34
2. Alat Penelitian
Alat penelitian yang digunakan adalah a perangkat komputer dan perangkat lunak Microsoft Office 2003, b Alat pengecekan lapangan : GPS
Garmin Extrex Vista dan kompas, c alat dokumentasi berupa kamera dijital Canon Power Shott A955 Mp dan baterai charger 4 buah, d seperangkat alat
untuk mengukur tinggi penggenagan berupa 1500 buah botol rol film, kawat pengikat, tiang dari belahan bambu lebar 5 cm, panjang 2 m, dan seperangkat
alat pelubang botol rol film e peralatan inventarisasi vegetasi berupa meteran panjang 100 m 1 buah, meteran sedang 50 m, meteran kain 1,6 m, tali plastik,
dan parang f alat tulis menulis, g peralatan jelajah lapangan.
C. Cara Kerja
Langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian Pendahuluan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan tempat pengambilan data akan dilalukan. Hal ini dilakukan melalui penjajakan awal ke
lokasi penelitian. Termasuk dalam kegitan ini adalah diskusi dengan pengelola Taman Nasional Wakatobi, pengambilan data sekunder dari pengelola kawasan
dan pihak-pihak lain yang terkait, serta diskusi dengan beberapa penduduk di dalam kawasan Taman Nasional Wakatobi.
2. Penentuan Area Kajian dan Model Cuplikan Vegetasi
Pengamatan sampel vegetasi dilakukan di tiga buah pulau yang berada dalam kawasan Taman Nasional Wakatobi, yaitu Kaledupa zona perlindungan
bahari, Pulau Derawa zona pemanfaatan pariwisata, dan Pulau Hoga Marine Research Station milik Operation Wallacea. Ketiga pulau ini merupakan
kawasan utama yang memiliki mangrove dan memiliki luasan pulau yang berbeda, dan dalam pengelolaan kawasan berada dalam zona yang berbeda,
sehingga secara ekologi kawasan mangrove di Taman Nasional Wakatobi dapat terwakili. Sampling vegetasi dilakukan dengan teknik analisis vegetasi
menggunakan kombinasi antara metode transek dan plot Muller-Dombois Ellenberg 1974; Cintron et al. 1980; Cintron Novelli 1984.
35
Pada masing-masing lokasi penelitian Pulau Kaledupa, Pulau Derawa dan Pulau Hoga dibuat 3 buah transek garis secara purposive tegak lurus garis pantai
memotong komunitas mangrove, mulai dari formasi mangrove terdepan arah
laut, ke arah belakang sampai formasi paling belakang berbatasan dengan tumbuhan darat. Penempatan transek dengan memperhatikan kondisi komunitas
mangrove pada masing-masing pulau. Pada setiap garis rintis dibuat plot-plot pengamatan berukuran 10 x 10 m
Plot-plot pengamatan diletakkan secara kontinyu pada sisi kiri dan sisi kanan sepanjang garis rintis. Jumlah plot-plot pengamatan pada setiap transek tidak
sama, tergantung ketebalan komunitas mangrove pada masing-masing pulau Gambar 5
Gambar 5 Model transek dan plot-plot pengamatan vegetasi mangrove dan faktor abiotik pada masing-masing pulau sampel pengamatan.
Keterangan : T : Treepohon dbh 20 cm, P : Poletiang dbh 10 – 19 cm,
Sp : Saplingsapihan, tinggi 1,5m dan dbh 10 cm, Sd : seedlingsemai, tgb 1,5m
36
3. Tehnik Pengambilan Data a. Data Vegetasi