Submodel Perkembangan Tanaman Submodel Pertumbuhan Tanaman Indeks Luas Daun LAI

Kerinci. Validasi secara grafik biomassa akar, batang, daun, dan umbi antara prediksi model dengan observasi di Galudra Granola, Kerinci Granola dan Atlantis ditunjukkan pada Gambar 25, 26, dan 27. a b Gambar 25. Perbandingan antara keluaran model dan observasi biomassa akar, batang, daun, dan umbi tanaman kentang di Galudra varietas Granola a, Perbandingan plot 1 : 1 b. a b Gambar 26. Perbandingan antara prediksi model dan observasi biomassa akar, batang, daun, dan umbi di Kerinci varietas Granola a, dan perbandingan plot 1 : 1 b. a b Gambar 27. Perbandingan antara prediksi model dan observasi biomassa akar, batang, daun, dan umbi di Kerinci varietas Atlantis a, dan perbandingan plot 1 : 1 b.

6.5.2.3. Submodel Neraca Air

Pengujian prediksi model pada peubah kadar air tanah dengan uji t berpasangan di Galudra dan Kerinci menunjukkan prediksi model tidak berbeda nyata dengan observasi Tabel 12. Demikian pula pada uji grafik, sebaran data hasil prediksi model dan observasi banyak menyebar pada garis 1 : 1, dengan nilai R 2 yang tinggi yaitu 0,88 Galudra dan 0,85 Kerinci. Validasi secara grafik kadar air tanah prediksi model dengan observasi di Galudra dan Kerinci ditunjukkan pada Gambar 28. a b Gambar 28. Perbandingan antara prediksi model dan observasi kadar air tanah di Galudra dan Kerinci a, dan perbandingan plot 1 : 1 b. Seperti pada submodel perkembangan dan pertumbuhan tanaman, model juga mampu memprediksi fluktuasi kadar air tanah harian selama pertumbuhan tanaman kentang sesuai pengukuran lapang di Galudra dan Kerinci.

6.6. Kesimpulan

1. Hasil pengujian dengan uji t berpasangan antara prediksi model dan observasi di Galudra dan Kerinci untuk varietas Granola menunjukkan perbedaan yang tidak nyata pada peubah umur tanaman, biomassa akar, batang, dan umbi, LAI serta kadar air tanah. Pengujian pada varietas Atlantis menunjukkan perbedaan yang tidak nyata P 0,05 hanya pada biomassa akar dan umbi serta kadar air tanah. Namun demikian, berdasarkan uji grafik hubungan antara prediksi model dengan pengukuran lapang menghasilkan koefisien determinasi R 2 yang lebih besar dari 0,80 untuk semua peubah yang diuji. 2. Berdasarkan validasi tersebut, model simulasi tanaman kentang dapat mensimulasi proses dari setiap periode fase perkembangan tanaman, produksi biomassa dari masing-masing organ tanaman berupa akar, batang, daun, dan umbi, serta LAI dan kadar air tanah sesuai dengan pengukuran lapang. Model simulasi yang disusun dapat diaplikasikan untuk memprediksi potensi produksi dan antisipasi dampak perubahan iklim terhadap produktivitas kentang pada sentra-sentra produksi kentang di Indonesia. 3. Model yang disusun tetap mempunyai keterbatasan antara lain tidak mensimulasi limpasan permukaan yang umumnya cukup tinggi pada pertanaman kentang. Model yang disusun juga berasumsi unsur hara tanah dalam keadaan cukup dan bukan merupakan faktor pembatas. Hama penyakit tanaman juga dianggap tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kentang yang dimodelkan. Walaupun dengan keterbatasan yang ada, model simulasi yang disusun dapat diaplikasikan untuk membantu perencanaan seperti antisipasi dampak perubahan iklim akibat kenaikan suhu udara atau perubahan curah hujan terhadap produksi kentang pada sentra-sentra produksi di Indonesia. VII. DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKTIVITAS KENTANG PADA SENTRA-SENTRA PRODUKSI DI INDONESIA 5 1 ABSTRAK Prediksi dampak perubahan iklim terhadap produktivitas kentang pada sentra- sentra produksi kentang di Indonesia Minahasa, Alahan Panjang, Pangalengan, Wonosobo, Pasuruan, dan Deli Serdang dilakukan menggunakan model simulasi tanaman kentang yang telah disusun dan divalidasi. Prediksi dilakukan menggunakan skenario peningkatan suhu udara dan penurunan curah hujan berdasarkan proyeksi perubahan iklim di Indonesia pada masa yang akan datang SRESA1. Skenario yang digunakan yaitu : 1 skenario I tahun 2020: suhu udara naik 1 °C dan curah hujan turun 5, 2 skenario II tahun 2050 : suhu naik 1,8 °C, curah hujan turun 10 dan, 3 skenario III tahun 2080: suhu naik 2,3 °C, curah hujan turun 15. Hasil simulasi menunjukkan peningkatan suhu udara sebesar 1,0 °C, 1,8 °C, dan 2,3 °C dibanding kondisi cuaca saat ini mengakibatkan jumlah hari dari masing-masing fase perkembangan tanaman kentang pada enam sentra produksi kentang semakin pendek, sehingga umur tanaman menjadi lebih singkat. Umur tanaman yang lebih singkat dan penurunan curah hujan sebesar 5, 10, dan 15 dapat menurunkan pertumbuhan dan hasil tanaman kentang. Prediksi penurunan hasil pada keenam sentra produksi kentang ini untuk skenario I, II dan III berkisar masing-masing 13 – 31, 25 – 47 dan 37 – 63. Pangalengan diprediksi akan mengalami penurunan hasil terbesar pada ketiga skenario perubahan iklim. Simulasi pengaruh waktu tanam terhadap umur dan hasil kentang pada sentra-sentra produksi kentang di Indonesia menunjukkan produktivitas maksimum dapat dicapai pada waktu tanam yang berbeda-beda. Prediksi model simulasi kentang varietas Atlantis vs Granola menunjukkan produktivitas yang diperoleh varietas Atlantis sebesar 25 ton ha -1 RUE = 1,79 g MJ -1 , sedangkan Granola sebesar 16 ton ha -1 RUE = 1,12 g MJ -1 Prediction of climate change impact on potato productivity from saveral production centers in Indonesia Minahasa, Alahan Panjang, Pangalengan, Wonosobo, Pasuruan, dan Deli Serdang was performed using a crop simulation model that had already been developed and validated. Prediction was done using scenarios of increasing temperature and decreasing rainfall based on climate change projection in Indonesia for the future SRES A1. The scenario was: 1 scenario I year of 2020: air temperature rises by 1 ° C and rainfall reduces by . Opsi adaptasi perubahan iklim berdasarkan hasil simulasi model untuk peningkatan hasil tanaman kentang pada sentra-sentra produksi dapat dilakukan melalui : penentuan waktu tanam yang tepat, memilih varietas kentang unggul yang memiliki nilai RUE tinggi, dan memilih varietas kentang yang lebih toleran terhadap suhu tinggi. Kata kunci: Kentang, perubahan iklim, suhu, curah hujan ABSTRACT 5 Paper telah dikirim pada Jurnal Tanah Tropika JTT Universitas Lampung. Judul : Prediksi Dampak perubahan Iklim terhadap Produktivitas Kentang pada Sentra-sentra Produksi di Indonesia. 2012. Salwati, Handoko, Las I, Hidayati R. 107