besar dibandingkan  dengan varietas Granola menunjukkan bahwa meskipun varietas Atlantis mengintersepsi radiasi surya lebih  kecil, namun biomassa yang
dihasilkan lebih besar.  Nilai-nilai RUE yang didapatkan pada percobaan II dan III ini  mendekati nilai RUE  hasil penelitian sebelumnya, seperti yang ditunjukkan
pada Tabel 10.
5.5.   Kesimpulan
1.  Percobaan  II menghasilkan rata-rata nilai indeks luas daun LAI pada jarak tanam rapat 20 cm x 20 cm lebih tinggi dari jarak tanam renggang 20 cm x
30 cm yaitu masing-masing 1,54 dan 0,90; dan  Percobaan III  juga menghasilkan LAI pada jarak tanam rapat 20 cm x 20 cm lebih tinggi dari
jarak tanam renggang 20  cm  x  40 cm yaitu 1,87 dan 1,25. Radiasi yang jatuh di atas tajuk dengan jarak
tanam  rapat  lebih  sedikit  ditransmisikan ke bawah tajuk tanaman kentang.
2. Perbedaan morfologi tanaman pada varietas Granola dan Atlantis  yang
diwakili koefisien pemadaman k
Granola
=  0,318, k
Atlantis
=  0,176 menentukan jumlah radiasi surya  yang  diintersepsi tajuk tanaman.  Pada kondisi yang
sama, radiasi surya yang diintersepsi oleh kentang varietas Granola G2 sebesar 324,1 MJ m
-2
lebih besar dibandingkan varietas Atlantis G4 sebesar 305,6  MJ m
-2
3.  Kentang varietas Granola G1  pada  Percobaan  II  mendapatkan  RUE  untuk biomassa di atas tanah AGB sebesar 0,63 g MJ
.
-1
, sedangkan untuk biomassa total  sebesar  1,37  g  MJ
-1
.  Nilai  RUE  pada  Percobaan  III  kentang varietas Granola  G2  untuk  AGB  sebesar 0,45  g  MJ
-1
dan  untuk  biomassa total sebesar 1,12 g MJ
-1
, sedangkan pada varietas Atlantis G4 RUE untuk AGB sebesar  0,72  g  MJ
-1
dan  untuk  biomassa total sebesar  1,79  g  MJ
-1
.  Dengan demikian, tanaman kentang varietas Granola G1 memiliki RUE yang lebih
tinggi  dibandingkan  varietas  yang  sama tetapi generasi berikutnya G2. Namun demikian, varetas  Atlantis  memiliki  RUE  lebih tinggi  dibandingkan
varietas Granola baik G2 maupun G1.
VI.  MODEL SIMULASI PERKEMBANGAN, PERTUMBUHAN DAN NERACA AIR TANAMAN KENTANG PADA DATARAN TINGGI
DI INDONESIA
4  1
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model simulasi perkembangan, pertumbuhan, dan neraca air tanaman kentang guna memprediksi dampak
perubahan iklim terhadap produktivitas kentang pada sentra-sentra produksi kentang di Indonesia. Model simulasi tanaman kentang yang disusun menjelaskan
mekanisme proses perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi selama siklus pertumbuhan tanaman sebagai respon terhadap fluktuasi unsur-unsur cuacaiklim.
Penelitian lapang pada tiga lokasi di Pacet dan Galudra di Provinsi Jawa Barat, serta di Kerinci, Provinsi Jambi dilakukan untuk menunjang penyusunan model
tersebut; yaitu untuk kalibrasi model Pacet  dan validasi model Galudra dan Kerinci.  Hasil pengujian dengan uji t berpasangan antara prediksi model dengan
observasi di Galudra dan Kerinci untuk varietas Granola menunjukkan perbedaan yang tidak nyata P    0,05 pada peubah umur tanaman, biomassa akar, batang,
dan umbi, LAI serta kadar air tanah. Pengujian pada varietas Atlantis menunjukkan perbedaan yang tidak nyata P  0,05 pada biomassa akar dan umbi
serta kadar air tanah.  Namun demikian, berdasarkan uji grafik hubungan antara prediksi model dengan pengukuran lapang menghasilkan koefisien determinasi
R
2
This research aims to construct a  simulation model of development, growth and waterbalance of potato crop. Reasearch also predicts  climate change
impact on potato productivity in several potato production center in Indonesia. The crop model being constructed explains process mechanism of development
and growth during crop life cycle as a response to fluctuation of weatherclimatic variables.  Three field experiments were conducted at three locations at Pacet and
Galudra in West Java Province, and at Kerinci in Jambi Province, to support the model development; for model calibration Pacet and model validation Galudra
and Kerinci.  Paired t-test between model predictions of  Granola variety with observations showed that there were not significant differences P  0,05 on all
variables tested, except leaf biomass.  In Atlantic variety, there were not significant differences P   0,05  on root, tuber biomass and soil water content.
Based on graphical  test  of  relationship between model predictions and  field measurements showed coefficient of determination were R
yang lebih besar dari 0,80 untuk semua peubah yang diuji.  Berdasarkan validasi model tersebut, model simulasi tanaman kentang mampu menduga umur
tanaman, produksi biomassa dari masing-masing organ tanaman berupa akar, batang, daun, dan umbi, serta LAI dan kadar air tanah sesuai dengan pengukuran
lapang.
Kata Kunci : Model, simulasi, pertumbuhan, perkembangan, neraca air, kentang
ABSTRACT
2
4
Paper telah diterima pada Jurnal Tanah Tropika JTT Universitas Lampung. Model simulasi Perkembangan, Pertumbuhan, dan Neraca Air Tanaman Kentang pada Dataran Tinggi di
Indonesia.  2012.  Salwati, Handoko, Las I, Hidayati R.
greater than 0,80 for all variables.  Generally,  results on validation suggested  that model predictions
79
were not significantly different with field measurements at Galudra Granola variety  and Kerinci Atlantis and Granola  variety  for variable of plant ages,
biomass of root, stem, leaf and tuber, leaf area index, and soil water content.
Key words:  Growth, model, potato, simulation, water balance.
6.1.  Pendahuluan
Produktivitas kentang Indonesia yang rata-rata 15 ton ha
-1
masih rendah, apabila  dibandingkan dengan rata-rata  negara penghasil kentang  yaitu 45 ton
ha
-1
Gustianty  2008. Potensi kentang menurut hasil penelitian mencapai 35 ton ha
-1
Nurtika  2007,  sehingga terjadi senjang gap  produktivitas yang masih jauh yaitu 20 ton ha
-1
Perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global diperkirakan akan membawa dampak yang signifikan terhadap produksi kentang nasional
karena tanaman kentang hanya berproduksi tinggi pada daerah bersuhu rendah dan sangat sensitif terhadap perubahan suhu.   Antisipasi dampak perubahan
iklim khususnya peningkatan suhu udara dan penurunan curah hujan terhadap produksi kentang nasional memerlukan informasi tentang hubungan antara
perubahan unsur-unsur cuacaiklim tersebut dengan senjang  produktivitas kentang di Indonesia.
57,1.    Fluktuasi unsur-unsur cuaca merupakan salah satu penyebab senjang produktivitas kentang sekarang ini.
Model simulasi tanaman yang mampu menjelaskan pengaruh unsur- unsur cuaca terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kentang di
Indonesia akan bermanfaat untuk melakukan prediksi dampak perubahan iklim terhadap penurunan produktivitas kentang di berbagai wilayah Indonesia.  IPCC
2007 memperkirakan kenaikan suhu di Indonesia sekitar 2 – 3
o
C pada tahun 2050.  Jika hal ini terjadi maka peningkatan suhu tersebut analog dengan
penurunan ketinggian lahan kentang sekitar 300  –  500 m. Hal ini akan berdampak luas,  karena saat ini produksi kentang di Indonesia diusahakan di
atas 800 m  dpl  Sutapradja 2008, sehingga jika kenaikan suhu tersebut akan terjadi maka untuk mempertahankan produksi kentang saat ini lahan kentang
akan bergeser pada ketinggian di atas 1.100 m atau bahkan di atas 1.300 m. Akibatnya, luas lahan kentang akan semakin sempit sehingga secara langsung
akan menurunkan luas panen dan produksi kentang nasional jika tidak diimbangi oleh peningkatan hasil per satuan luas lahan.
Proses yang terjadi pada perkembangan dan pertumbuhan  tanaman sangatlah kompleks menyangkut  hubungan antara tanah, tanaman, dan  iklim.
Pemahaman proses yang kompleks tersebut dapat disederhanakan melalui model simulasi tanaman berdasarkan informasi  tanah, tanaman dan iklim. Hubungan
antara iklim dengan tanaman menempati porsi yang cukup banyak dalam model pertumbuhan tanaman, jika dibandingkan dengan faktor tanah lahan.  Hal ini
disebabkan unsur iklim  selalu berubah secara diurnal maupun musiman, serta dapat menyebabkan fluktuasi produksi tanaman dari musim ke musim.
Perubahan unsur iklim dan hubungannya dengan perkembangan, pertumbuhan, dan hasil tanaman semakin  diketahui dan digunakan secara luas
setelah didukung oleh perkembangan  teknologi di bidang komputer. Perkembangan teknologi komputer dan kompleksnya proses perkembangan dan
pertumbuhan tanaman di lapang, mendorong pelaksanaan penelitian lapang ini ke pengunaan model simulasi  tanaman.
Model  simulasi tanaman adalah suatu penyederhanaan dari sistem pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang
kompleks. Model simulasi tanaman kentang yang disusun diharapkan dapat mendekati kenyataan tentang perkembangan, pertumbuhan dan hasil tanaman di
lapang, sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu perencanaan pertanian.
Model simulasi tanaman yang dirancang tetap mempunyai keterbatasan dan merupakan distorsi dari sistem yang sebenarnya. Model harus digunakan
secara teliti, cermat dan seksama dengan data yang selengkap mungkin. Namun demikian karena berbagai keuntungan dan manfaat, penggunaan model sebagai
analisis kuantitatif untuk berbagai penelitian dan pemecahan masalah sampai saat Model  simulasi tanaman yang disusun dikembangkan menggunakan
pendekatan  mekanisme proses mekanistik,  yang menghubungkan proses fisiologis dan morfologis tanaman sebagai respon terhadap lingkungan  fisik
tanaman terutama kondisi iklim. Melalui pemanfaatan data iklim, tanah  dan tanaman dari hasil penelitian lapang yang mekanisme prosesnya dapat dijelaskan
dalam  model simulasi tanaman, maka  perkembangan, pertumbuhan dan hasil tanaman di suatu wilayah dan waktu tertentu dapat diprediksi.