belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan.
22
Dengan demikian penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang yang melakukannya. Dimana interaksi individu dalam
lingkungan yang membawa perubahan sifat, tindakan, perbuatan, dan tingkah laku.
Menurut Purwanto hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil product
menunjukan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang megakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus input-
proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami
belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan
perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.
23
Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Sedangkan Hamalik yang dikutip
oleh Asep Jihad dan Abdul Haris menjelaskan bahwa , “hasil-hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas
”.
24
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Tingkah
laku manusia terdiri dari sejumlah aspek, hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu menurut Oemar
hamalik adalah sebagai berikut:
22
Asep Jihad dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo, 2010 h. 15
23
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, h. 44-45
24
Asep Jihad dan Abdul Haris, Loc.cit.
1 Pengetahuan
2 Pengertian
3 Kebiasaan
4 Keterampilan
5 Apersepsi
6 Emosional
7 Hubungan social
8 Jasmani
9 Etis atau budi pekerti
10 Sikap
25
Berdasarkan uairan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, dengan ditandai oleh perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar sangat bergantung pada beberapa macam faktor, dan faktor-faktor tersebut menurut Muhibbin Syah dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
1
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa internal, antara lain:
a
Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran
b
Aspek Psikologis
1. Intelegensi SiswaTingkat kecerdasan 2. Sikap siswa
3. Bakat siswa 4. Minat siswa
5. Motivasi siswa 6. Perhatian
7. Pengamatan 8. Ingatan
9. Berfikir
2 Faktor yang berasal dari luar diri siswa eksternal, terdiri dari dua macam
yakni: a
Lingkungan Sosial Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa
itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga dapat
25
Hamalik, op.cit., h. 30
memberi dampak baik atapun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. Lingkungan sekolah speperti para guru, para staf
administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Lingkungan masyarakat merupakan faktor
lingkungan sosial yaitu tetangga dan eman-teman sepermainian di sekitar perkampungan siswa juga sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
b Lingkungan Non-sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, letak rumah tempat itnggal keluarga siswa, alat-alat
belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa juga dipandang turut menentukan tngkat keberhasilan belajar siswa.
26
d. Teori Transfer Hasil Belajar
Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam situasi- situasi di luar sekolah. Dengan kata lain, siswa dapat mentransferkan hasil belajar
itu ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat. Menurut Oemar Hamalik, transfer hasil belajar setidaknya dapat ditemukan 3 teori, yaitu
sebagai berikut : 1
Teori Disiplin Formal The Formal Discipline Theory Teori ini menyatakan bahwa ingatan, sikap, pertimbangan, imajinasi, dan
sebagainya dapat diperkuat melalui latihan-latihan akademis 2
Teori Unsur-Unsur yang Identik The Identical Elements Theory Transfer terjadi apabila di antara dua situasi atau dua kegiatan terdapat unsur-
unsur yang bersamaan identik. Latihan di dalam satu situasi mempengaruhi perbuatan tingkah laku dalam situasi yang lainnya. Teori ini banyak
digunakan dalam kursus latihan jabatan, di mana kepada siswa diberikan respon-respon yang diharapkan diterapkan dalam situasi kehidupan yang
sebenarnya.
3 Teori Generalisasi Thr Generalization Theory
Teori ini merupakan revisi terhadap teori unsur-unsur yang identik. Tetapi generalisasi menekankan kepada kompleksitas dari apa yang dipelajari.
Internalisasi daripada pengertian-pengertian, keterampilan, sikap-sikap, dan apresiasi dapat mempengaruhi kelakuan sesorang. Teori ini menekankan
kepada pembentukan pengertian yang dihubungkan dengan pengalaman- pengalaman lain. Transfer terjadi apabila siswa menguasai pengertian-
pengertian umum atau kesimpulan-kesimpulan umum, lebih dari unsur-unsur identik.
27
26
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar Jakarta: Logos wacana ilmu, 2001 h. 61
27
Hamalik, Op.Cit., h.34
e. Pengukuran Hasil Belajar
Banyak guru yang merasa sukar untuk menjawan pertanyaan yang diajukan kepadanya mengenai apakah pengajaran yang telah dilakukannya
berhasil, dan apa buktinya? Untuk menjawab pertanyaan itu, terlebih dahulu harus ditetapkan apa yang menjadi kriteria keberhasilan pengajaran, baru kemudian
ditetapkan alat untuk menaikakan keberhasilan belajar secara teapat. Mengingat pengajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan, maka di sini dapat ditentukan dua kriteria yang bersifat umum. Menurut Sudjana yang dikutip oleh Asep Jihad dan Abdul Haris kedua kriteria
tersebut adalah: 1
Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya. Kriteria dari sudut prosesnya menekankan kepada pengajaran sebagai
suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri. Untuk mengukur
keberhasilan pengajaran dari sudut prosesnya dapat dikaji melalui beberapa persoalan dibawah ini:
a Apakah pengajaran direncanakn dan dipersiapkan terlebih dahulu oleh
guru dengan melibatkan siswa secara sistematik? b
Apakah kegiatan siswa belajar dimotivasi guru sehingga ia melakukan kegiatan belajar dengan penuh kesabaran, kesungguhan dan tanpa paksaan
untuk memperoleh tingkat penguasaan, pengetahuan, kemampuan serta sikap yang dikendaki dari pengajaran itu?
c Apakah guru memakai multi media.
d Apakah siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan menilai
sendiri hasil belajar yang dicapainya? e
Apakah proses pengajaran dapat melibatkan semua siswa dalam kelas? f
Apakah suasan pengajaran atau proses belajar mengajar cukup menyenangkan dan merangsang siswa belajar?
g Apakah kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya, sehingga menjadi
laboratorium belajar? 2
Kriteria ditinjau dari hasilnya Di samping tinjauan dari segi proses, keberhasila pengajaran dapat dilihat
dari segi hasil. Berikut ini adalah beberapa persoalan yang dapat dipertimbangkan dalam menetukan keberhasilan pengajaran ditinjau dari segi hasil atau produk
yang di capai siswa:
a Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran nampak
dalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh? b
Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari proses pengajaran dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa?
c Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat dan
mengendap dalam pikirannya, serta cukup mempengaruhi perilaku dirinya?
d Apakah yakin bahwa perubahan yang ditunjukan oleh siswa merupakan
akibat dari proses pengajaran?.
28
2. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Muhibbin Syah, “metode secara harfiah berarti cara, dalam pemakaian umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau
cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis”.
29
Jika dikaitkan dengan pendidikan, menurut Munif Chatib, “metode pembelajaran
dapat diartikan
sebagai cara
yang digunakan
untuk mengimplementasikan susunan rencana dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
agar tujuan pembelajaran tercapai”.
30
Menurut
Indrawati dan Wanwan Setiawan
pengetahuan tentang metode- metode pembelajaran sangat diperlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau
tidaknya peserta didik dalam belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hal ini sesuai dengan tuntutan
terhadap guru dan tenaga kependidikan dalam undang-undang No. 20 tahun 2000 pasal 40, yang berbunyi sebagai berikut:
Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis
dan Peraturan Pemerintah No.19 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat 1. Dalam Peraturan Pemerintah No.19 ayat 1 dinyatakan bahwa
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif, memberi ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologi siswa.
31
28
Asep Jihad dan Abdul Haris, Op.Cit., h. 20-21
29
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan pendekatan Baru, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2011, cetakan ke-17, hlm. 198.
30
Munif Chatib, Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara, Bandung: Kaifa, 2013, Cetakan ke-12, hlm.131
31
Indrawati dan Wanwan Setiawan, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan untuk Guru SD, Bandung: PPPPTK IPA, 2009, h. 9