Zat Pemanis Zat Pengawet

148 Mari BIAS 2 b. warna kuning kuning FCF dan tartrazin, digunakan untuk es krim, dan jeli. c . warna coklat coklat HT, digunakan untuk minuman ringan, makanan cair. d. warna biru biru berlian, digunakan untuk es krim, jeli, dan kapri kalengan. e. warna merah eritrosin dan amaranth, digunakan untuk es krim, jeli, saus apel, udang kalengan, dan buah pir kalengan. Penggunaan pewarna sintetis harus diatur untuk menjaga kesehatan konsumen serta untuk menghindari timbulnya penyalah- gunaan karena ketidaktahuan atau disengaja untuk menekan biaya produksi. Kadang-kadang terjadi kasus kesalahan pemakaian zat pewarna, misalnya produk makanan diolah menggunakan pewarna tekstil. Hal ini sangat berbahaya karena pewarna tekstil dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia.

B. Zat Pemanis

Gula, baik yang terbuat dari tebu maupun enau, kelapa, atau bit diuraikan oleh zat dalam tubuh manusia menjadi glukosa. Glukosa ini dibakar oleh oksigen menjadi gas CO 2 dan H 2 O disertai dengan energi atau kalor. Jadi, gula selain manis rasanya juga dibutuhkan oleh manusia. Ada zat pemanis yang tidak menghasilkan kalor, misalnya sakarin, garam-garam siklamat, dulsin, dan sorbitol aspartam. Garam-garam siklamat mempunyai kemanisan 30-50 kali manis gula, dulsin mempunyai kemanisan 250 kali manis gula, sedangkan sakarin mempunyai kemanisan 500-800 kali manis gula. Di Indo- nesia pemanis bukan gula yang boleh digunakan yaitu sakarin, ga- ram-garam siklamat, dan sorbitol. Dulsin dilarang digunakan sebagai bahan aditif makanan. Di Amerika AS dan Jepang, garam-garam siklamat natrium, kalsium, atau magnesium siklamat dilarang penggunaannya karena bersifat karsinogen penyebab kanker. Sakarin dan garam-garam siklamat digunakan untuk pemanis permen karet, permen, es krim, es lilin, minuman ringan, dan minuman yoghurt, dan saus. Sorbitol digunakan untuk pemanis kismis, dan jeli. Zat pemanis bukan gula sangat menolong orang-orang yang mengidap penyakit gula diabetes. Penggunaan pemanis bukan gula secara berlebihan dapat menyebabkan tumbuhnya tumor kanker dalam kandung kemih.

C. Zat Pengawet

Zat pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, atau penguraian terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Zat warna celup tidak boleh digunakan dalam makanan. Lebih aman menggunakan pewarna alami daripada pewarna sintetis. Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan, 2003 S Gambar 11.2 Pemanis gula termasuk zat pemanis alami Untuk Diingat Bagaimanapun, lebih aman menggunakan pemanis alami daripada pemanis sintetis. Di unduh dari : Bukupaket.com Zat Aditif dalam Makanan 149 Contoh: 1 garam dapur NaCl digunakan untuk mengawetkan ikan, daging, dan telur. 2 gula C 12 H 22 O 11 digunakan untuk mengawetkan buah-buahan dibuat manisan. 3 asam benzoat C 6 H 5 COOH, natrium benzoat C 6 H 5 COONa, kalium benzoat C 6 H 5 COOK digunakan untuk mengawetkan kecap, acar mentimun dalam botol, saus, dan minuman ringan. Untuk makanan berlemak atau berminyak dapat ditambahkan antioksidan. Makanan berlemak atau berminyak dapat mengalami ketengikan yang lebih dikenal oksidasi. Adanya antioksidan itu menyebabkan bahan kimia yang sangat mudah bereaksi radikal bebas menjadi kurang reaktif. Antioksidan alami antara lain vitamin C dan vitamin E. Adapun antioksidan sintetis antara lain BHA butylated hidroksyanisole dan BHT butylated hidroksytoluene.

D. Zat Cita Rasa Penyedap Makanan