Pendahuluan PERHITUNGAN KEHILANGAN AIR PADA

3.3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari : 1 bibit kentang varietas Granola G0, G1, G2 dan Atlantis G4; 2 pupuk anorganik Urea, KCl, SP-36 dan organik pupuk kandang, jerami; 3 insektisida untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman; 4 data iklim harian curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, radiasi surya, dan kecepatan angin. Bibit kentang varietas Granola G0 digunakan pada Percobaan I di Pacet, G1 pada Percobaan II di Galudra, sedangkan bibit G2 Granola serta G4 Atlantis pada Percobaan III di Kerinci. Alat yang digunakan terdiri dari : 1 peralatan penanaman kentang seperti cangkul, parang, sekop, garu, ember, drum, selang air, kantung plastik, tambang; 2 alat pengukur kadar air tanah, yaitu : bor tanah dan sensor pengukur kadar air tanah pada berbagai kedalaman 10, 20, 40, 60, 80 dan 100 cm; 3 stasiun cuaca otomatis pada lokasi penelitian.

3.3.3. Rancangan Percobaan

Rancangan Percobaan Pertama Perlakuan terdiri dari tiga ukuran umbi U1, U2 dan U3 dan dua jarak tanam J1 dan J2. Percobaan menggunakan rancangan blok terpisah split-block design dengan tiga ulangan, dan jarak tanam sebagai petak utama. Perlakuan jarak tanam J dan ukuran bibit U adalah sebagai berikut : Jarak tanam J i J1 = jarak tanam 20 cm x 20 cm terdiri dari : J2 = jarak tanam 20 cm x 40 cm. Ukuran bibit U j U1 = berat bibit antara 1,5 – 3,5 gbutir terdiri dari : U2 = berat bibit antara 0,5 – 1,5 gbutir U3 = berat bibit kurang dari 0,5 gbutir Rancangan Percobaan Kedua Perlakuan juga terdiri dari tiga ukuran umbi U1, U2 dan U3 dan dua jarak tanam J1 dan J2. Percobaan menggunakan rancangan blok terpisah split- block design dengan tiga ulangan, dan jarak tanam sebagai petak utama. Perlakuan jarak tanam J dan ukuran bibit U adalah sebagai berikut : Jarak tanam J i terdiri dari : J1 = jarak tanam 20 cm x 20 cm J2 = jarak tanam 20 cm x 30 cm. Ukuran bibit U j U1 = berat bibit 10 – 25 gbutir terdiri dari : U2 = berat bibit 5 – 10 gbutir U3 = berat bibit kurang dari 5 gbutir Rancangan Percobaan Ketiga Perlakuan terdiri dua varietas V1 dan V2 dan jarak tanam J1 dan J2. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan, dan jarak tanam sebagai ulangan. Perlakuan jarak tanam J dan varietas V adalah sebagai berikut : Jarak tanam J i J1 = jarak tanam 20 cm x 20 cm terdiri dari : J2 = jarak tanam 20 cm x 40 cm Varietas V j V1 = Varietas Granola terdiri dari : V2 = Varietas Atlantis Perlakuan yang diterapkan pada percobaan lapang I, II, dan III dalam analisis neraca air ini dianggap sebagai ulangan.

3.3.4. Pelaksanaan Penelitian

Pengolahan tanah dilakukan menggunakan traktor dan cangkul sesuai dengan perlakuan, setiap unit percobaan menggunakan empat unit guludan. Pupuk kandang dan sekam jerami dengan dosis 20 ton ha -1 , diberikan menurut baris tanam sesuai perlakuan. Pada setiap lubang tanam ditanam satu benih kentang. Pemupukan sesuai dosis anjuran urea 300 kg ha -1 , SP-36 300 kg ha -1 , dan KCl 100 kg ha -1 , diberikan secara melingkar di sekeliling bibit kentang. Setelah pemberian pupuk dasar bibit kentang ditutupi dengan tanah lapisan atas setebal ± 12 cm dengan menggunakan cangkul, sehingga akan terbentuk guludan- guludan memanjang. Penyiangan dan pembumbunan dilakukan dua kali secara bersamaan pada saat tanaman berumur satu dan dua bulan setelah tanam. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan mengunakan pestisida sesuai tingkat serangan.

3.3.5. Pengukuran Kadar Air Tanah dan Kalibrasi Alat

Pengukuran kadar air tanah dilakukan menggunakan prinsip hambatan listrik. Alat dipasang pada kedalaman 10 cm, 20 cm, 40 cm, 60 cm, 80 cm dan 100 cm, ditempatkan pada setiap kombinasi perlakuan. Sebelum alat digunakan, dilakukan kalibrasi pada masing-masing kedalaman dan perlakuan. Contoh tanah diambil dari masing-masing kedalaman sekitar 1 kg kemudian dikeringkan dan dioven selama 24 jam pada suhu 105 o Wd = Wg,s,d – Wg,s 1 C. Tanah kering oven dari masing-masing contoh kemudian dihaluskan dan diayak sehingga diameter partikel tidak lebih dari 1 mm. Hasil ayakan yang sudah ditimbang dimasukkan pada masing-masing gelas plastik yang telah diisi sensor, diberi tanda kedalaman dan perlakuan. Tiap gelas diberi lubang kecil-kecil pada dasarnya untuk drainase air. Tanah tersebut kemudian dimasukkan hingga volume tertentu V dan ditimbang, sehingga diperoleh berat kering tanah sebagai berikut : Wd = berat kering tanah g Wg,s,d = berat gelas, sensor dan berat kering tanah g Wg,s = berat gelas dan sensor g Masing-masing gelas plastik yang sudah berisi tanah diberi air secara perlahan dan bertahap hingga terjadi drainase serta tanah menjadi jenuh. Setelah tiga hari dilakukan pengukuran pertama, yang dilanjutkan setiap hari hingga tanah menjadi kering. Pengukuran dilakukan terhadap berat masing-masing gelas gram dan tahanan, R ohm yang terbaca pada AVO meter. Kadar air selanjutnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: θw = 100 Wg,s,w – Wg,s,d Wd 2 θw = kadar air tanah secara gravimetri w Wg,s,w = berat gelas, sensor dan tanah basah g Wg,s,d = berat gelas, sensor dan berat kering tanah g Wd = berat kering tanah g Setelah volume tanah V didapatkan dari masing-masing contoh tanah yang dikalibrasi maka nilai tahanan tersebut dapat dikonversi langsung menjadi kadar air secara volumetri θv.