kering terbesar pada suatu tanaman akan dicapai pada saat nilai LAI optimum. Nilai LAI suatu tanaman erat hubungannya dengan berat kering tanaman.
2.7. Berat Kering Tanaman
Berat kering tanaman akan meningkat seiring dengan peningkatan nilai LAI, namun bila nilai LAI ini terus meningkat melewati nilai maksimum tanaman
maka akan terjadi penurunan berat kering tanaman. Hal ini disebabkan penurunan laju fotosintesis akibat daun yang saling menaungi Musawir 2005. Berat kering
berkorelasi dengan jumlah radiasi yang diintersepsi oleh tajuk tanaman. Harjadi 1984 menyebutkan bahwa energi yang diserap tanaman ditunjukkan dengan
biomassa, yang dinyatakan dalam berat kering tanaman. Oleh karena itu, besarnya radiasi yang diintersepsi tajuk tanaman berbanding lurus dengan penambahan
berat kering. Penambahan berat kering tanaman merupakan respon dari penyerapan energi radiasi matahari Kumar et al. 2008. Penerimaan radiasi pada
masing-masing daun dalam satu tajuk berbeda-beda sesuai dengan penutupan daun dalam tajuk pada ketinggian yang berbeda. Efisiensi penggunaan radiasi
surya akan menjadi faktor konversi jumlah radiasi surya menjadi biomassa.
2.8. Neraca Air
Pengertian dasar neraca air adalah keseimbangan antara air yang masuk pada suatu kolom air dalam tanah dengan air yang keluar ditambah dengan total
air yang tertahan di dalam tanah. Menurut Sosrodarsono danTakeda 1978 neraca air water balance merupakan penjelasan mengenai hubungan antara aliran
masuk inflow dan aliran keluar outflow dari proses sirkulasi air untuk suatu periode tertentu di suatu daerah. Thornhtwaite dan Mather 1957 membuat
persamaan neraca air yang sederhana menggunakan input hanya dari curah hujan saja. Pada metode ini semua aliran air masuk dan keluar serta nilai kapasitas
cadangan air tanah pada lokasi dengan kondisi tanaman tertentu digunakan untuk mendapatkan besarnya kadar air tanah, kehilangan air, surplus, dan defisit.
Menurut Nasir 2002 berdasarkan cakupan ruang dan manfaat untuk perencanaan pertanian, disusun neraca air agroklimat dengan tiga model analisis
sebagai berikut :
1. Neraca air umum, untuk mengetahui kondisi agroklimatik terutama air secara umum.
2. Neraca air lahan, untuk mengetahui kondisi agroklimatik terutama dinamika kadar air tanah untuk perencanaan pola tanam secara umum.
3. Neraca air tanaman, untuk mengetahui kondisi agroklimatik terutama dinamika kadar air tanah dan penggunaan air tanaman untuk perencanaan
tanaman tiap kultivar. Menurut Hillel 1971 neraca air lahan dapat diartikan sebagai masukan
input air, keluaran output air dan perubahan simpanan air yang terdapat di dalam tanah pada suatu lingkungan tertentu selama periode waktu tertentu. Nasir
2002 mengemukakan bahwa analisis neraca air lahan memerlukan input data curah hujan CH, evapotranspirasi potensial ETp, kandungan air tanah pada
kapasitas lapang KL, dan kandungan air pada titik layu permanen TLP. Analisis neraca air lahan berguna terutama untuk penggunaan dalam
pertanian secara umum. Nasir 2002 mengatakan secara umum manfaat neraca air lahan untuk :
1. Mengetahui kondisi agroklimat terutama dari segi kondisi air 2. Mengetahui periode musim kemarau dan musim hujan berdasarkan
keseimbangan antara hujan dan ETp. 3. Memilih jenis tanaman dan mengatur jadwal tanam dan panen serta mengatur
kombinasi tanaman tumpang sari. 4. Mengatur pemberian air irigasi baik jumlah maupun waktu sesuai dengan
keperluan. Informasi terpenting dari neraca air lahan adalah untuk mengetahui dinamika perubahan kadar air tanah sehingga berguna untuk
menyusun strategi pengelolaan usahatani. Perhitungan neraca air lahan merupakan salah satu informasi penting untuk
menentukan langkah kegiatan usaha tani dari hari ke hari. Hal ini disebabkan karena tingkat ketersediaan air mampu mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
tanaman. Jika tanaman mengalami cekaman air, maka pertumbuhan dan produksi akan turun. Penurunan ini akan semakin bertambah jika kejadian iklim dan cuaca
yang mengganggu terjadi pada fase pertumbuhan tanaman yang peka terhadap