Atrofi Otot Hernia Abdominal Kelelahan Otot Tetanus Distrofi Otot

26 Mari BIAS 2 Efek kerja otot antagonis dapat dibedakan sebagai berikut. 1 Fleksor membengkokkan dan ekstensor meluruskan, misalnya terjadi pada otot bisep dan trisep, seperti contoh di atas. 2 Abduktor menjauhkan badan dan adductor mendekati badan, misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna. 3 Depresor ke bawah dan elevator ke atas, misalnya gerak kepala merunduk dan menengadah. 4 Supinator menengadah dan pronator menelungkup, misalnya gerak telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.

b. Otot Sinergis

Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja pada satu sendi dan saling membantu sehingga memberikan gerakan searah. Misalnya otot pronator yang bekerja secara sinergis pada saat kita menggerakkan telapak tangan menelungkup dan menengadah. Contoh lainnya adalah otot bisep lengan atas dan otot pengangkat lengan atas yang menyebabkan gerakan membengkokkan lengan bawah.

3. Kelainan dan Penyakit pada Otot

Kelainan yang terjadi pada otot dapat mengganggu sistem ge- rak pada manusia. Kelainan dan penyakit pada otot, antara lain sebagai berikut.

a. Atrofi Otot

Atrofi otot merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan berkontraksi. Atrofi dapat disebabkan oleh penyakit poliomielitis. Poliomielitis merusakkan saraf yang mengoordinasi otot. Jaringan otot yang mengalami atrofi akan mengalami pengurangan ukuran sampai dengan 25 dari ukuran semula. Atrofi dapat pula terjadi karena keadaan sakit tertentu se- hingga seseorang harus istirahat di tempat tidur dalam waktu yang lama. Atrofi otot dapat diperkecil dengan cara memberikan stimulasi listrik, pemijatan, atau dengan latihan-latihan khusus. trisep sedang berkontraksi fleksor belli bisep sedang berelaksasi bisep sedang berkon- traksi fleksor belli tendon tempat insersio tulang pengumpil tulang hasta fleksi ekstensi Sumber: Biologi, 1991 Gambar 2.16 Mekanisme antagonistik bisep lengan otot pro- nator otot supi- nator otot pro- nator Di unduh dari : Bukupaket.com Sistem Gerak pada Manusia 27 b. Hipertrofi Otot Hipertrofi otot merupakan kebalikan atrofi, yaitu otot menjadi besar dan menjadi lebih kuat. Hal itu terjadi karena aktivitas otot yang berlebih misalnya karena bekerja atau latihan olahraga.

c. Hernia Abdominal

Hernia abdominal terjadi apabila dinding otot abdominal bagian perut sobek pada bagian yang lemah. Akibatnya, usus menjadi melorot ke bawah masuk ke dalam rongga perut.

d. Kelelahan Otot

Kelelahan otot terjadi karena otot terus-menerus melakukan aktivitas. Pada puncaknya terjadi kram atau kekejangan, yaitu otot tidak mampu lagi berkontraksi dan menimbulkan kesakitan. e . Kaku Leher Stiff Stiff terjadi karena peradangan otot trapesius leher. Kaku leher sloff terjadi karena kesalahan gerak, sehingga leher menjadi sakit dan terasa kaku, jika digerakkan.

f. Tetanus

Tetanus merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang. Tetanus terjadi karena toksin bakteri tetanus Clostridium tetani yang berbentuk basil masuk ke dalam luka.

g. Distrofi Otot

Distrofi otot merupakan penyakit kronis pada otot sejak anak- anak. Distrofi otot diduga merupakan penyakit genetis bawaan.

h. Miestenia Gravis