Tempat dan Waktu Percobaan

3.3.5. Pengukuran Kadar Air Tanah dan Kalibrasi Alat

Pengukuran kadar air tanah dilakukan menggunakan prinsip hambatan listrik. Alat dipasang pada kedalaman 10 cm, 20 cm, 40 cm, 60 cm, 80 cm dan 100 cm, ditempatkan pada setiap kombinasi perlakuan. Sebelum alat digunakan, dilakukan kalibrasi pada masing-masing kedalaman dan perlakuan. Contoh tanah diambil dari masing-masing kedalaman sekitar 1 kg kemudian dikeringkan dan dioven selama 24 jam pada suhu 105 o Wd = Wg,s,d – Wg,s 1 C. Tanah kering oven dari masing-masing contoh kemudian dihaluskan dan diayak sehingga diameter partikel tidak lebih dari 1 mm. Hasil ayakan yang sudah ditimbang dimasukkan pada masing-masing gelas plastik yang telah diisi sensor, diberi tanda kedalaman dan perlakuan. Tiap gelas diberi lubang kecil-kecil pada dasarnya untuk drainase air. Tanah tersebut kemudian dimasukkan hingga volume tertentu V dan ditimbang, sehingga diperoleh berat kering tanah sebagai berikut : Wd = berat kering tanah g Wg,s,d = berat gelas, sensor dan berat kering tanah g Wg,s = berat gelas dan sensor g Masing-masing gelas plastik yang sudah berisi tanah diberi air secara perlahan dan bertahap hingga terjadi drainase serta tanah menjadi jenuh. Setelah tiga hari dilakukan pengukuran pertama, yang dilanjutkan setiap hari hingga tanah menjadi kering. Pengukuran dilakukan terhadap berat masing-masing gelas gram dan tahanan, R ohm yang terbaca pada AVO meter. Kadar air selanjutnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: θw = 100 Wg,s,w – Wg,s,d Wd 2 θw = kadar air tanah secara gravimetri w Wg,s,w = berat gelas, sensor dan tanah basah g Wg,s,d = berat gelas, sensor dan berat kering tanah g Wd = berat kering tanah g Setelah volume tanah V didapatkan dari masing-masing contoh tanah yang dikalibrasi maka nilai tahanan tersebut dapat dikonversi langsung menjadi kadar air secara volumetri θv. θv = θw . Wd V 3 θv = kadar air tanah secara volumetri v θw = kadar air tanah secara gravimetri w Wd = berat kering tanah g V = volume tanah cm 3 Data hasil pengukuran kadar air tanah θv dan hambatan listrik R selanjutnya diplotkan dan kurva kalibrasi dapat diturunkan menggunakan persamaan yang didapat.

3.3.6. Neraca Air

Perhitungan neraca air didasarkan pada masukan input dan keluaran output air pada lahan tanaman kentang tiap perlakuan. θt = θt-1 + Pt - ETat + Rot 4 sehingga, ETat + Rot = θt-1 - θt + Pt 5 ETat : evapotranspirasi aktual minggu ke t mm Rot : limpasan permukaan minggu ke t mm θt : kadar air tanah minggu ke t mm θt-1 : kadar air tanah minggu ke t-1 mm Pt : curah hujan minggu ke t mm

3.4. Hasil dan Pembahasan

3.4.1. Kalibrasi Alat Ukur Kadar Air Tanah

Kadar air tanah di lapang diukur dengan menggunakan prinsip hambatan listrik, selanjutnya dengan melakukan kalibrasi di Laboratorium dibuat hubungan antara kadar air tanah volume dengan hambatan listrik k Ω pada setiap percobaan. Hubungan tersebut ditunjukkan pada Tabel 3. Hubungan antara tahanan listrik k Ω dengan kadar air tanah volume dari berbagai perlakuan dan kedalaman tanah pada semua percobaan Tabel 3 menunjukkan bahwa alat ukur mampu mengukur kisaran kadar air tanah yang lebar dari basah hingga kering dengan koefisien determinasi yang sangat tinggi R 2 ≥ 0,89. Contoh hubungan antara hambatan listrik dengan kadar air tanah di tiga kedalaman Percobaan I, II, dan III juga dapat ditunjukkan oleh Gambar 3.