F. Regenerasi  Vegetasi  Mangrove
Proses  regenerasi  pada hutan mangrove cukup unik,  hal  in  sesuai keadaan lingkungannya yang  khas yaitu berair dan berlumpur. Sehingga beberapa spesies
mempunyai  mekanisme  adaptasi  dengan  karakter  propagul  maupun  biji  yang bervariasi, beberapa bersifat viviparous antara lain seperti Rhizophora, Avicennia
dan  Ceriops.  Regenerasi  pada  hutan  mangrove  yang  mengalami  gangguan biasanya  mengalami  banyak  kendala  seperti  ketiadaan  benih  maupun  degradasi
lingkungan.  Hamilton    Snedakeer  1984  menyatakan  bahwa  masalah regenerasi  alami  harus  mendapat  perhatian  karena  beberapa    mengalami
kegagalan pada daerah tertentu. Hal ini disebabkan  keberhasilan regenerasi alami sangat  rendah,    seperti  di  Matang  Malaysia  hanya  50,  dan  bahkan  di  Sarawak
Malaysia hanya berkisar 10. Berkaitan  dengan  keberhasilan  regenerasi  ini,  Barik  et  al.  1996
mengemukakan    bahwa  keberhasilan  regenerasi  pohon  didalam  suatu  hutan ditentukan  oleh  kesuksesan  menyelesaikan  beberapa  kejadian  dalam  siklus
hidupnya,  seperti  produksi  biji  dan  dispersal  pada  tempat  yang  sesuai, perkecambahan  dan  keluarnya  kecambah,  establishment  dan  pertumbuhan
kedepan.  Produksi  biji  dari  pohon-pohon  mungkin  dibatasi  oleh  faktor-faktor ekstrinsik  seperti  ketersediaan  sumberdaya,  kegagalan  polinasi,  predasi  pada
bunga, buah dan daun, dan  kondisi iklim, sampai dengan faktor  intrinsik seperti umur, ukuran tumbuhan, dan konstituen genetiknya.
Hong    San  1993    menyatakan  bahwa  pertumbuhan  mangrove bergantung  pada  faktor-faktor  seperti  tekstur  tanah,  salinitas,  luas  pasang  surut
dan  densitas  pohon.  Pertumbuhan  ditemukan  paling  tinggi  di  tempat  dengan salinitas 10
–20 ‰ dan pertumbuhan menurun pada tempat dengan salinitas 25-34 ‰. Selanjutnya dikatakan bahwa lama aliran pasang surut juga merupakan faktor
yang  penting  yang  mengatur  pertumbuhan  dan  distribusi  spesies  mangrove. Sedangkan  Aksornkae  1993  menyatakan  bahwa  pada  hutan  mangrove
karakteristik fenologi meliputi; pembungaan, berbuah, propagul dewasa dan buah dewasa.  Selanjutnya  dikatakan  bahwa,  pertumbuhan  diameter  dan  tinggi  batang
Rhizophora apiculata akan bertambah dengan bertambahnya umur, namun terjadi perbedaan dengan perbedaan lokasi dan kondisi lingkungan.
16
Produksi  biji  mangrove  umumnya  melimpah,  dan  secara  normal  tidak mempunyai  masalah    dengan  regenerasi  alami  dari  area  yang  dieksploitasi  dan
kecambah  cukup  eksis  atau  survive  dari  pemanenan  Hamilton    Snedakeer 1984. Pola produksi biji berbeda diantara populasi  dari spesies  yang sama  yang
teradaptasi  pada  mikrohabitat  yang  berbeda,  dan  individu-individu  pohon  dalam suatu  populasi  juga  sangat  berbeda  dalam  ukuran  dan  buah  yang  dihasilkan.
Produksi  biji  diantara  populasi  juga  berbeda  karena  perbedaan  didalam    jumlah individu  yang  berbuah  dan  jumlah  biji  yang  dihasilkan  per  individu  yang
berproduksi Barik et al. 1996.
G. Faktor Lingkungan Vegetasi Mangrove