Hakikat Motivasi Landasan Teori

14

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Pada kajian pustaka akan membahas tentang landasan teoritis yang relevan dengan penelitian. Bagian ini dijelaskan tentang landasan teori, hubungan antar variabel, kajian empiris, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Berikut uraian selengkapnya:

2.1 Landasan Teori

Landasan teori memuat teori-teori yang melandasi penelitian. Terdapat beberapa landasan teori yang berhubungan dengan penelitian. Teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yaitu 1 Hakikat Motivasi; 2 Pengertian Motivasi Kerja Guru; 3 Bentuk-bentuk Motivasi; 4 Pembinaan Motivasi Kerja; 5 Teori Motivasi; 6 Hakikat Kepemimpinan; 7 Kepala Sekolah sebagai Pimpinan Pendidikan; 8 Teori Kepemimpinan; 9 Gaya Kepemimpinan; 10 Pengertian Kedisiplinan; 11 Macam-macam Disiplin; 12 Pembinaan Disiplin Kerja. Landasan teori selengkapnya akan dijelaskan sebagai berikut:

2.1.1 Hakikat Motivasi

Motif merupakan satu keadaan yang kompleks dalam diri individu yang mendorong individu untuk berperilaku dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup Surya, 2014: 52. Istilah motivasi sering dikaitkan dengan istilah motif, meskipun kedua istilah tersebut sebenarnya berbeda. Lebih lanjut, Garret yang dikutip oleh Brotosedjati 2011: 15 58 mendefinisikan kedua istilah tersebut. Motive is a need, aspiration, ambision, or purpose. Motive initiate behavior. Motivation is term which refered “set” or drive within the organism wich impel to action. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan motivasi timbul karena diawali oleh adanya motif, yang merupakan kebutuhan akan sesuatu. Kebutuhan tersebut pada akhirnya menjadi dorongan yang membuat orang melakukan sesuatu, inilah yang disebut dengan motivasi. Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat terlihat dari tingkah laku yang ditampilkannya. Oleh karena itu, motivasi bisa dipahami melalui kerasnya usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia, penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. Menurut Miskel dalam Sujanto, 2009: 94 mendefinisikan motivasi merupakan kompleksitas dari kekuatan yang dimiliki seseorang, keinginan dan kebutuhan yang harus dipenuhi, dan kesemuanya dapat diarahkan untuk memberikan kekuatan untuk berbuat dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Jadi, motivasi seseorang tidak akan muncul dengan sendirinya tanpa ada kemungkinan pemenuhan keinginan dan kebutuhan dari suatu kegiatan. Lebih lanjut, Kurniadin 2012: 331 mendefinisikan motivasi sebagai suatu kekuatan power, tenaga forces, daya energy; atau suatu keadaan yang kompleks a complex state dan kesiapsediaan preparatory set dalam diri individu organisme untuk bergerak to move, motion, motive ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Seseorang akan memberikan kontribusi 16 sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi dalam mencapai suatu tujuan karena memiliki motivasi. Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan, maka dapat dikatakan tiga komponen utama dalam definisi motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Jadi, motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan yang memberikan dorongan kepada seseorang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dari suatu kegiatan sehingga mencapai tujuan yang diharapkan. 2.1.2 Pengertian Motivasi Kerja Guru Menurut Hasibuan 2014: 95 menyatakan motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi memiliki arti penting dalam menumbuhkan dan mempertinggi semangat kerja, salah satu aktivitas manajemen adalah memberikan motivasi atau proses pemberian kegairahan kerja pada setiap anggota organisasi agar ada kerelaan dan semangat dalam melaksanakan tugas demi tercapainya tujuan organisasi Kurniadin, 2012: 335. Pekerjaan yang diselesaikan dengan motivasi kerja yang tinggi akan cepat selesai dan berjalan baik, sehingga diharapkan dapat memberi kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan. Menurut Danim 2012: 23 mendefinisikan motivasi kerja adalah dorongan yang muncul pada diri individu untuk secara sadar melakukan pekerjaan yang dihadapi. Kesadaran yang dimaksud dapat bersumber dari faktor-faktor internal maupun eksternal. Lebih lanjut, menurut Uno 2015: 72 menjelaskan motivasi 17 kerja adalah dorongan dari dalam diri dan luar diri seseorang, untuk melakukan sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan dimensi eksternal. Seseorang akan memiliki motivasi kerja yang tinggi apabila merasa telah memenuhi kebutuhan melalui kerjanya. Apabila merasa bahwa pekerjaan yang dilakukannya tidak akan mampu memenuhi kebutuhannya, akan timbul kurang bersemangat bahkan kemungkinan besar akan meninggalkan pekerjaan tersebut untuk mencari pekerjaan lain. Sebenarnya motivasi seseorang dalam organisasi, misalnya guru dalam sekolah sebagai pendidik formal, berangkat dari adanya kebutuhan dalam dirinya. Kebutuhan itu, kemudian membuat guru berperilaku atau bertindak untuk memenuhinya. Motivasi kerja guru tidak lain adalah suatu proses yang dilakukan untuk menggerakkan guru agar perilaku mereka dapat diarahkan pada upaya- upaya yang nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Uno, 2015: 71. Guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan. Di sini tugas kepala sekolah sebagai motivator dituntut memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kerja kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Menurut Kompri 2015: 204 menyatakan bahwa motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar PSB. Dari penjelasan para ahli, dapat disimpulkan motivasi kerja merupakan kebutuhan yang dimiliki oleh seseorang sehingga menjadi tenaga pendorong 18 dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi kerja seorang guru digambarkan dalam keinginan- keinginan serta adanya rasa tanggung jawab guru pada pekerjaannya.

2.1.3 Bentuk-bentuk Motivasi