62 sekolah, tingkat kinerja dan efektivitas kepala sekolah di sekolah-sekolah Dubai.
Data gaya kepemimpinan kepala sekolah dan efektivitas dikumpulkan melalui
angket yang dikerjakan oleh guru di 34 sekolah. Data dari kinerja guru diperoleh dari Laporan Inspeksi Sekolah Dubai tahun 2010. Penelitian ini menunjukkan
bahwa gaya kepemimpinan transformasi paling sering digunakan, diikuti gaya transaksional, dan kemudian gaya pasif. Penelitian ini menunjukkan adanya
korelasi positif antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan efektivitas, tetapi tidak ditemukan korelasi dengan kinerja sekolah.
Penelitian yang telah dikemukakan merupakan penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian relevan ini digunakan sebagai acuan
yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penelitian ini. Namun, terdapat perbedaan permasalahan yang muncul, subjek, dan tempat penelitian.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kedisiplinan guru.
2.4 Kerangka Berpikir
Guru merupakan salah satu bagian dari tenaga kependidikan yang memegang kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan. Guru
merupakan jabatan profesional, sebagai seorang pendidik sudah selayaknya memperdulikan berbagai perkembangan dalam dunia pendidikan. Sebagai guru
yang profesional tidak hanya melaksanakan tugas sebagaimana adanya, tetapi juga harus memperdulikan apa yang ingin dicapai. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya
apabila kepala sekolah sebagai pemimpin memberi kepercayaan kepada guru
63 untuk meningkatkan diri serta memberi dorongan semangat terhadap upaya yang
bersifat positif. Dengan adanya motivasi dan dorongan untuk meningkatkan kemampuan
yang timbul dari dalam diri sendiri, menjadikan tuntutan dalam pekerjaan itu bukan dianggap sebagai beban kerja bagi pendidik. Hubungan antara semangat
kerja dan disiplin pegawai sangat erat kaitannya. Apabila mereka mempunyai semangat kerja yang tinggi, maka mereka pada umumnya akan mempunyai
disiplin. Sedangkan apabila mereka merasa setiap pekerjaannya adalah beban, maka mereka cenderung akan melakukan kegiatan-kegiatan yang kurang
produktif. Faktor penghambat bagi sebagian guru adalah rendahnya sikap mental.
Rendahnya sikap mental tersebut antara lain kurang disiplin dalam melaksanakan tugas, kurang motivasi dan semangat kerja, serta sering datang terlambat ke
sekolah. Tidak hanya memiliki kemampuan dalam memberikan motivasi, tetapi kepala sekolah juga harus mampu memberikan pembinaan disiplin kepada para
pegawainya. Dalam hal ini, gaya kepemimpinan kepala sekolah untuk memengaruhi bawahannya diperlukan. Tentu saja gaya kepemimpinan yang
diterapkan disesuaikan dengan tempat dan saat yang tepat. Kepala sekolah perlu memulai dengan sikap demokratis dalam membina kedisiplinan, yakni dari, oleh
dan untuk pegawai, sedangkan pemimpin tut wuru handayani. Seorang pemimpin harus membantu bawahannya meningkatkan standar perilakunya, serta
menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakkan kedisiplinan.
64 Oleh sebab itu, kepala sekolah sebagai pemimpin wajib memberikan keteladanan
kedisiplinan kepada para pegawainya. Dengan penelitian ini, diharapkan memberikan kontribusi dalam
menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dan efektif. Kemudian dapat memberikan kontribusi mengenai motivasi kerja untuk meningkatkan
kedisiplinan. Keterkaitan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kedisiplinan guru dapat digambarkan dalam kerangka berpikir yang
tergambar dalam skema berikut ini:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Keterangan:
X
1
: Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah X
2
: Motivasi Kerja Y
: Kedisiplinan Guru Gambar 2.1 menunjukkan kedisiplinan guru Y sebagai variabel terikat.
Gaya kepemimpinan kepala sekolah X
1
dan motivasi kerja X
2
sebagai variabel Motivasi Kerja
X
2
Kedisiplinan Guru Y
Gaya Kepemimpinan
Kepala Sekolah X
1
65 bebas. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja merupakan faktor
yang memengaruhi kedisiplinan guru.
2.5 Hipotesis Penelitian