Teori Dua Faktor Teori X dan Teori Y

29 seseorang dalam memperoleh jabatan atau kedudukan dalam lingkungan kerjanya. Kebutuhan ini oleh McCelland disebut dengan nPWR the need for power Brotosedjati, 2011: 66.

2.1.5.4 Teori Dua Faktor

Teori dua faktor dikembangkan oleh Fredrick Herzberg. Menurut Herzberg ada dua faktor penting yang memengaruhi produktivitas seseorang, yakni: faktor hygiene lingkungan dan faktor motivator pekerjaan itu sendiri Mulyasa, 2009: 147. Sebenarnya faktor hygiene bersifat preventif terhadap ketidakpuasan dan tidak memotivasi dalam bekerja. Maksudnya, dalam bekerja hakikatnya ada faktor yang bisa memuaskan, dan faktor yang bisa meredam ketidakpuasan. Ada faktor yang dibutuhkan dan bisa menimbulkan kepuasan kerja yang akan berdampak pada tingginya motivasi seseorang dalam bekerja. Sebaliknya, ada faktor yang bukan menjadi penyebab kepuasan tapi bisa meredam ketidakpuasan seseorang dengan pekerjaannya. Sedangkan, faktor yang dapat memotivasi seseorang dalam pekerjaannya disebut faktor motivator. Faktor motivator hampir sama dengan kebutuhan tertinggi pada hierarki kebutuhan Maslow.

2.1.5.5 Teori X dan Teori Y

Teori ini dikembangkan oleh McGreger. Ciri-ciri dalam organisasi tradisional pada dasarnya bertolak dari sifat dan motivasi pada manusia. Menurut McGreger bahwa pada dasarnya manusia itu suka menghindari tugas dan tanggung jawab, dan apabila tidak diintervensi dan diancam oleh atasan, maka ia 30 akan pasif Brotosedjati, 2011: 69. Maksudnya, sebagian besar manusia lebih suka diperintah dan dipaksa oleh pemimpin dalam melakukan suatu pekerjaan, karena tidak tertarik akan suatu rasa tanggung jawab. Salah satu faktor yang memengaruhi tumbuhnya kreativitas di kalangan para guru, yaitu melimpahkan kewenangan yang cukup besar kepada para guru dalam melaksanakan tugas dan memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas Hakiim 2009: 256. Manusia tipe X adalah manusia yang harus selalu diawasi agar mau melakukan usaha dan pekerjaan mereka. Sedangkan manusia Y sebaliknya, ia bersemangat bekerja sebagai kesempatan untuk mengaktualisasikan diri tanpa ada pengawasan sekalipun Komariah dkk, 2009: 98.

2.1.5.6 Teori Penguatan Skinner