135 Koefisien regresi motivasi kerja X
2
sebesar 0,149, artinya jika motivasi kerja X
2
mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka kedisiplinan guru Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,149 satuan. Koefisien bernilai positif
artinya terjadi hubungan positif antara motivasi kerja dengan kedisiplinan guru, semakin baik motivasi kerja maka semakin baik pula kedisiplinan guru.
4.1.5.4 Analisis Korelasi Berganda R
Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengetahui nilai variabel terikat, jika variabel bebas minimal dua atau lebih. Penelitian ini menggunakan
analisis korelasi ganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah X
1
dan motivasi kerja X
2
terhadap variabel kedisiplinan Y secara serentak. Nilai R dalam analisis ini menunjukkan
seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai R diperoleh dengan bantuan program SPSS versi 20. Hasil
analisis korelasi ganda dapat dilihat pada output Moddel Summary. Nilai R berkisar 0 sampai 1, hubungan yang terjadi antara variabel
independen dengan variabel dependen semakin kuat apabila angka R yang diperoleh semakin mendekati 1. Sebaliknya, apabila angka R yang diperoleh
semakin mendekati 0 maka hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen semakin lemah. Menurut Sugiyono 2007 dalam Priyatno 2010: 65
pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut: 0,00 - 0,199
= sangat rendah 0,02 - 0,399
= rendah 0,40 - 0,599
= sedang
136 0,60 - 0,799
= kuat 0,80 - 1,000
= sangat kuat Hasil analisis korelasi ganda antara X
1
dan Y dalam penelitian ini dapat dilihat dalam output Model Summary pada tabel 4.17 berikut:
Tabel 4.17 Hasil Analisis Korelasi Ganda X
1
terhadap Y
Model Summary
Mode l
R R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
,503
a
,253 ,243
6,081 a.
Predictors: Constant, Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dapat dilihat pada tabel 4.17, output Model Summary menunjukkan hasil
korelasi ganda R sebesar 0,503, artinya korelasi antara variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah X
1
terhadap variabel kedisiplinan Y sebesar 0,503. Karena nilai korelasi ganda berada di antara 0,40-0,599, maka dapat
disimpulkan bahwa terjadi hubungan “sedang” antara X
1
terhadap Y. Hasil analisis korelasi ganda antara X
2
dan Y dalam penelitian ini dapat dilihat dalam output Model Summary pada tabel 4.18 berikut:
Tabel 4.18 Hasil Analisis Korelasi Ganda X
2
terhadap Y
Model Summary
Mode l
R R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
,387
a
,150 ,138
6,486 a.
Predictors: Constant, Motivasi Kerja Dapat dilihat padatabel 4.18, menunjukkan hasil korelasi ganda R
sebesar 0,387, artinya korelasi antara motivasi kerja X
2
terhadap variabel kedisiplinan Y sebesar 0,387. Karena nilai korelasi ganda berada di antara 0,02 -
137 0,399, maka dapat disimpulka
n bahwa terjadi hubungan yang “rendah” antara X
2
terhadap Y. Hasil analisis korelasi ganda antara X
1,
X
2
dan Y dalam penelitian ini dapat dilihat dalam output Model Summary pada tabel 4.19 berikut:
Tabel 4.19 Hasil Analisis Korelasi Ganda X
1
dan X
2
terhadap Y
Model Summary
Mode l
R R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
,524
a
,275 ,255
6,030 Sumber: Lampiran 38
Dapat dilihat pada tabel 4.19, output Model Summary memperlihatkan hasil korelasi ganda R yang didapat menunjukkan angka sebesar 0,524, artinya
korelasi antara variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah X
1
dan motivasi kerja X
2
terhadap variabel kedisiplinan Y sebesar 0,524. Karena nilai korelasi ganda berada di antara 0,40-0,599, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi
hubungan “sedang” antara X
1
dan X
2
terhadap Y.
4.1.5.5 Analisis Determinasi R