Pengukuran Hasil Belajar Belajar dan Hasil Belajar

4 Pelakanaan Belajar Berdasarkan Advokasi Langkah-langkah dasar pelaksanaan debat menurut Oemar Hamalik sebagai berikut. a Memilih suatu topik debat berdasarkan pertimbangan dari aspek kebermaknaannya, tingkatan siswa, relevansinya dengan kurikulum, dan minat para siswa. b Memilih dua regu debat, masing-masing dua siswa tiap regu untuk tiap topik c Menjelaskan fungsi tiap regu kepada siswa d Menyediakan petunjuk dan asistensi kepada siswa untuk membantu mereka menyiapkan debat. e Melaksanakan debat. Para audience melakukan fungsi observasi khusus selama berlangsungnya debat. f Melaksanakan diskusi kelas, dilanjutkan dengan pengarahan kembali setelah debat 37 . Melvin L. Silberman menjelaskan bahwa dalam melakukan metode pembelajaran advokasi ini pastikan untuk mengumpulkan peserta didik dengan duduk bersebelahan dengan peserta didik yang berasal dari peihak lawan debatnya. Dilakukan diskusi dalam satu kelas penuh tentang apa yang didapatkan oleh peserta didik dari persoalan yang telah diperdebatkan. Peserta didik juga diperintahkan untuk mengenali apa yang menurut mereka merupakan argumen terbaik yang dikemukakan oleh kedua belah pihak. 38 Suatu debat diawali dari adanya suatu kebijakan, yakni apa yang harus ada. Kebijakan ini menuntut perlunya suatu perubahan terhadap status quo atau sistem yang ada, dan merekomondasikan suatu proposisi kebijakan baru yang hendak dilaksanakan. Jadi, semua proposisi debat siswa sesungguhnya adalah proposisi-proposisi kebijakan. Dalam proses debat teradap dua regu, yakni regu yang mendukung suatu kebijakan affirmative dan regu lawannya ialah regu oposisi negative. Masing- masing regu menyampaikan pandangan pendapatnya disertai dengan argumentasi, bukti, dan berbagai landasan, serta menunjukkan bahwa pandangan pihak lawan memiliki kelemahan, sedangkan pandangan regunya sendiri adalah 37 Ibid. h.230 38 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung : Nusamedia, 2011, h. 141 yang terbaik. Tiap regu berupaya meyakinkan kepada para pengamat, bahwa pandanganpendapat regunya yang paling baik dan harus diterima. Jadi, tiap regu bertanggung jawab secara menyeluruh atas posisi regunya, di samping adanya tanggung jawab dari setiap anggota regu. Proses debat antara dua regu menurut Oemar Hamalik dapat digambarkan sebagai berikut. a Regu pendukung : - menyampaikan suatu topik, benyajikan garis besar apa yang hendak dibuktikan oleh regu tersebut, - berupaya menunjukkan perlunya kebutuhan perubahan. b Regu oposisi : - berupaya menunjukkan bahwa sistem yang ada sekarang itu kuat dan efektif. c Regu pendukung : - menyajikan suatu rencana, Berupaya menunjukkan bahwa rencana tersebut praktis, - Berupaya menunjukkan bahwa rencana tersebut adalah rencana yang diinginkan atau sangat diharapkan d Regu oposisi : - berusaha menunjukkan bahwa rencana tersebut tidak praktis, -berusaha menunjukkkan rencana tersebut tidak diinginkan. Selanjutnya untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai peranan regu pendukung maupun peranan regu oposisi pada metode pembelajaran advokasi, Oemar Hamalik memaparkannya sebagai berikut. a Peranan Regu Pendukung Esesnsi regu pendukung affirmative adalah menyatakan “ya“ terhadap proposisi. Pendukung menghendaki perubahan dari status quo dan merekomendasikan suatu kebijakan untuk diapdosikan. Tanggung jawab dari regu pendukung ialah mengklarifikasi makna proposisi dengan cara mendefinisikan istilah-istilah yang samar-samar atau belum jelas, sedangkan istilah yang sudah dipahami tidak perlu didefinisikan. Tanggung jawab berikutnya adalah menyajikan prima fasie case bagi posisi mereka. Pada awal pembicaraan atau penampilan pihak pendukung menyajikan berbagai alasan dan memberikan bukti-bukti sehingga perubahan sangat dibutuhkan. prima fasie case ini pada gilirannya merangsang kegiatan

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Melalui Media Audio Visual di Kelas VII A MTs Qotrun Nada Depok

5 33 93

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Metode Simulasi Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas Vii Di Mts Hidayatul Umam

2 21 129

Peningkatan Hasil Belajar Fiqih melalui Problem Based Learning (Penelitian Tindakan Kelas VIII MTs Al-Ihsan Pondok Gede Bekasi)

12 64 126

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Upaya Meningkatkan Keterampilan Shalat Fardu Melalui Metode Praktikum Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas Vii Mts Attaqwa 10 Bekasi Utara

0 2 105

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MELALUI PENERAPAN METODE CTL DAN PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih melalui Penerapan Metode CTL dan Pemberian Motivasi Belajar pada Siswa Kelas VII A MTs Negeri Teras

0 1 18

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MELALUI PENERAPAN METODE CTL DAN PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII A MTS Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih melalui Penerapan Metode CTL dan Pemberian Motivasi Belajar pada Siswa Ke

0 1 25