Teluk Kotania Provinsi Maluku, pada tahun 1999 mencapai Rp. 64,8 milyar atau Rp. 60,9 Jutaha, Supriadi Wouthuyzen 2005.
Ekosistem mangrove mendukung konservasi keanekaragaman hayati, dengan menyediakan tempat tinggal, tempat berkembang biak, tempat pengasuhan
anak dan tempat mencari makan berbagai jenis hewan. Termasuk beberapa golongan hewan yang terancam kepunahan, mulai dari golongan reptil, amphibi,
aves, dan mamalia. Ekosistem mangrove dapat juga melindungi ekosistem terumbu karang coral reefs, dan padang lamun sea grass FAO 2007 .
Fungsi penting lain dari ekosistem mangrove adalah kedudukan ekosistem mangrove sebagai mata rantai yang menghubungkan ekosistem laut dan darat.
Hutan mangrove menghasilkan bahan organik dalam jumlah besar, terutama bentuk seresah. Seresah mangrove merupakan sumber bahan organik penting
dalam rantai makanan di dalam hutan mangrove. Seresah tersebut akan mengalami dekomposisi akibat aktifitas mikroorganisme. Hasil dekomposisi ini
akan menjadi sumber nutrisi fitoplankton dalam kedudukannya sebagai produsen primer, dan kemudian zooplankton memanfaatkan fitoplankton sebagai sumber
energi utama, dalam kedudukakannya sebagai konsumen primer. Zooplankton akan dimakan oleh crustaceae dan ikan-ikan kecil, selanjutnya jenis-jenis ini
merupakan sumber energi bagi tingkat yang lebih tinggi dalam rantai makanan. Bahan organik yang dihasilkan oleh hutan mangrove, akan memberikan
sumbangan pada rantai makanan di perairan pantai dekat hutan mangrove, sehingga perairan pantai disekitar hutan mangrove mempunyai produktivitas yang
tinggi Lear Turner, 1977. Berbagai jenis ikan baik yang komersial maupun non-komersial juga bergantung pada keberadaan ekosistem mangrove FAO
2007.
C. Distribusi dan Komposisi Mangrove
Distribusi jenis vegetasi mangrove secara umum telah dikaji oleh beberapa penulis misalnya : Tomlinson 1986; Ellison et al. 1999. Ekosistem mangrove
umumnya tumbuh subur di daerah tropik dan sub tropik. Penyebaran geografi mangrove dapat dibagi menjadi dua daerah utama, yaitu kelompok belahan bumi
bagian barat dan belahan bumi bagian timur. Kelompok belahan bumi bagian
10
barat terdiri dari; wilayah Afrika-Amerika, meliputi; pantai lautan Atlantik, pantai lautan Pasifik dan kepulauan Galapagos. Belahan bumi timur meliputi ; Afrika
Timur, Laut Merah, India, Asia Tenggara, Jepang selatan, Australia, Selandia Baru, dan Kepulauan Pasifik Selatan. Sekitar 80 dari mangrove yang ada,
ditemukan di wilayah Indo-Pasifik Mastaller 1997. Luas hutan mangrove Indonesia berkisar antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar,
melebihi Brazil 1,3 juta ha, Nigeria 1,1 juta ha dan Australia 0,97 juta ha Spalding et al. 1997. Areal mangrove yang luas di Indonesia terutama terdapat
di pantai timur Sumatra, dan pantai barat dan selatan Kalimantan, serta Papua. Ekosistem mangrove yang masih baik ditemukan di pantai barat daya Papua,
terutama di sekitar Teluk Bintuni. Mangrove di Papua mencapai luas 1,3 juta ha, sekitar sepertiga dari luas hutan bakau Indonesia Noor et al. 1999. Di Sulawesi
Tenggara luas hutan mangrove sekitar 54.259 ha, yang tersebar di Kabupaten Kendari, 16,750 ha, Kolaka 8,000 ha, Muna 16,600 ha, dan Kabupaten Buton
12,900 ha Anonim 2000. Hasil analisis Citra Landsat ETN 7 2008 dan data lapangan pada saat penelitian ini dilakukan, luas hutan mangrove di Kabupaten
Wakatobi pada tahun 2009 sekitar 1.046,126 ha. Komposisi spesies mangrove relatif terbatas, apabila dibandingkan dengan
tumbuhan pada hutan hujan tropis. Jumlah spesies mangrove yang pasti masih terdapat perbedaan diantara para ahli, Tercatat 50 sampai 70 spesies menurut
klasifikasi yang berbeda misalnya:Tomlinson 1986; Saenger et al. 1983; Lugo Snedaker 1975; Aksornkoae et al. 1992, dengan keanekargaman yang tertinggi
ditemukan di Asia. Di Indonesia komposisi spesies mangrove berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Kusmana 1993 melaporkan di Kalimantan Timur
ditemukan 8 spesies, di Teluk Bintuni Irian Jaya 12 spesies Kusmana et al. 1997, di Delta Tampina Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan ditemukan 10
spesies Mustafa Prawitosari, 1990, dan di Pantai Lanowulu Sulawesi Tenggara ditemukan 9 spesies Jamili 2005
Meskipun komposisi jenis mangrove berbeda antara berbagai tempat, tetapi secara umum spesies yang menyusun komunitas mangrove terdiri atas : 1
Pohon-pohon yang termasuk dalam margagenus Rhizophora spp, Bruguiera spp, Ceriops spp familia Rhizophoraceae, Avicennia spp familia Avicenniaceae,
Sonneratia spp familia Sonneratiaceae, Xylocarpus spp familia Meliaceae, Lumnitzera spp familia Combretaceae, 2 Jenis-jenis perdu, seperti Aegialitis
spp familia Plumbaginaceae, dan Scyphipora sp familia Rubiaceae, 3 golongan palm seperti Nipa frukticans dan golongan paku-pakuan, seperti
Acrosticum sp. Golongan liana yang umum ditemukan di komunitas mangrove adalah Derris heptaphyla Chapman 1976.
D. Struktur Vegetasi Tegakan Mangrove