Kesimpulan NERACA AIR TANAH DAN HASIL TANAMAN KENTANG Solanum

radiation between Granola and Atlantis cultivars was observed due to different morphological characteristics represented by extinction coefficient k of each cultivar k Granola = 0,318, k Atlantis = 0,176. Granola cultivar of generation G1 had higher RUE RUE AGB = 0,63 g MJ -1 dan RUE biomass = 1,37 g MJ -1 than the same cultivar of the next generation or G2 RUE AGB = 0,45 g MJ -1 dan RUE biomass = 1,12 g MJ -1 . On the other hand, Atlantis cultivar had higher RUE RUE AGB = 0,72 g MJ -1 dan RUE biomass = 1,79 g MJ -1 compared with that of Granola cultivar both for G2 and G1. Solar radiation intercepted of Atlantis cultivar was relatively smaller than that of Granola cultivar, but Atlantis cultivar growth was bigger due to its higher RUE. Keywords : Potato, radiation interception, solar radiation, radiation use efficiency

5.1. Pendahuluan

Radiasi surya merupakan unsur iklim yang berperan penting pada pertumbuhan dan produktifitas tanaman melalui proses fotosintesis Kadaja dan Tooming 2004, Gardner 1991 dan klorofil daun menyerap energi radiasi surya pada kisaran panjang gelombang PAR Photosynthetic Active Radiation yaitu antara 0,38 – 0,68 µm Wolf dan Oijen 2002. Laju fotosintesis meningkat dengan kerapatan fluks radiasi yang makin tinggi sampai titik kejenuhan cahaya. Nisbah antara peningkatan kerapatan fluks radiasi dengan peningkatan laju fotosintesis disebut efisiensi penggunaan radiasi surya radiation-use efficiency. Oijen dan Goudriaan 1997; Richter et al. 2001. Pada tanaman yang tumbuh di lapang radiation-use efficiency RUE biasanya dinyatakan dengan nisbah antara penambahan biomassa tanaman dengan jumlah radiasi surya yang diintersepsi tajuk tanaman Handoko 1994. Energi radiasi surya digunakan oleh tanaman untuk melakukan proses fotosintesis dalam menghasilkan biomassa tanaman kentang. Biomassa tanaman berkorelasi dengan jumlah radiasi yang diintersepsi selama pertumbuhan tanaman, berbanding lurus dengan jumlah radasi yang diintersepsi oleh tanaman tersebut Yuan dan Bland 2003. Proses pengubahan sebanyak mungkin radiasi yang diintersepsi tanaman menjadi biomassa memerlukan RUE yang tinggi Wolf 2002; Richter et al. 2001. Nilai RUE ini menunjukkan kemampuan tanaman untuk mengkonversi energi radiasi surya yang diterima tanaman menjadi biomassa Vieira et al. 2009 . Selain berhubungan erat dengan pertumbuhan dan produktivitas tanaman, penggunan dan pengukuran nilai RUE merupakan indikator yang sangat membantu untuk memahami konsekuensi kekeringan bagi tanaman dan variasinya menurut umur Muchow dan Davis 1988; Wolf 2002. Variabilitas iklim dan kondisi defisit air yang terjadi pada kondisi lapang dapat secara langsung menurunkan RUE akibat penurunan aktifitas fotosintesis Arkebauer et al. 1994. Menurut Sinclair dan Horie 1989 nilai RUE berbeda antar spesies dan bervariasi antar varietas tanaman, tergantung tingkat kejenuhan cahaya pada laju fotosintesis masing-masing tanaman. Perbedaan nilai RUE disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor dalam tanaman itu sendiri Li et al. 2009. Menurut Syarief 2003 yang menyebabkan perbedaan nilai RUE antara lain posisi daun, susunan daun, indeks luas daun, struktur atau jenis pigmen serta ketersediaan air dan hara. Irigasi juga dapat mempengaruhi nilai RUE seperti dinyatakan oleh Li et al. 2009, bahwa irigasi secara berkala dapat meningkatkan nilai RUE, namun pengaruh irigasi tidak sebesar pengaruh jarak tanam. Pengaturan jarak tanam akan memungkinkan penyerapan radiasi surya oleh tajuk yang lebih efisien. Muyan 2010 mengemukaan bahwa pada kondisi penyerapan radiasi penuh maka fotosintess tajuk tanaman menjadi maksimal dengan peningkatan indeks luas daun LAI. Nilai RUE diturunkan dari penambahan berat kering dan radiasi surya yang diintersepsi tajuk tanaman, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi RUE adalah penyerapan radiasi surya, serta tingkat pertumbuhan dan perkembangan tanaman Vieira et al. 2009. Nilai RUE merupakan parameter penting dalam analisis pengaruh radiasi surya terhadap produksi tanaman Richter et al. 2001. Berbagai penelitian tentang RUE seringkali menghasilkan nilai yang berbeda- beda. Menurut Kiniry et al. 1989 kenaikan nilai RUE dikarenakan penambahan biomassa tanaman yang besar dan dipengaruhi oleh suhu. Selain itu, disebutkan pula beberapa asumsi yang menyebabkan nilai RUE berbeda yaitu sifat optik tajuk tanaman yang diwakili oleh nilai k koefisien pemadaman tajuk tanaman memiliki kesalahan yang tinggi dalam persamaan hukum Beer, pengukuran biomassa tanaman tanpa memasukkan berat akar sebagai AGB Above Ground Biomass, dan laju fotosintesis pada semua daun dianggap sama. Nilai RUE ε dalam g MJ -1

5.2. Tujuan Penelitian

tanaman kentang belum banyak tersedia pada pustaka, khususnya yang menghitung total biomassa termasuk umbi dalam perhitungannya. Percobaan kedua dan ketiga ini akan menurunkan nilai ε tanaman kentang varietas Granola dari generasi yang berbeda G1 dan G2 dan varietas Atlantis G4. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan dan mendapatkan nilai efisiensi penggunaan radiasi RUE tanaman kentang varietas Granola G1, G2 dan Atlantis G4 berdasarkan pertambahan berat kering dan jumlah radiasi surya yang diintersepsi oleh tajuk tanaman kentang. 5.3. Metodologi Percobaan untuk mendapatkan nilai RUE ini dilakukan pada percobaan kedua di Galudra dan ketiga di Kerinci. Metode dan pelaksanaan penelitian pada Percobaan II dan III ini seperti yang sudah dijelaskan pada Bab III. Perlakuan yang diterapkan pada percobaan lapang II dan III dalam mendapatkan nilai RUE dianggap sebagai ulangan.

5.3.1. Pengukuran Radiasi Surya dan Kalibrasi Alat

Radiasi surya di atas dan di bawah tajuk tanaman masing-masing diukur menggunakan sensor radiasi surya solarimeter dan tube solarimeter. Sebelum alat pengukur radiasi surya dipasang di lokasi penelitian, dilakukan kalibrasi alat untuk membandingkan setiap alat dengan input radiasi surya yang sama dalam satuan milivolt mV. Sensor untuk mengukur radiasi surya datang di atas tajuk tanaman Qo diletakkan pada ketinggian 1 m di atas tempat terbuka. Sensor untuk mengukur radiasi transmisi Qτ diletakkan pada ketinggian 5 cm di atas tanah di bawah tajuk tanaman. Pengambilan data dilakukan setiap 15 menit masing-masing dengan 3 kali pengukuran data dari pagi hari jam 08.00 hingga sore hari jam 16.00, kemudian dihitung nilai rata-ratanya.