Kondisi Umum Lingkungan Mangrove

132 pulau-pulau kecil, seperti pulau Kaledupa, Derawa, dan Hoga lebih rentan mengalami kepunahan pada masa yang akan datang.

c. Kondisi Umum Lingkungan Mangrove

Ekosistem hutan mangrove pada pulau-pulau kecil small islands memiliki tingkat sensitivitas ekosistem yang sangat rapuh, jika dibandingkan dengan ekosistem hutan pada pulau-pulau besar continental islands. Hal ini disebabkan faktor-faktor lingkungan pada pulau-pulau kecil, kurang mendukung untuk pertumbuhan mangrove secara optimal. Banyak faktor lingkungan yang menjadi faktor pembeda pertumbuhan mangrove pada pulau-pulau kecil, seperti substrat lumpur, masukan air tawar, dan perlindungan dari ombak dan angin kencang. Chapman 1977 mengemukakan bahwa sebagian besar spesies mangrove tumbuh subur pada tanah berlumpur, terutama di daerah dimana endapan lumpur terakumulasi. Pelumpuran pada pulau- pulau kecil umumnya sangat terbatas. Di Pulau Kaledupa, Derawa, dan Pulau Hoga pelumpuran hanya bersumber dari erosi lahan pertanian yang dibawa oleh air hujan melalui aliran permukaan, yang terjadi pada musim penghujan. Substrat mangrove di pulau Kaledupa, Derawa, dan Pulau Hoga umumnya berupa substrat pasir dan pecahan karang. Soekardjo 1993 mengemukakan bahwa mangrove umumnya ditemukan pada areal yang secara teratur disapu oleh pasang-surut dan sapuan air tawar fresh water seepage. Mangrove tumbuh dan berkembang dengan baik pada pantai yang memiliki sungai yang besar. Sapuan air tawar dibutuhkan untuk menghilangkan salinitas yang berlebihan. Sumber air tawar yang masuk ke dalam komunitas mangrove di pulau Kaledupa, Derawa, dan pulau Hoga hanya bersumber dari air hujan, yang terjadi pada musim penghujan. Pada pulau-pulau tersebut tidak ditemukan adanya sungai yang mengalir sepanjang tahun. Sungai- sungai kecil yang umumnya hanya berair pada musim penghujan, hanya ditemukan di pulau Kaledupa, yang memiliki ukuran pulau jauh lebih besar, jika dibandingkan dengan pulau Derawa dan Hoga. Mangrove akan tumbuh dengan baik pada wilayah yang memiliki perlindungan terhadap hempasan ombak dan angin kencang Chapman 1977. 133 Pada pulau-pulau kecil umumnya memiliki tiupan angin yang relative kencang sepanjang tahun. Di pulau Kaledupa, Derawa, dan pulau Hoga tiupan angin dengan kecepatan 20 knotjam, terjadi pada musim barat Desember – Februari. Hutan mangrove pada pulau-pulau kecil secara umum memiliki transpirasi tinggi sebagai akibat frekuensi terpaan angin laut yang berlangsung hampir secara terus menerus, sehingga mekanisme pembukaan dan penutupan stomata menjadi terganggu, dan proses fotosintesis berlangsung tidak normal karena konsentrasi CO 2 menjadi menurun disekitar atmosfer daun karena dipindahkan oleh angin ke tempat lain. Kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan mangrove, seperti perlindungan ombak, pelumpuran dan sumber air tawar lebih banyak ditemukan pada pulau-pulau besar. Hal inilah yang diduga menjadi faktor utama sehingga pertumbuhan mangrove pada pulau-pulau kecil relatif kurang subur, dengan kerapatan yang lebih rendah, dibandingkan dengan pertumbuhan mangrove pada pulau-pulau besar. Pertumbuhan mangrove pada pulau-pulau kecil, secara alami sulit untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini karena banyak faktor pembatas yang ada pada wilayah tersebut. Walaupun demikian secara alami pengaruh tersebut masih dapat diimbangi dengan kondisi musim, dimana pada saat musim hujan, beberapa faktor pembatas di pulau-pulau tersebut dapat teratasi melalui air hujan dan pelumpuran oleh aliran permukaan yang masuk ke adalam ekosistem mangrove yang ada. Selanjutnya jika komunitasa mangrove yang sudah sangat sulit tumbuh dan berkembang tersebut, kemudian diganggu lagi dengan aktivitas penebangan maupun pemusnahan oleh manusia, maka kehancuran ekosistem mangrove di kawasan tersebut tidak membutuhkan waktu yang lama. Ekosistem mangrove di pulau-pulau kecil Taman Nasional Wakatobi, termasuk ekosistem mangrove tepi dan hasil pengamatan lapangan umumnya tumbuh pada lingkungan subtrat berpasir, pecahan karang dan karang mati. Subtrat ini relatif rentan terhadap perubahan. Dengan demikian kawasan mangrove di daerah ini tidak cocok sebagai hutan produksi dan perlu dilindungi dengan cara semua kawasan mangrove dijadikan sebagai daerah konservasi. Potensi sumberdaya mangrove yang ada, perlu dikaji secara lebih mendalam 134 untuk dikembangkan sebagai daerah ekoturisme dan sebagai salah satu pusat studi mangrove mangrove research station pada pulau-pulau kecil, sebagai salah satu alternatif pelestarian mangrove di kawasan tersebut. Dalam UU Nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil pada pasal 23 ayat 2 antara lain disebutkan bahwa pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan di sekitarnya diprioritaskan untuk kepentingan konservasi, penelitian, pendidikan, dan pariwisata. 135

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Komposisi spesies mangrove di Pulau Kaledupa, Derawa, dan Pulau Hoga Taman Nasional Wakatobi sebanyak 20 spesies mangrove sejati dan tersebar tidak merata antar pulau. Spesies yang ditemukan terdiri dari spesies Rhizophora mucronata Lamk., Rhizophora apiculata Bl., Bruguiera gymnorrhiza L. Lamk., Ceriops tagal Perr. C.B. Rob., Ceriops decandra Griff. Ding Hou., Sonneratia alba Smith, Sonneratia caseolaris L. Engl., Avicennia marina Forsk. Vierh., Xylocarpus granatum Koenig., Xylocarpus molucensis Lamk. Roem., Lumnitzera littorea Jack Voigt., Lumnitzera rasemosa Willd., Aeguceras cornikulatum L. Blanco., Osbornia octodonta F.v.M., Phemphis aciduta Frost. f., Acanthus ebracteatus Vahl., Nypa fructicans Wurmb., Excoecaria agallocha L., Acrostichum speciosum Wild, Acrostichum aureum Linn. Spesies mangrove yang ditemukan di Pulau Kaledupa, Derawa, dan Pulau Hoga, yaitu spesies Rhizophora mucronata Lamk, Rhizophora apiculata Bl, Bruguiera gymnorrhiza L. Lamk, dan Acanthus ebracteatus Vahl. Spesies yang hanya ditemukan di Pulau Kaledupa dan Hoga, adalah spesies Ceriops tagal Perr. C.B. Rob, Ceriops decandra Griff. Ding Hou, Sonneratia alba Smith, Sonneratia caseolaris L. Engl, Avicennia marina Forsk. Vierh, dan Phemphis aciduta Frost. f. Spesies yang hanya ditemukan di pulau Hoga, adalah Osbornia octodonta F.v.M, dan spesies yang hanya ditemukan di pulau Kaledupa, adalah spesies Nypa fructicans Wurmb, Excoecaria agallocha L, Acrostichum speciosum Wild, dan Acrostichum aureum Linn. Kerapatan spesies mangrove yang tertinggi di pulau Kaledupa diduduki oleh spesies Bruguiera gymnorrhiza L. Lamk 44 individuha, strata tiang spesies Rhizophora mucronata Lamk 125 individuha, strata sapihan 860 individuha dan semai 3.645 individuha ditempati oleh Ceriops tagal Perr.. Di pulau Derawa pada strata pohon 140 individuha, strata tiang 700 individuha dan sapihan 863 individuha di duduki oleh spesies Rhizophora mucronata Lamk., pada strata semai 786 individuha oleh Bruguiera gymnorrhiza L. Lamk., dan di pulau Hoga pada strata pohon 26 individuha dan strata tiang 70 individuha oleh spesies Bruguiera gymnorrhiza L. Lamk., dan pada strata sapihan 961