Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah X

143 27,5. Sehingga dapat disimpulkan variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai variabel independen 1 dan motivasi kerja sebagai variabel independen 2 memberikan pengaruh terhadap kedisiplinan guru sebagai variabel Y sebesar 27,5. Selain itu, perbandingan antara F hitung dengan F tabel menunjukkan nilai F hitung F tabel 14,025 3,120. Artinya hipotesis yang diajukan yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kedisiplinan guru sekolah dasar Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati H 03 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kedisiplinan guru Sekolah Dasar Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kedisiplinan guru Sekolah Dasar Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Mengacu pada hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat diperoleh jawaban dari rumusan masalah bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kedisiplinan guru. Selanjutnya pembahasan dalam penelitian ini akan diuraiakan sebagai berikut:

4.2.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah X

1 terhadap Kedisiplinan Guru Y Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru Sekolah Dasar 144 Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Pada hasil penelitian telah dijelaskan sebelumnya, diperoleh hasil yang menjawab permasalahan pada penelitian. Hasil penelitian menjelasakan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kedisiplinan guru Sekolah Dasar Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Variabel penelitian X 1 berpengaruh secara signifikan terhadap Y dan bernilai positif. Terbukti dari hasil persamaan regresi linier sederhana yang menunjukkan nilai konstanta sebesar 36,146, artinya jika gaya kepemimpinan kepala sekolah X 1 nilainya sebesar 0, maka kedisiplinan guru Y nilainya positif yaitu sebesar 36,146. Kemudian koefisien regresi gaya kepemimpinan kepala sekolah X sebesar 0,454. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kedisiplinan guru. Faktor gaya kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh terhadap kedisiplinan guru Sekolah Dasar Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu menumbuhkan kedisiplinan para guru dengan menggunakan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin. Kepala sekolah dalam menegakkan kedisiplinan di sekolah mempunyai gaya yang berbeda-beda antara pemimpin yang satu dengan lainnya. Sejalan dengan pendapat Prasetyo 2006 dalam Rusdiana 2015: 53 yang mendefinisikan gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan dalam proses kepemimpinan yang diimplementasikan dalam perilaku kepemimpinan seseorang untuk memengaruhi orang lain agar bertindak sesuai dengan apa yang dia inginkan. Semakin baik gaya 145 kepemimpinan kepala sekolah yang diterapkan maka semakin baik pula kedisiplinan guru Sekolah Dasar Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks pada variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, pada 3 sub variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah yang kemudian dikembangkan menjadi 13 indikator, menunjukkan nilai indeks variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah didapatkan sebesar 83,00. Artinya, responden memiliki persepsi yang tinggi terhadap pernyataan pada angket gaya kepemimpinan kepala sekolah. Guru di Sekolah Dasar Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati sebagai responden, dapat mengamati perilaku yang ditampilkan oleh seorang kepala sekolah dalam memengaruhi aktivitas bawahannya yang akan menunjukkan ciri kepemimpinan orang tersebut. Menurut Priansa 2014: 174 menjelaskan gaya kepemimpinan adalah sikap, gerak-gerik, atas penampilan yang dipilih pemimpin dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Hasil penelitian menunjukkan sub variabel gaya kepemimpinan autokratis merupakan gaya kepemimpinan yang paling rendah dibandingkan dengan 2 gaya kepemimpinan yang lain. Kepala sekolah yang otoriter cenderung menegakkan kedisiplinan dengan menggunakan ancaman dan hukuman. Menurut Siagian 2007: 14 menyatakan gaya yang otokratik bukanlah gaya yang didambakan oleh para bawahan dalam mengelola suatu organisasi karena pentingnya unsur manusia sering diabaikan. Akan tetapi, pada sub variabel gaya kepemimpinan autokratis termasuk memperoleh persepsi yang tinggi dari responden sebesar 82,23. 146 Nilai indeks indikator gaya kepemimpinan autokratis yang paling tinggi yaitu indikator “tidak menerima kritik, saran, dan pendapat” sebanyak 88,80. Dapat dikatakan, beberapa kepala sekolah di SD Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati kurang memberikan kesempatan pada guru untuk menyampaikan kritik, saran, dan pendapatnya. Seorang kepala sekolah yang otokratis biasanya cenderung bertindak sendiri dan tidak melibatkan guru dalam proses pengambilan keputusan. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya Permadi dan Arifin, 2010: 58. Oleh karena itu, dalam interaksi yang terjadi akan menonjolkan gaya memerintah dan tidak menggunakan gaya mengajak. Persepsi responden yang paling dominan pada sub variabel gaya kepemimpinan demokratis dengan perolehan indeks sebesar 83,99. Pada sub variabel gaya kepemimpinan demokratis paling tinggi terdapat pada indikator “berusaha mempertimbangkan kesanggupan dengan melihat kemampuan dari kelompoknya ” dengan perolehan nilai indeks sebesar 91,56. Kepala sekolah yang demokratis dalam pelaksanaan tugasnya akan berusaha mempertimbangkan kesanggupan dengan melihat kemampuan dari kelompoknya. Pemimpin yang demokratis juga mempunyai kepercayaan terhadap kemampuan yang dimiliki dan disertai dengan tanggung jawab anggotanya. Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya Permadi dan Arifin, 2010: 59. Artinya, kepala sekolah di SD Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati menghargai setiap keahlian dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing 147 guru dalam memberikan beban tugas. Dengan begitu dalam memberikan tanggung jawab pada masing-masing individu akan lebih tepat, karena dalam gaya kepemimpinan demokratis menghendaki partisipasi aktif dari masing-masing anggota. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu maupun mendengarkan nasihat dan sugesti bawahan Kurniadin, 2012: 305. Persepsi responden yang tinggi juga diberikan pada sub variabel gaya kepemimpinan kendali bebas laissez faire yaitu sebesar 82,77. Pada sub variabel gaya kepemimpinan kendali bebas, persepsi yang tinggi diberikan pada indikator “partisipasi pemimpin minim” yaitu 89,94. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan beberapa kepala sekolah di SD Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati kurang mempunyai tanggung jawab terhadap keikutsertaannya dalam memimpin sekolah. Gayanya yang santai dalam memimpin sekolah merupakan karakteristik gaya kepemimpinan kepala sekolah yang menerapkan kendali bebas. Dalam hal pemeliharaan hubungan dengan para bawahannya, gaya kepemimpinan ini pada umumnya sangat mementingkan orientasi yang sifatnya relasional Siagian, 2007: 16. Guru akan diperlakukan sebagai rekan kerja bukan sebagai bawahan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah yang laissez faire cenderung percaya pada guru-guru dalam menyelesaikan tugas tanpa adanya pengawasan. Akibatnya tercapainya suatu tujuan menjadi tidak jelas karena kurangnya partisipasi kepala sekolah dalam memberikan arahan. Kepala sekolah yang laissez faire perlu memberikan teladan yang baik kepada para guru khususnya mengenai disiplin kerja, karena kepala sekolah mempunyai kepercayaan penuh terhadap bawahannya. Pembinaan 148 disiplin perlu diterapkan oleh kepala sekolah yang laissez faire kepada bawahannya. Menurut User 1982 dalam Mulyasa 2006: 118-9 salah satu strategi umum membina disiplin yaitu terapi realitas dimana pemimpin perlu bersikap bertanggung jawab dan bersikap positif. Gaya kepemimpinan kepala sekolah di SD Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati dapat ditunjukkan melalui perilaku dan strategi dalam memberikan teladan yang baik kepada para guru. Sehingga, perilaku kerja para guru biasanya mencerminkan perilaku kepala sekolahnya. Menurut Mulyasa 2006: 118 yang menyatakan disiplin merupakan sesuatu yang penting untuk menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan, menanamkan kerja sama, dan merupakan kebutuhan untuk berorganisasi, serta untuk menanamkan rasa hormat terhadap orang lain. Jika seorang kepala sekolah mampu menerapkan disiplin dengan baik, kemungkinan besar para guru akan berbuat demikian pula.

4.2.3 Pengaruh Motivasi KerjaX