Zonasi Mangrove TINJAUAN PUSTAKA

12 bentuk lain, seperti bentuk berlapis, bentuk tidak teratur, dan tegakan cadangan. Tegakan seumur merupakan tegakan yang terdiri dari pohon yang sama, ditanam pada waktu yang sama atau dalam waktu yang bersamaan. Dalam bentuk model ini dapat diamati pula ciri-ciri yang dimiliki, yaitu tajuk yang seragam, kelas diameter yang terbanyak terdapat pada ukuran rata-rata. Tegakan tidak seumur secara teoritis, terdiri dari pohon-pohon pada segala tingkatan umur, mulai dari semai sampai usia tua. Ciri-ciri lain yang dapat diamati pada tegakan model ini adalah adanya tajuk yang terputus dan tidak seragam. Jumlah pohon yang tersebar berada dalam kelas diameter kecil.

E. Zonasi Mangrove

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dan ekosistem laut, sehingga kondisi lingkungan mangrove khas, kenyataan ini mungkin yang menyebabkan komposisi spesies mangrove relatif rendah, namun demikian kerapatan populasi masing-masing spesies umumnya besar. Walaupun habitat mangrove bersifat khusus, tetapi setiap spesies mempunyai kisaran ekologis tersendiri dan masing-masing spesies mempunyai relung niche yang khusus, sehingga menyebabkan terbentuknya berbagai macam zona mintakat. Perkembangan mangrove dalam komunitas zona, seringkali diintepretasikan sebagai tingkat perbedaan dalam suksesi perubahan secara progesif dalam komposisi spesies selama perkembangan vegetasi. Tumbuhan yang tumbuh mulai dari garis pantai menuju daratan membentuk perbedaan yang gradual. Tidak ada model zonasi mangrove yang berlaku secara universal Nybakken 1998, tetapi skema umum mangrove untuk penggunaan secara luas pada daerah Indo-Pasifik dapat digunakan. Daerah yang menghadap ke laut dari mangrove pasifik sebagian besar didominasi oleh satu atau lebih spesies Avicennia spp. Bagian pinggir Avicennia spp biasanya cukup sempit dan umumnya berasosiasi dengan Sonneratia spp yang tumbuh pada daerah yang senantiasa basah. Dibelakang pinggiran Avicennia spp terdapat zona Rhizophora spp yang didominasi oleh satu atau lebih spsies Rhizophora spp. Zona berikutnya adalah Bruguiera spp dan zona terakhir merupakan zona Ceriops spp. Lear Tunner 1977 memberikan contoh zonasi di daerah Timur Australia, yang memiliki iklim yang cocok untuk pertumbuhan mangrove. Zonasi tersebut terdiri atas : 1. Landward zone zona ke area darat. Zona ini sering dijumpai sebagai zona yang sempit, karena bercampur dengan tumbuhan darat. Kebanyakan spesies mangrove yang ditemukan pada zona ini adalah Exoecaria agallocha L., Lumnitzera littorae Jack. Voiigt., Lumnitzera rasemosa Wild., Ceriops decandra Griff. Ding Hou., Ceriops. tagal Perr. C.B.Rob., Aegiceras corniculatum L. Blanco., Avicennia marina Forsk Vierh., dan Heritiera littoralis Drynand. 2. Zona Ceriops spp. Zona ini hampir seragam, dengan ketinggian hampir mencapai 5 m yang didominasi oleh Ceriops spp. Spesies ini merupakan zona yang paling lebar di daerah yang bercurah hujan sedang. Pada daerah Queensland zona ini diwakili oleh Ceriops decandra Griff. Ding Hou. 3. Zona Bruguiera spp. Pada zona ini puncak kesuburannya di temukan di Australia Timur Laut. Zona ini didominasi oleh spesies Bruguiera gymnorrhiza L. Lamk. yang berasosiasi dengan Xylocarpus granatum Koenig., Xylocarpus australosicus dan Heritiera littoralis Drynand. 4. Zona Rhizophora spp. Zona ini sering terdiri dari Rhizophora stylosa Griff. yang terletak dibelakang seaward zone, pada kebanyakan komunitas mangrove di Australia. 5. Zeaward zone. Zona ini merupakan spesies pionir, umumnya didominasi oleh Avicennia marina Forsk. Vierh. Selain spesies tersebut, Sonneratia spp juga merupakan spesies pionir dalam zona ini. Penjelasan tentang zonasi di atas merupakan pola yang berlaku pada suatu tempat, dan tidak semua mangrove memiliki pola zonasi yang sama untuk seluruh daerah. Habitat mangrove di Indonesia mempunyai kisaran variasi sifat fisik dan kimia yang berbeda dari satu daerah ke daerah lain, maka diduga setiap daerah mempunyai pola zonasi yang berbeda. Setiap jenis mangrove menduduki mintakat yang cocok untuk pertumbuhannya. Penelitian di kawasan hutan mangrove milik Perhutani Jawa Tengah di Cilacap, diketahui bahwa pada lapisan terluar dicirikan oleh Avicennia alba 14 Blume. dan Sonneratia alba J. Sm. Lapisan kedua didominasi oleh Rhizophora mucronata Lamk. yang disertai dengan Bruguiera sp. dan Aegiceras corniculatum L. Blanco. Kemudian lapisan terakhir didominasi oleh Ficus sp, Carava sp., Exoecaria sp., dan Heritiera sp. Marsono 1989. Jamili 1998 melaporkan bahwa pada komunitas magrove di Pantai Napabalano Sulawesi Tenggara, dapat dibedakan menjadi 4 zona, yaitu : 1. Zona Avicennia. Zona ini merupakan lapisan yang paling luar, yaitu daerah yang langsung berbatasan dengan laut, merupakan zona sempit dengan ketebalan sekitar 40 m. Pada zona ini jenis yang dominan adalah Avicennia marina Forsk Vier. yang berasosiasi dengan jenis Sonneratia alba J.SM. Kedua jenis tersebut merupakan jenis pionir pada endapan lumpur yang berasal dari sungai Lambiku. 2. Zona Rhizophora mucronata Lamk. Pada zona ini didominasi oleh spesies Rhizophora mucronata Lamk dengan ketebalan sekitar 160 m. Walaupun pada zona ini didominasi oleh R. mucronata Lamk, tetapi bukan merupakan tegakan murni pure stand. Spesies lain yang ditemukan pada zona ini antara lain R. apiculata Blume. Bruguiera gymnorrhiza L. Lamk. dan Sonneratia alba J.Sm. 3. Zona Rhizophora apiculata Blume. Zona ini merupakan zona dengan ketebalan yang paling luas, dengan ketebalan 440 meter. R. apiculata Blume. mencapai puncak kesuburannya pada stand nomor 18 dan 19 370-380 m dari zona terluar ke arah darat. Pada kedua stand tersebut Rhizophora apiculata Blume merupakan tegakan murni pure stand. 4. Zona Ceriops sp. Zona ini berkembang pada bagian paling belakangarah darat 460 – 720 m dari formasi terdepan. Ceriops umumnya berupa belukar dengan ketinggian yang hampir seragam, dengan rata-rata ukuran diameter batang relatif lebih rendah, apabila dibandingkan spesies lain yang menyusun tegakan pada kawasan ini. Tegakan pada zona ini diwakili oleh Ceriops tagal Perr. C.B.Rob. yang membentuk tegakan murni.

F. Regenerasi Vegetasi Mangrove