148 disiplin perlu diterapkan oleh kepala sekolah yang laissez faire kepada
bawahannya. Menurut User 1982 dalam Mulyasa 2006: 118-9 salah satu strategi umum membina disiplin yaitu terapi realitas dimana pemimpin perlu
bersikap bertanggung jawab dan bersikap positif. Gaya kepemimpinan kepala sekolah di SD Kecamatan Tlogowungu
Kabupaten Pati dapat ditunjukkan melalui perilaku dan strategi dalam memberikan teladan yang baik kepada para guru. Sehingga, perilaku kerja para
guru biasanya mencerminkan perilaku kepala sekolahnya. Menurut Mulyasa 2006: 118 yang menyatakan disiplin merupakan sesuatu yang penting untuk
menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan, menanamkan kerja sama, dan merupakan kebutuhan untuk berorganisasi, serta untuk menanamkan rasa hormat
terhadap orang lain. Jika seorang kepala sekolah mampu menerapkan disiplin dengan baik, kemungkinan besar para guru akan berbuat demikian pula.
4.2.3 Pengaruh Motivasi KerjaX
2
terhadap Kedisiplinan Guru Y
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kedisiplinan guru di SD Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Hasil
penelitian yang dipaparkan sebelumnya menunjukkan motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap kedisiplinan guru di SD Kecamatan Tlogowungu Kabupaten
Pati, sehingga telah menjawab permasalahan penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian terjadi hubungan yang rendah antara X
2
terhadap Y, karena korelasi ganda R antara motivasi kerja X
2
terhadap variabel kedisiplinan Y sebesar 0,387 dan nilai korelasi ganda berada di antara 0,02 -
0,399. Sedangkan persamaan regresi pada hasil penelitian menunjukkan konstanta
149 sebesar 41,738, artinya kedisiplinan guru Y nilainya positif dan mengalami
peningkatan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara motivasi kerja dengan kedisiplinan guru, semakin tinggi motivasi kerja maka
semakin tinggi pula kedisiplinan guru di SD Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati.
Guru akan bekerja dengan giat dan lebih disiplin, apabila memiliki motivasi kerja yang tinggi. Motivasi kerja guru dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik secara internal maupun eksternal. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja guru adalah adanya kebutuhan dari dalam dirinya. Kebutuhan
tersebut kemudian mendorong guru bertindak untuk memenuhinya. Menurut Uno 2015: 71 motivasi kerja guru tidak lain adalah suatu proses yang dilakukan
untuk menggerakkan guru agar perilaku mereka dapat diarahkan pada upaya- upaya yang nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Variabel motivasi kerja terdiri dari 2 sub variabel yang dikembangkan menjadi 11 indikator. Hasil nilai indeks variabel motivasi kerja yaitu 79,99.
Nilai indeks termasuk dalam kategori tinggi, karena berada pada rentang interpretasi 71,00-100,00. Hal tersebut menggambarkan tingginya motivasi kerja
guru Sekolah Dasar Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Motivasi kerja guru digambarkan dalam keinginan-keinginan serta adanya rasa tanggung jawab guru
pada pekerjaannya. Rasa tanggung jawab yang dimiliki merupakan salah satu contoh motivasi yang bersumber dari diri seseorang. Sejalan dengan pendapat
Sujanto 2009: 107 yang menjelaskan motivasi instrinsik adalah pendorong perilaku yang bersumber dari dalam diri seseorang sebagai individu, berupa
150 kesadaran mengenai pentingnya manfaatmakna pekerjaan yang dilaksanakan,
baik karena mampu memenuhi kebutuhan atau menyenangkan, ataukah memungkinkan seseorang mampu mencapai suatu tujuan, maupun karena
memberikan harapan tertentu yang sifatnya positif di masa depan. Motivasi kerja seseorang tidak akan muncul dengan sendirinya tanpa ada kemungkinan
pemenuhan keinginan dan kebutuhan dari suatu kegiatan. Dari hasil penelitian pada masing-masing sub variabel yaitu motivasi
internal dan motivasi eksternal, yang lebih dominan yaitu motivasi internal dengan perolehan nilai sebesar 84,33. Perolehan nilai indeks paling tinggi pada
sub variabel motivasi internal yaitu sebesar 93,18 terdapat pada indikator “tanggung jawab guru dalam pekerjaan”. Hal itu menjelaskan guru sekolah dasar
Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Salah satu faktor yang memengaruhi tumbuhnya kreativitas di
kalangan para guru, yaitu melimpahkan kewenangan yang cukup besar kepada para guru dalam melaksanakan tugas dan memecahkan permasalahan yang
dihadapi dalam pelaksanaan tugas Hakiim 2009: 256. Sebagai tenaga profesional, guru dituntut mempunyai tanggung jawab yang tinggi dalam
melaksanakan pekerjaannya. Guru yang mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi atas pekerjaannya, akan berusaha mencapai batas minimal standar kinerja
yang telah ditetapkan atau bahkan berusaha untuk melampauinya. Hasil penelitian menunjukkan persepsi yang rendah pada sub variabel
motivasi internal yaitu pada indikator “pengakuan yang diperoleh” dengan nilai indeks 75,32. Artinya pengakuan yang diperoleh guru di SD Kecamatan
151 Tlogowungu Kabupaten Pati masih kurang, terutama di lingkungan kerjanya yaitu
sekolah. Mengakui keberadaan guru dan membuat mereka merasa berguna atau penting merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi sebagai harapan
meningkatkan motivasi kerja yang dimiliki. Apabila kebutuhan ini belum terpenuhi maka akan menimbulkan rasa kecewa yang dapat berpengaruh pada
kualitas kerja seseorang. Sejalan dengan pendapat Hasibuan 2014: 100-1, yang menjelaskan pada model motivasi yaitu model hubungan manusia bahwa untuk
memotivasi bawahan dalam meningkatkan gairahnya dalam bekerja, dilakukan dengan mengakui keberadaan mereka dan membuat mereka merasa berguna atau
penting. Temuan penelitian menunjukkan persepsi responden yang tinggi juga
diberikan pada sub variabel motivasi eksternal dengan nilai 75,65. Nilai indikator pada sub variabel motivasi ekternal yaitu indikator “penggajian atau
honorarium” sebesar 87,99. Persepsi responden terhadap penggajian atau honorarium menggambarkan gaji atau honorarium yang diterima guru sekolah
dasar Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati sudah sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu faktor eksternal yang dapat meningkatkan motivasi kerja
guru adalah penghasilan yang menarik dan mampu menentukan perilaku guru dalam meningkatkan kinerjanya. Karyawan yang lebih terdorong oleh faktor-
faktor ekstrinsik cenderung melihat apa yang akan diberikan oleh perusahaan kepada mereka dan kinerjanya diarahkan kepada hal-hal yang diinginkan
organisasiperusahaan Kurniadin, 2012: 345. Guru dapat bekerja dengan baik apabila kebutuhan sandang, pangan, dan papan mereka terpenuhi dengan
152 didukung oleh penggajian atau honorarium yang mampu memenuhi kebutuhan
tersebut. Oleh sebab itu, dalam upaya perbaikan kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan perlu pengambilan kebijakan yang tepat dari pihak
penyelenggara sekolah. Persepsi guru terhadap sub variabel motivasi ekternal yang dihitung
menggunakan indeks paling rendah terletak pada indikator “senang memperoleh
pujian dari apa yang dikerjakannya” dengan nilai indeks 55,19. Hal tersebut menunjukkan guru di Sekolah Dasar Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati
kurang mengharapkan pemberian pujian dari apa yang telah dikerjakannya. Pujian merupakan salah satu penguatan yang dapat meningkatkan motivasi kerja guru.
Salah satu penguatan yang dapat dilakukan oleh diri sendiri atau orang lain dalam mewujudkan perilaku yang tepat menurut Surya 2014: 58 menjelaskan
penguatan positif, yaitu memberikan penguatan terhadap tindakan yang dinilai positif atau baik. Jadi tidak ada salahnya apabila dalam pencapaian hasil kerja
yang baik, guru mengharapkan suatu pujian baik dari kepala sekolah maupun rekan kerja.
Guru akan bekerja dengan sungguh-sungguh apabila mempunyai motivasi kerja yang tinggi, karena motivasi dapat memacu seseorang dalam bekerja keras.
Selain itu, dengan adanya motivasi kerja akan mendorong guru untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada.
4.2.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah X