Submodel Neraca Air Validasi Submodel Perkembangan, Pertumbuhan, dan Neraca Air Tanaman Kentang

VII. DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKTIVITAS KENTANG PADA SENTRA-SENTRA PRODUKSI DI INDONESIA 5 1 ABSTRAK Prediksi dampak perubahan iklim terhadap produktivitas kentang pada sentra- sentra produksi kentang di Indonesia Minahasa, Alahan Panjang, Pangalengan, Wonosobo, Pasuruan, dan Deli Serdang dilakukan menggunakan model simulasi tanaman kentang yang telah disusun dan divalidasi. Prediksi dilakukan menggunakan skenario peningkatan suhu udara dan penurunan curah hujan berdasarkan proyeksi perubahan iklim di Indonesia pada masa yang akan datang SRESA1. Skenario yang digunakan yaitu : 1 skenario I tahun 2020: suhu udara naik 1 °C dan curah hujan turun 5, 2 skenario II tahun 2050 : suhu naik 1,8 °C, curah hujan turun 10 dan, 3 skenario III tahun 2080: suhu naik 2,3 °C, curah hujan turun 15. Hasil simulasi menunjukkan peningkatan suhu udara sebesar 1,0 °C, 1,8 °C, dan 2,3 °C dibanding kondisi cuaca saat ini mengakibatkan jumlah hari dari masing-masing fase perkembangan tanaman kentang pada enam sentra produksi kentang semakin pendek, sehingga umur tanaman menjadi lebih singkat. Umur tanaman yang lebih singkat dan penurunan curah hujan sebesar 5, 10, dan 15 dapat menurunkan pertumbuhan dan hasil tanaman kentang. Prediksi penurunan hasil pada keenam sentra produksi kentang ini untuk skenario I, II dan III berkisar masing-masing 13 – 31, 25 – 47 dan 37 – 63. Pangalengan diprediksi akan mengalami penurunan hasil terbesar pada ketiga skenario perubahan iklim. Simulasi pengaruh waktu tanam terhadap umur dan hasil kentang pada sentra-sentra produksi kentang di Indonesia menunjukkan produktivitas maksimum dapat dicapai pada waktu tanam yang berbeda-beda. Prediksi model simulasi kentang varietas Atlantis vs Granola menunjukkan produktivitas yang diperoleh varietas Atlantis sebesar 25 ton ha -1 RUE = 1,79 g MJ -1 , sedangkan Granola sebesar 16 ton ha -1 RUE = 1,12 g MJ -1 Prediction of climate change impact on potato productivity from saveral production centers in Indonesia Minahasa, Alahan Panjang, Pangalengan, Wonosobo, Pasuruan, dan Deli Serdang was performed using a crop simulation model that had already been developed and validated. Prediction was done using scenarios of increasing temperature and decreasing rainfall based on climate change projection in Indonesia for the future SRES A1. The scenario was: 1 scenario I year of 2020: air temperature rises by 1 ° C and rainfall reduces by . Opsi adaptasi perubahan iklim berdasarkan hasil simulasi model untuk peningkatan hasil tanaman kentang pada sentra-sentra produksi dapat dilakukan melalui : penentuan waktu tanam yang tepat, memilih varietas kentang unggul yang memiliki nilai RUE tinggi, dan memilih varietas kentang yang lebih toleran terhadap suhu tinggi. Kata kunci: Kentang, perubahan iklim, suhu, curah hujan ABSTRACT 5 Paper telah dikirim pada Jurnal Tanah Tropika JTT Universitas Lampung. Judul : Prediksi Dampak perubahan Iklim terhadap Produktivitas Kentang pada Sentra-sentra Produksi di Indonesia. 2012. Salwati, Handoko, Las I, Hidayati R. 107 5, 2 scenario II year 2050: air temperature rises by 1,8 °C and rainfall decreases by 10 and, 3 scenario III 2080: the temperature rises by 2,3 °C and rainfall reduces by 15. The results showed that increase in air temperature by 1,0 °C, 1,8 °C, and 2,3 °C compared to current weather conditions, resulted a shorter duration of each developmental phase in six potato production centers. The shorter duration and decreased rainfall by 5, 10, and 15 can reduce potato growth and yield. Predicted potato yields in the six potato production centers for scenarios I, II and III were in the range of 13 – 31, 25 – 47 and 37 – 63, respectively. Potato production center in Pangalengan was predicted to experience the biggest decline in yield for all scenarios. Simulation of the effect of planting time to crop age and yield in the Indonesia’s potato production centers showed the highest potato yield was achieved at different planting times. Predicted yield of Atlantic variety was 25 ton ha -1 RUE = 1,79 g MJ -1 whereas Granola variety only 16 ton ha -1 RUE = 1,12 g MJ -1 Key words: Potato, climate change, scenarios, productivity . Climate change adaptation options based on model application to increase potato yield in all production centers are: optimal planting time, use of superior potato varieties that have higher value of RUE, and select application of suitable potato varieties that are more tolerant to high temperatures.

7.1. Pendahuluan

Pemanasan global yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca GRK, terutama sejak revolusi industri telah menyebabkan perubahan iklim. Pemanasan global berdampak pada perilaku iklim seperti perubahan curah hujan dan jumlah radiasi surya yang diterima oleh tanaman serta peningkatan suhu udara akan berdampak besar terhadap pertanian, seperti perubahan tindakan agronomis, pola tanam, lama musim pertumbuhan dan hasil Holden dan Breneton 2006. Gregory et al. 2008 memperkirakan akan terjadi peningkatan suhu udara rata-rata berkisar antara 1,0 – 1,4 o Perubahan iklim diindikasikan oleh adanya variabilitas iklim khususnya peningkatan suhu udara dan perubahan pola curah hujan yang terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun Kementerian Lingkungan Hidup 2004. Perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap sektor pertanian, yang dapat mengakibatkan penurunan produktivitas tanaman Holden dan Breneton 2006; Prihantoro 2008. C, selama 30 – 40 tahun. Pemanasan global dalam kurun waktu 50 tahun dapat menyebabkan kenaikan suhu udara sebesar 2 °C Singh dan Lal 2010.