Profil Kadar Air Tanah

Tabel 4. Perbandingan komponen neraca air antar perlakuan selama pengukuran pada Percobaan I, II dan III . Komponen Neraca Air Perlakuan J1 J2 Percobaan I U1 U2 U3 U1 U2 U3 Curah hujan mm 1.314 1.314 1.314 1.314 1.314 1.314 KAT Awal mmm 319 1 232 390 148 291 202 KAT akhir mmm 218 2 197 215 116 256 197 dKAT -101 -35 - 175 -32 -35 -5 ETa + Ro mm 1.415 1.349 1.489 1.347 1.350 1.319 Rata-rata ETa + Ro mmJ1,J2 1.418 1.338 Rata-rata ETa + Ro mm 1.378 Percobaan II J1 J2 U1 U2 U3 U1 U2 U3 Curah hujan mm 261 261 261 261 261 261 KAT Awal mmm 273 3 268 267 330 270 248 KAT akhir mmm 283 4 294 267 322 248 251 dKAT 10 26 -8 -22 3 Eta + Ro mm 251 235 261 269 283 258 Rata-rata ETa + Ro mmJ1,J2 249 270 Rata-rata ETa + Ro mm 260 Percobaan III J1 J2 V1 V2 V1 V2 Curah hujan mm 757 757 757 757 KAT Awal mmm 184 5 369 171 336 KAT akhir mmm 172 6 292 186 146 dKAT -12 - 77 15 -190 Eta + Ro mm 769 834 742 947 Rata-rata ETa + Ro mmJ1,J2 802 845 Rata-rata ETa + Ro mm 823 Keterangan : 1 pengukuran pada 26 Hari Setelah Tanam HST, 2 101 HST, 3 37 HST, 4 85 HST, 5 12 HST, 6 64 HST. Perhitungan menggunakan neraca air dalam penelitian ini menghasilkan jumlah ETa dan Ro yang tidak dapat dipisahkan. Untuk mengatasi hal ini, nilai evapotranspirasi ETa didekati dari evapotranspirasi potensial ETp yang dihitung dengan metode Penman. Dalam hal ini, nilai evapotranspirasi dianggap selalu dalam keadaan maksimum dan air bukan merupakan faktor pembatas. Nilai ETa + Ro, Ro dan ETp selama pengukuran pada Percobaan I, II dan III ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai ETa + Ro, ETp dan Ro pada Percobaan I, II dan III Percobaan Nilai selama pengukuran Rata-rata per hari Percobaan pertama 1 Curah hujan mm 1.314 17 ETa + Ro mm 1.378 18 ETpmm 563 7 Ro mm 816 11 Percobaan Kedua 2 Curah hujan mm 261 5 ETa + Ro mm 260 5 ETp mm 260 5 Ro mm Percobaan ketiga 3 Curah hujan mm 757 15 ETa + Ro mm 823 16 ETp mm 416 8 Ro 407 8 Keterangan : 1 75 hari pengukuran, 2 48 hari pengukuran, 3 Ro yang dihitung dengan asumsi ETa = ETp 52 hari pengukuran Hasil perhitungan total nilai ETp=307 mm, sehingga nilai ETp dianggap sama dengan ETa + Ro = 260 dan Ro = 0. Pada Percobaan I, nilai rata-rata ETa + Ro dari semua perlakuan sebesar 1.378 mm Tabel 4 yang dihitung dari 75 hari pangukuran, atau setara dengan 18 mm hari -1 Tabel 5. Nilai ini jauh lebih tinggi dari rata-rata evapotranspirasi potensial ETp sebesar 7 mm hari -1 Tabel 5. Dengan asumsi ETa = ETp, perbedaan nilai antara ETa + Ro dan ETp sebesar 11 mm hari -1 Tabel 5 Tabel 5 menunjukkan curah hujan yang tinggi 1.314 mm pada Percobaan I dengan Eta + Ro 1.378 mm, dan Ro juga tinggi 816 mm menyebabkan simpanan kadar air selama pertumbuhan tanaman mengalami penurunan. Penurunan besar KAT secara umum terjadi pada semua perlakuan, pada waktu 70 hari setelah tanam. Gambar 6 menunjukkan perubahan kadar air tanah total sampai kedalaman 100 cm menurut waktu dari semua perlakuan pada Percobaan I, II dan III. Kadar air tanah Percobaan I pada perlakuan jarak tanam J1 berkisar antara 215 – 431 mm m merupakan nilai limpasan permukaan Ro. Nilai Ro ini erat hubungannya dengan kemiringan lahan 20 pada lokasi pertanaman kentang tersebut. Kondisi ini menunjukkan curah hujan yang mencapai permukaan tanah sedikit yang terinfiltrasi ke dalam tanah tetapi lebih banyak menjadi limpasan permukaan Ro. -1 sedangkan pada perlakuan J2 berkisar antara 116 – 345 mm m -1 . c Gambar 6. Kadar air tanah total hingga kedalaman 1 m pada semua perlakuan menurut waktu, pada a Percobaan I, b percobaan II, dan c percobaan III. Percobaan II, nilai rata-rata ETa + Ro semua perlakuan sebesar 260 mm Tabel 4 yang dihitung dari 48 hari pangukuran, atau setara dengan 6 mm hari -1 Tabel 5. Nilai ini sama dengan rata-rata ETp sebesar 5 mm hari -1 Tabel 5. Perbedaan nilai antara ETa + Ro dan ETp sebesar 0 mm.hari -1 Tabel 5 menunjukkan tidak terjadi limpasan permukaan selama pertumbuhan tanaman disebabkan oleh lahan yang relatif datar kemiringan kurang dari 5. Tabel 5 menunjukkan curah hujan yang juga rendah 261 mm pada Percobaan II, juga menjadi salah satu penyebab tidak terjadi aliran permukaan Ro = 0. Meskipun curah hujan rendah, ETa + Ro 260 mm, karena Ro 0 mm pada Percobaan II, menyebabkan simpanan kadar air secara umum cenderung konstan selama pertumbuhan tanaman Gambar 6. Kadar air tanah pada perlakuan jarak tanam J1 berkisar antara 263 – 309 mm m -1 , sedangkan pada perlakuan J2 berkisar antara 243 – 341 mm m -1 . a b