38
didata. vegetasi mangrove yang belum dikenali nama spesiesnya, maka dibuat contoh spesimen, untuk ditelusuri lebih lanjut.
Data titik-titik koordinat kawasan mangrove diperoleh dengan berkeliling menyelusuri pulau yang memiliki mangrove dengan menggunakan perahu motor.
Penyelusuran dilakukan pada saat air pasang, sehinga perahu bisa mendekati formasi magrove paling depan arah laut. Setipa jarak ± 200 m diambil titik
Lintang Selatan LS dan Bujur Timur BT, dengan GPS Garmin Extrex Vista
c. Data Sifat Kimia dan Tekstur Substrat Vegetasi Mangrove
Data lingkungan abiotik yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah kandungan unsur kimia
–fisik substrat mangrove dan data tinggi penggenangan komunitas mangrove pada saat pasang.
Pengambilan contoh substrat tanah mangrove dilakukan melalui cara sebagai berikut : dari plot-plot pengamatan vegetasi diambil sampel tanah
substrat menggunakan bor tanah corer pada kedalaman 0-50 cm. Menurut
Kevin et al 2005 kedalam zona aktif penyerapan akar mangrove 0 – 0,35 m.
Pada setiap plot diambil substrat pada 5 titik, yaitu pada setiap sudut plot dan
pada bagian tengah, selanjutnya dicampur composite sample. Contoh substrat diambil ± 1 kg dan selanjutnya dibawa ke laboratorium FMIPA Unhalu untuk
analisis. Data kualitatif berupa ada atau tidaknya kejadian gangguan pada plot
pengamatan diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan, seperti bekas tebangan dan gangguan lain.
d. Data Penggenangan Vegetasi Mangrove di Pulau Kaledupa
Pengamatan penggenangan pada plot-plot vegetasi mangrove, hanya dilakukan pada transek II di Pulau Kaledupa. Hasil studi pendahuluan diketahui
bahwa area ini memiliki komunitas mangrove yang belum terganggu dan paling tebal, serta ditemukan zonasi mangrove yang paling banyak.
Tinggi penggenangan pada saat air pasang, diukur dengan alat yang dikembangkan sendiri, berupa rangkaian botol rol film pada tongkat bambu, yang
39
ditempatkan pada setiap plot pengamatan. Pengamatan dilakukan setiap hari selama 30 hari kalender hijriah. Langkah kerja merangkai alat tersebut adalah
sebagai berkut Gambar 7. 1 Botol rol film diberi dua lubang sisi kiri dan kanan di bawah tutup rol film,
dengan besi atau kawat yang telah dipanaskan di atas nyala api. Lubang- lubang tersebut selain berfungsi untuk memudahkan pengikatan pada tiang
atau tongkat bambu, juga berfungsi sebagai jalan masuknya air pasang. 2 Botol - botol rol film yang telah diberi lubang disusun dengan cara
diikatkan pada tiang bambu 5 cm x 2 m. Jumlah botol pada masing-masing tiang disesuaikan dengan perkiraan lebih tinggi dengan tinggi penggenangan
air pasang pada masing-masing plot. 3 Rangkaian botol rol film pada tiang bambu ditempatkan pada setiap plot
pengamatan vegetasi. Pemasangan dilakukan sedemikian rupa dengan membenamkan botol terbawah sampai lubang botol terbawah sejajar dengan
permukaan tanahsubstrat. 4 Mencatat setiap hari tinggi penggenangan dengan cara mengukur lubang
tertinggi botol yang terisi air pasang. Waktu pencatatan disesuaikan pada saat air surut. Setelah dicatat semua air dalam botol dikeluarkan sampai bersih dan
dipasang kembali di tempat semula.
40
a b
c d
Gambar 7 Peralatan untuk mengukur tinggi penggenangan dalam komunitas mangrove : a Memberi lubang pada botol- botol
rol film, b Merangkai
botol- botol rol film pada tiang bambu, c Memasang
rangkaian botol- botol
rol film pada plot-plot pengamatan vegetasi, d Mencatat tinggi pengenangan
e. Data Sekunder