan Kemitraan Tiga Pihak
» Konsekuensi dari Asas Rekognisi dan Subsidiaritas
» Fenomena Ketidakberdayaan Masyarakat Penyelesaian Perselisihan
» Strategi Pemberdayaan Masyarakat Desa
» Penutup Pendahuluan Penyelesaian Perselisihan
» Kedudukan KPMD Penyelesaian Perselisihan
» Tugas dan Tanggung Jawab KPMD
» Kriteria KPMD Penyelesaian Perselisihan
» Proses Pemilihan KPMD Orientasi Baru KPMD
» Peningkatan Kapasitas KPMD Penyelesaian Perselisihan
» Inklusi Sosial Dalam Konteks Pelaksanaan Undang-Undang Desa
» Dasar Hukum Dan Tujuan Inklusi Sosial
» Langkah Umum Dan Indikator Inklusi Sosial
» Pengantar Perspektif Pembangunan dari Poso
» Perempuan Desa dan Pemdes Responsif Warga
» Pengertian Tujuan Ruang Lingkup Landasan Hukum
» Pengelolaan Pendampingan Desa Kompetensi
» Kualifikasi Pendamping Desa Pemberdayaan Pengaturan Kerja dan Pelaporan
» Hak Kontrak Kerja dan Jangka Waktu Latar Belakang
» Kualifikasi Pendamping Desa Teknik Infrastruktur Pengaturan Kerja dan Pelaporan Hak
» Kontrak Kerja dan Jangka Waktu Pengantar
» Pengertian Etika Penyelesaian Perselisihan
» Etika Birokrasi Pemerintahan Penyelesaian Perselisihan
» Memahami Pelayanan Publik Penyelesaian Perselisihan
» Pentingnya Etika dalam Pelayanan Publik
» Prinsip Etika Pelayanan Menurut ASPA
» Mengenal perasaan diri sendiri Berfikir positif Menerima ketidakberhasilan
» Pernyataan terima kasih Mendengarkan Memuji Mengingat nama
» Pengertian Disampaikan dengan sepenuh hati
» Tujuan Sasaran Manfaat Disampaikan dengan sepenuh hati
» Tahapan Analisis Kebutuhan Pengembangan Kapasitas
» Instrumen Pengumpul Informasi dan Data
» Analisis Kinerja Analisis Tugas
» Studi Kompetensi Pendekatan dalam Analisis Kebutuhan Pengembangan Kapasitas
» Survei Kebutuhan Pelatihan Pendekatan dalam Analisis Kebutuhan Pengembangan Kapasitas
» Latar Belakang Disampaikan dengan sepenuh hati
» Tingkatan Pengembangan Kapasitas Disampaikan dengan sepenuh hati
» Pola Kerja Pengembangan Kapasitas
» Kompetensi Pendamping Lokal Desa
» Berorietasi pada Kualitas Layanan
» Memberi Peran Membentuk Kelompok Kerja
» Pola Pengembangan Kapasitas Pendamping
» Pengertian Pembelajaran Mikro Disampaikan dengan sepenuh hati
» Relevansi Pembelajaran Mikro dalam Pelatihan Strategi Pembelajaran Mikro
» Latar belakang Pengertian Disampaikan dengan sepenuh hati
» Tujuan Disampaikan dengan sepenuh hati
» Sasaran Prinsip-Prinsip Disampaikan dengan sepenuh hati
» Ruang Lingkup Disampaikan dengan sepenuh hati
» Tipe Laisses Faire Tipe Coersive Tipe Training dan Guidance Tipe Demokratis
» Pertemuan Orientasi bagi pendamping baru Rapat Koordinasi
» Studi Kelompok antarpendamping Diskusi Terbatas
» Teknik Kunjungan Lapang Observasi Percakapan Pribadi
» Intervisitasi Seleksi Sumber Pembelajaran Menilai Diri Sendiri Self Evaluation
» Diskusi Panel Seminar Simposium Demonstrasi
» Teknik Supervisi dalam Pendampingan Pendahuluan Tujuan
» Mekanisme Mekanisme Penilaian Kinerja
» Aspek Penilaian Mekanisme Penilaian Kinerja
» Siklus Penilaian Kinerja Sistem Penilaian Kinerja
» Manajemen dan Administrasi Penilaian Kinerja Pihak yang Dinilai
» Penutup Latar Belakang Disampaikan dengan sepenuh hati
» Berjenjang Berkelanjutan Komprehensif Implementatif
» Bimbingan Tugas Bimbingan Karir
» Bimbingan Sosial Coaching Jenis-Jenis Pembimbingan Kinerja
Show more